05. Ragu Semesta

31 8 2
                                    

Selamat membaca darpati bagian 05.

Jangan lupa klik vote+tinggalkan coment mendukung.

Kamu layaknya bunglon yang pandai berkamuflase, terlalu pandai beradaptasi bahkan di situasi yang tak pasti

Play mulmed - Before you go





Kamu sudah baikan Ann?" Ci Lisa menghampiri Ann yang sedang duduk di kursi kerjanya.

"Alhamdulillah lebih baik ci."

"Kamu berarti sudah ambil off 3 kali ya, artinya 3 minggu kedepan kamu gak ambil off biar gaji kamu utuh." Pernyataan Ci Lisa membuat Ann sedikit tersentak.

"Aku usahakan Ci, semoga ngga drop." Ann menjawab selogis mungkin.

"Kalau pusing atau ngerasa kurang ok bilang aja, nanti aku carikan obat." Ann mengiyakan saja perkataan Ci Lisa.

Ann menelungkupkan kepalanya, mengecangkan volume earphonenya. Sebenarnya ia masih sedikit demam namun kalau dimanjakan bermalas di rumah akan pulih lebih lama. Ia melirik ponselnya, 15 menit rasanya cukup untuk memejamkan mata.

"Kalo belom fit ngga usah maksain berangkat Ann," nasehat Danu lembut sembari sesekali melirik ke jaket yang dibawa Ann

"Kalo nurutin rebahan mulu ngga bakal cepet sembuh Dan," elak Ann.

Sembilu yang dulu biarlah berlalu bekerja bersama hati ... kita ini insan bukan seekor sapi.

Senandung Danu dari atas motor--lebih ke arah sindiran untuk Ann yang ngeyel dinasehati. Ann tak mengacuhkan sindiran Danu memilih memperhatikan lenggangnya jalan di pagi hari.

Sesampainya di kantor tak sengaja mereka berbarengan dengan kehadiran Edwin dan Rado. Ann berinisiatif mendekat mengembalikan jaket milik Rado. Edwin nampak tak sungkan menanyakan kondisi Ann sama dengan Rado meski ia terkesan lebih cuek.

"Do kalo mau nikung jangan terang-terangan lah di depan Darpati." Edwin menaik turunkan alisnya.

Ann memandangi ekspresi Danu yang terlihat sangat tenang dan seperti tak terpancing sindiran Edwin. Ann memilih memasuki kantor disusul Danu dibelakang.

"Enak mana Ann dibonceng gue apa Rado?"

*******

"Singkat aja, gue cuma mau bilang ke kalian. Kalo mau ambil tindakan jangan seenaknya, jangan kayak anak kecil, dunia kerja gak bisa lo samain sama masa sma lo. Gue juga udah mengusahakan ke bos biar gaji lo pada cepet turun dan Koh Edo tadi bilang gue hari ini turun." Pernyataan Bang Gerald itu mengundang berbagai reaksi khususnya karyawan pria.

"Kalian juga harusnya intropeksi diri kenapa bisa sampe gaji kalian pending seminggu, jangan cuma nuntut hak tapi ga ngasih effort yang bagus buat nih kantor. Bukan kalian doang yang pengen dipenuhi haknya, jadi gue pesen kurang-kurangin jadi provokator. Gue gak nuduh salah satu dari kalian tapi lo logika aja, lo pada bolos di hari yang sama kalo ga ada yang ngeprovokasi ga mungkin lah ... mulai sekarang kalo ada yang serasa perlu dibicarain bareng lo semua terbuka sama gue, nanti gue sampein ke Koh Edo dan dia yang ngasih tau juga ke bos." Orang yang sering disapa dengan embel-embel Bang itu nampak serius dan tegas di saat yang bersamaan.

"Oh ya, lo udah sehat Anita? Gara-gara suruh ngehandle 3 akun langsung tepar kan tuh anak orang." Kali ini ada selipan nada gurau dari kalimat yang dilontarkan Bang Gerald.

"Nyindir gue bang?" Ratih menanggapi.

"Nggak perlu disindir udah sadar diri sih harusnya?" Kalimat sarat akan sindiran itu dilontarkan dengan nada gurau.

DarpatiWhere stories live. Discover now