I Still Love You

511 97 9
                                    

\Yunseong tidak bisa menahan keterkejutannya disaat Mawar selaku teman bicara Minhee mulai menampakkan wujud didepannya secara langsung seperti ini. Selama ini di dalam pikirannya, Mawar adalah sesosok seram yang membuat Minhee mau tak mau mengiyakan segala keinginannya.

Namun ia salah, seratus persen salah.

Mawar masih tampak anggun dengan balutan gaun berwarna biru muda, rambutnya yang sebahu makin menghilangkan perspektif Yunseong terhadap makhluk seperti mereka.

"Kaget ya, hehehe sorry gue juga gak mungkin nunjukin wujud beginian kalo bukan karena Minhee. Banyak makan energi gue gak sanggup."

Yunseong hanya mengangguk mengiyakan sembari menunggu Mawar ikut duduk disebelahnya, sebelum memulai sesi tanya-jawab yang sedari tadi ia tahan di dalam kepalanya.

"Minhee...,kenapa bisa begini?"

Mmawar tak langsung menjawab. Ia memilih tersenyum miris terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari tetangga rasa pacar Minhee ini.

"Lo inget gak dia pernah dateng kerumah lo malem-malem terus berakhir dia tidur di rumah lo malem itu?"

Yunseong berusaha mengingat, memorinya kembali ke beberapa minggu lalu disaat ia dan Minhee ketiduran di ruang tamu dengan Yunseong memeluk tubuh Minhee karena lelaki itu yang tak henti-hentinya menangis.

"Iya gue inget, semuanya berawal dari sana?"

Mawar mengangguk dalam, "heem, semuanya awalnya dari sana. Lo mungkin gak tau tapi Minhee punya satu gelang yang buat dia gak digangguin sama yang ada di kamarnya, tapi entah gimana ceritanya gelang itu hilang."

Mawar kembali menatap kearah pintu ruangan Minhee, masih belum ada pergerakan.

"Awalnya gue gak ngeh kalo itu gelang ilang, dia emang gak pernah pake gelang itu kalo keluar rumah tapi kalo di dalam rumah apalagi dikamar selalu dipake sama dia. Makanya gue aneh pas itu dia tiba-tiba nangis dan..."

"...,badannya pada lebam semua. Waktu itu gue lagi gak di kamar jadi gue gak tau mereka ngapain aja sama Minhee. Gue nyesel Seong, maafin gue."

"Gak, bukan salah lo, gak ada yang bisa kita salahin disini, Mawar. Sumpah demi apapun lo gak bersalah." balas Yunseong berusaha berbesar hati. Padahal amarah nyaris menguasai tubuhnya dan nyaris saja ia beranjak menuju rumah Minhee.

Tapi, untuk apa?

Toh dirinya tidak bisa melihat 'mereka', toh 'mereka' hanya mengganggu Minhee seorang.

Mawar dengan tiba-tibanya menoleh kearah Yunseong, "gue mohon Seong, cuma lo yang bisa gue percaya. Gue yakin gelang itu gak hilang karena Minhee makenya cuma dirumah, pasti cuma keselip."

"Terus gue harus apa?" Tanya Yunseong tak sabaran, jelas ia tau kalau masalah ini semakin lama didiamkan maka Minhee-nya akan semakin menderita.

"Cuma lo yang bisa kesana, lo yang gak bisa liat apa-apa dan mereka gak berani sama lo bahkan sungkan sama lo."

Tampak kerutan dalam di dahi Yunseong, mempertanyakan kenapa teman serumpun Mawar tidak berani padanya.

"Karena lo rela ngelakuin apa aja buat Minhee, mereka gak akan berani macem-macemin lo karena gitu-gitu mereka juga iri kenapa Minhee punya tetangga rasa pacar yang baik banget kayak lo."

Minhee mengerjapkan matanya beberapa kali demi membiarkan netranya terbiasa akan cahaya yang memaksa masuk kedalam matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Minhee mengerjapkan matanya beberapa kali demi membiarkan netranya terbiasa akan cahaya yang memaksa masuk kedalam matanya.

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah dinding yang berdominan warna putih dengan tirai yang menutupi beberapa bagian, tangan kirinya yang terpasang selang infus dan tangan kanannya yang seakan penuh karena genggaman.

Perlahan Minhee menoleh, menemukan Yunseong yang tertidur dengan bertumpu pada satu lengannya sedangkan jari-jarinya menggenggam erat jemari Minhee. Seakan tidak membiarkan Minhee untuk pergi barang sejenak pun.

Merasakan pergerakan Minhee membuat tidur Yunseong terusik, ia membuka kelopak matanya dan menemukan wajah lesu Minhee tengah menghadap kearahnya.

Ia tersenyum kemudian mengelus surai hitam milik Minhee, "udah bangun? Pengen apa?"

Minhee hanya menggeleng sejenak kemudian menatap Yunseong miris, "kak...,maafin Minhee."

Yunseong hanya mengangguk masih Setia mengusak-usak rambut hitam legam Minhee. Kemudian membalas, "kok gak bilang dari awal sama aku? Aku gak bakalan marah, aku bakalan marah kalo kamu gak cerita dan berakhiran jadi kayak gini."

Minhee menunduk dalam, menepis pikirannya yang terus saja memutar ucapan Yunseong mengatai dirinya sendiri "aku".

"Minhee, aku khawatir. Jangan gini lagi ya?"

Minhee mengangguk cepat kemudian menaikkan pandangannya membiarkan netranya bertemu dengan netra milik Yunseong.

"Jangan marah lagi."

Yunseong tertawa geli setelahnya mendekatkan wajahnya, "gak akan marah kalo Minhee gak bandel, makanya jangan bandel ya?"

"Siap kapten!"

Yunseong tertawa lepas ditemani si mabisnya yang juga ikut tertawa lepas. Sejenak melupakan rencananya dengan Mawar agar Minhee terlepas dari setan-setan kurang ajar yang masih betah bersemayam dirumah Minhee.

Nana's note:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nana's note:

Menuju klimaks, yok bisa yok hehehehe.

Mohon maaf atas segala kesalahan penulisan yang ada.

See you next chapter<3

Sixth Sense • hwangmini✔Where stories live. Discover now