••
"Hmm.. Baunya enak nihh!" seru Rose antusias saat bunda menaruh aneka masakan dimeja makan.
"Pasti dong! Yuk dimakan.. Ini spesial lohh!!" ucap bunda Jimin.
"Jimin oppa, aku ambilin makanannya ya?" kalian tau lah, siapa yang mengucapkan itu. Kemudian Jeongyeon langsung mengambilkannya untuk Jimin.
Saat Jeongyeon akan meletakkan piring itu di depan Jimin, pria itu langsung menghentikannya dengan melontarkan pertanyaan,
"Ini apa?"
Belum sempat gadis itu menjawab, sudah duluan dipotong oleh Rose.
"Jimin gak suka gimbab dengan telur ikan." lontarnya dengan dingin.
"Gimbab telur ikan itu makanan kesukaan Rose." sahut Jimin tak kalah datar.
"Ck! Trus makanan kesukaan oppa apa?" tanya Jeongyeon. Ia agak sedikit sebal, pasalnya dia ini bahkan sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang tunangannya sendiri.
"Kimchi.. Masa tunangannya gak tau si." sindir Rose dengan nada datar.
"Cih! Jangan sok tau deh lo!" Jeongyeon berdecih menatap Rose sinis. Ia sangat kesal. Pikirnya, sedekat apa sih Jimin dengan gadis itu? Sampai-sampai semua hal yang tidak diketahui oleh tunangannya malah diketahui betul oleh gadis pirang ini.
"Sudah-sudah.. Jangan bertengkar, nanti makanannya keburu dingin loh.. Jeongyeon, Jimin emang suka kimchi kok, sayang." lerai bunda Jimin. Setelah itu mereka berempat melanjutkan makan dengan suara dentingan antara sendok dan piring yang mendominan.
~>•<~
Rose paling benci bagian ini. Kenapa juga ia harus ikut, dan menyaksikan 'kemesraan' dua orang itu di depannya ini. Padahal dirinya masih ingin bercerita banyak bersama bundanya Jimin. Yeah, Rose stuck lagi. Dan kali ini lebih menyedihkan. Gadis pirang ini tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi nyamuk di dalam mobil.
Rose berdecih pelan saat melihat adegan mesra yang dilakukan sepasang tunangan itu. Menurutnya, itu sangat berlebihan. Terlebih gadis yang berada di samping Jimin ini sepertinya punya penyakit gatal terhadap pria.
"Oppa sayaangg.. Mulut kamu masih ada sisa makanannya nihh!"
Rose melototkan matanya mendengar lontaran gadis itu. Hei! yang benar saja! Jimin itu selalu membersihkan mulutnya setelah makan. Bagaimana mungkin masih ada sisa makanan?!
Benar saja kan dugaan Rose. Jeongyeon itu hanya modus agar bisa menyentuh bibir Jimin. Yang membuat Rose tambah kesal, pria itu tidak menolak sama sekali, hanya diam. Dasar.
"Ekhm!! Jim, anterin pulang aja deh!!" titah Rose dengan ngegas.
"Gak." singkatnya. Rose benar benar muak dengan ini. Sebenarnya apa sih maunya Jimin?!
"Shit!" umpat Rose pelan. Ia lebih memilih untuk memandang luar jendela mobil yang lebih indah daripada memandang pemandangan yang membuat matanya sakit.
Kemudian gadis itu menutup kedua matanya untuk menetralkan emosinya sambil mendengarkan lagu dari earphone yang ia bawa.
Jimin melirik sekilas gadis itu lewat kaca dalam mobil. Senyum tipis terukir diwajahnya. Kemudian ia fokus kembali ke arah jalanan.
YOU ARE READING
Ineffable Fate^ [JiRose]
Fanfiction"Jim, kamu sudah mencintaiku?" Pria itu menghela nafas pelan, "Maaf, aku ragu, tapi aku benar-benar mengagumimu selama ini." -24/01/2014- . "Chae, aku harus pergi. Dia telah kembali, kamu tau itu." -11/02/2014- • -Sebuah takdir tak terduga yang Tuh...
~•Damn it! I'm stuck•~
Start from the beginning
![Ineffable Fate^ [JiRose]](https://img.wattpad.com/cover/228711975-64-k52997.jpg)