#12 Kebenaran (1)

Start from the beginning
                                    

"Apa-apaan kamu Rey? Aku tahu kau menyukaiku tapi kau tak perlu sejauh ini!" Ucap Kialla lalu menatap Rey dengan wajah kecewa.

"Maaf Jessie, ini bukan mauku. Tapi seorang gadis yang kutemui tadi memintaku untuk mnghentikan pertunanganmu" Rey yang mencoba menjelaskan kepada Kialla agar ia tak salah faham.

"Apaaa...??"

"Ya dia bilang padaku bahwa namanya Kialla, sekarang ia dibawa oleh temannya mungkin kerumah sakit sebab ketika ia akan kesini tiba-tiba pingsan"

Kialla yang mendengar penjelasan Rey spontan berlari meninggalkan acara pertunangannya yang belum selesai itu lalu bergegas kerumah sakit dengan gaun yang masih menempel ditubuhnya tersebut untuk mencari Jessie dan diikuti Rey dibelakangnya. Ia sangat khawatir dengan keadaan Jessie yang sedang berada ditubuhnya itu tanpa memperdulikan pertunangannya dengan Mike.

Jessie terbangun dari pingsan nya. Ia sadar sekarang ia berada dirumah sakit. Ketika ia hendak beranjak dari tidurnya, ia melihat dokter yang masuk lalu menghampirinya dan menjelaskan penyakit apa yang sebenarnya ia derita. Setelah mendengar penjelasan dari dokter, ia masih merasa tak percaya dengan penyakit yang sekarang dideritanya.

Iapun duduk diruang tunggu setelah mendapat resep dari dokter. Dengan tatapan kosong dan rasa tak percaya ia terus memikirkan perkataan dokter tentang penyakitnya itu.
Joi pun datang menyadarkan nya dari lamunan.

"Kau darimana saja ?!" Tanyanya kepada Joi dengan mengerutkan kedua alisnya.

Joi tersenyum.

"Aku habis mencari makanan diluar, ini aku juga membelikanmu makanan" dengan menunjukan bungkusan yang ia pegang.
Ia pun duduk disamping Jessie lalu mengelus pelan kepala Jessie dan tersenyum kepadanya.
Jessie menatapnya dengan perasaan hati yang berdebar ketika Joi mengelus rambutnya itu.

"Bagaimana kata dokter dengan keadaanmu?"

"O.oh itu tidak ada masalah hanya saja aku kelelahan" jawabnya yang mencoba merahasiakan penyakitnya dari Joi.

"Oh syukurlah, kalau begitu ayo kita pulang" ucap Joi lalu tersenyum.

Dilain sisi Kialla yang sudah tiba dirumah sakit bergegas mencari Jessie. Dengan perasaan khawatir,ia pun mencoba bertanya kepada salah satu suster yang sedang berjaga dirumah sakit itu tentang pasien bernama Kialla. Namun suster itu mengatakan bahwa pasien tersebut sudah pergi sejak tadi.

Kialla pun dengan tubuh yang lemas itu duduk di kursi tunggu dirumah sakit tersebut.
Sedangkan Rey yang sedari tadi mengejarnya dari belakang mengatur kembali napas nya lalu menghampiri Kialla dan ikut duduk disampingnya.

"Siapa gadis itu hingga kau sangat mencemaskannya ?" Tanya Rey.

"Dia temanku" jawabnya singkat.

"Apa saja yang ia katakan padamu? Kenapa ia memintaku menghentikan pertunanganku?" Tanya nya yang penasaran .

"Dia berkata padaku bahwa kau hanya dijadikan alat untuk menghancurkan perusahaan ayahmu" kata Rey yang mencoba menjelaskan padanya.

"A-apa? Bagaimana mungkin?"

Rey hanya menggelengkan kepalanya.
"Hanya itu yang ia katakan padaku, lalu ia bergegas menemuimu tadi dengan wajah yang sangat ketakutan. Dan aku bingung kenapa ia bisa mengetahui sesuatu yang bahkan kau sendiri tidak tahu"

Kialla hanya diam lalu menghelakan napas dan pergi meninggalkan Rey.
Rey masih tampak kebingungan dengan apa yang terjadi begitupun Kialla.
Kialla pun kembali ke gedung itu, ia melihat semua orang sudah tak ada lagi disana. Dengan perasaan takut ia memberanikan diri untuk pulang.
Sesampai nya didepan rumah ia mencoba masuk, seketika itu satu tamparan keras mendarat tepat dipipi kiri nya.

"Dasar anak tak tahu diuntung ! Beginikah balasan kamu kepada ayah ibumu.? Puas kah kau telah mempermalukan kami didepan orang banyak ! Lalu pergi dengan pria lain didepan tunangannya sendiri, dasar gadis jalang !!"

Kata-kata ibunya benar-benar menusuk sampai kejantung. Ia tak percaya jika ibunya akan berkata seperti itu padanya. Ia hanya menatap menyesal kearah ibunya lalu melihat ayahnya yang hanya duduk dengan tatapan marah kepadanya.

"Apa kau tahu aku rela menghabiskan seluruh hidupku hanya untuk membesarkanmu sejak usiamu enam tahun dan mengabaikan putriku sendiri ! Dimana letak rasa terima kasihmu itu hah !!" Teriakan wanita itu sontak membuat nya kaget.

Bagaikan petir disiang hari yang menyambarnya. Kata-kata yang tak pernah ingin ia dengar itu keluar spontan dari mulut wanita itu yang ternyata ibu tiri nya.

Kenyataan yang membuat ia tak pernah percaya dengan apa yang telah terjadi saat ini,tentang kebenaran satu persatu yang mulai terkuak.

Lalu siapa putrinya yang ia abaikan selama ini?? Masih tanda tanya tentang siapa gadis yang dimaksud wanita itu.

Kialla pun pergi keluar rumah dan berlalu begitu saja tanpa menghiraukan ayah dan wanita yang ternyata ibu tirinya Jessie itu.

Ditengah jalan tanpa tujuan Kialla menangis sejadinya hingga membuat dadanya terasa sesak. Ia tersungkur ke tanah dengan gaun putih yang masih menempel ditubuhnya itu. Ia tak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi masalah yang menimpanya saat ini.

Magic Diary : Who I am ?Where stories live. Discover now