45. Someone in the dark (End season 1)

Start from the beginning
                                    

Ini benar-benar membuatku sakit, ibu dan ayah mencarikan ku dokter terbaik diseluruh negri, mereka bilang aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi...

"Tunggu, apa ini?"

Lucian menatap Annika yang tertidur pulas diranjangmya sambil mendengkur kecil.

'dia tidak pernah bilang pernah sakit sebelumnya...'

Lucian kembali membalikkan halaman dan semuanya telah kososng, menutup buku itu dengan perasaan ragu, ia menghela nafas panjang. Pukul satu malam, belum terjadi apa-apa.

"Tidak seharusnya aku membuka ini..."

Lucian tidak pernah mengetahuinya, dia tidak akan pernah tahu bahwa Annika yang ia kenal, bukan Annika yang sama yang pernah ia bunuh dulu, Annika itu sudah lama mati.

Dalam rasa sakit dan rasa takut nya, sendirian.

Lucian meletakkan buku itu kembali dimeja dan menoleh lagi kearah kamar dan....

***

"Ketika upacara telah selesai, tunggu dan biarkan semua orang lelap dalam mimpi mereka, baru lakukan saja tugasmu."

Jeremy menatap rembulan malam diantara gelapnya awan yang menutupi para bintang yang berpendar dimalam hari.

Hawa sejuk menemani nya yang duduk dibalkon dengan sebotol wine dan cangkir emas ditangannya.

"Hhhhh..."

Sesuatu tengah ia pikirkan, pikirannya berkecamuk,meski begitu tidak akan ada yang menyadarinya karena ekspresi dingin yang ia pasang pada wajah nya.

Mata hijau pekat nya berpendar karena pantulan cahaya lilin yang menjadi penerangan didepan buku sketsa ditangannya.

Buku dengan halaman tebal yang berisikan gambaran arsir acak wanita.

"Annika...."

Pertama kali ia melihat gadis bermata ungu itu, ketika musim penghujan sebelum berangkatnya ia ke Academy. Itu Sudah lama, tapi cukup membekas dalam benaknya saat itu.

Ditengah dinginnya air hujan itu mereka bertemu.

Seorang anak laki-laki beranjak remaja yang akan segera memasuki academy tengah berusia 11 tahun waktu itu, dan seorang gadis cilik dengan boneka kelinci putih berusia enam tahun yang sangat lucu.

Terjebak bersama dalam derasnya hujan dibawah sebuah pohon besar dekat istana.

"Hiks, ibu,aku ingin pulang..."

Gadis cilik yang menangis sambil memeluk boneka nya erat dan sesekali meraung-raung keras dengan tidak sabaran terhadap hujan yang tak kunjung berhenti sampai senja memanjat malam.

Jeremy menutup matanya perlahan kala mengingat kenangan itu, sambil meletakkan tangannya pada bayangan halusinasi seorang gadis yang menjadi wanita cantik bermata ungu yang kini ada dalam pelukannya.

'aku menginginkan nya...'

Namun disisi lain.

'aku juga membencinya...'

Alasan lain kenapa dan bagaimana keluarganya bisa kehilangan kedudukan seperti kemarin tidak lain dan tidak bukan adalah karena Annika sendiri.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now