03. Retak yang menyesak

64 9 15
                                    

Selamat membaca bagian 03.

Jangan lupa kasih vote+coment
Dan tandai jika ada typo.

Play mulmed Finneas - Break My Heart Again.

Kamu terlalu menakutkan untuk ukuran berandalan yang memiliki kepedulian.

"Ratih! Anak tim minus ikut gue!" Seruan pria bermata sipit mengalihkan fokus orang yang berada di ruangan tersebut.

Ratih dengan spontan menyenggol lengan Ann yang semula tak sadar dan menyuruh agar segera bergegas mengikuti arahan si pria bermata sipit.

Karena ruang kerja Ann yang berada di belakang berbeda dengan tim due date maupun plus yang terpisah di depan. Otomatis Ann akan melewati ruang kerja Danu sebelum keluar.

Ann menenteng tas ranselnya dan berjalan sejajar dengan Ratih, Ratih terlihat mendengus sedari tadi--paham kalau akan ada berita buruk bagi timnya.

"Ck, pasti disuruh jadi karyawan magang lagi nih! Kesel gue lama-lama!"

"Maksudnya?" Ann yang mendengar misuh-misuh Ratih merasa penasaran dan menengok ke arah Ratih tanpa memperhatikan jalannya.

"Lo juga bakal tau ntar. Males gue jelasinnya." Ratih membuka pintu penghubung ruang kerja tim plus dan cozy place lalu mendudukan bokongnya disalah satu kursi yang tersedia.

"Lo pada tunggu sini dulu nunggu anggota tim lo pada dateng." Pria bermata sipit itu mendritaksi lagi.

"Ok koh," jawab Ratih dengan nada terdengar malas

Ratih terlihat membongkar isi tas kerjanya, mencari sesuatu yang agaknya ada yang tertinggal. Sementara disebelah Ann ikut duduk dan melihat ada sekumpulan karyawan pria menikmati waktu santai mereka sebelum bekerja dengan merokok dan mengobrol lepas.

"Eh sebentar ... gue lupa ambil HP kantor nih, lo tunggu sini biar gue ambil dulu sekalian ambil air." Belum sempat Ann membuka mulut Ratih sudah menyelonong pergi sambil menitipkan tas kerjanya ke Ann.

Ann mati kutu ditempatnya--atmosfer ruangan tempatnya duduk terasa berbeda, terasa memanas seketika. Disuruh menunggu di ruangan yang di dominasi pria dengan tatapan menimbang sarat akan intimidasi terlebih dengan asap rokok yang mengepul membuatnya semakin tak nyaman.

Ann menunduk memandang sneakers yang ia kenakan--menyesal meminta Danu berangkat lebih awal. Agar tidak terlihat seperti orang bodoh Ann mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan ke Danu.

From : Ann
To : Darpati
Danu, mulai besok berangkatnya siang aja.

Mencoba menyibukan diri Ann memilih membuka akun blog pribadinya dan menuliskan bagaimana perasaannya di pagi ini. Ann memang menyukai dunia literasi sejak menginjak sekolah tingkat akhir, ia merasa memiliki dunia sendiri saat bercengkrama dengan aksara. Dan dengan memiliki akun blog pribadi Ann merasa mempunyai wadah untuk menyalurkan keluh kesahnya.

"Anita? Ngga mau gabung? Kita kenalan biar ngga canggung." Seorang pria dengan atasan batik berwarna biru cerah dan celana bahan hitam mengganggu ketenangan Ann.

Mirip pak guru stylenya

Spontan Ann kikuk di tempatnya hingga hanya bisa menjawab "iya,"

Ahh bodoh sekali, batin Ann menjerit.

"Do geser sana! Bahaya temen gue deket-deket pak guru cabul!" Danu bergurau meminta Rado bergeser ke kursi sebelah kiri.

"Bacot lo Dar! Udah masang image baik malah buka kartu!" Jawab si pria berpenampilan guru tadi.

DarpatiWhere stories live. Discover now