Byurrr
"Emh! Hujan!"
Gadis itu masih lengket dengan bantal dan guling kesayangan nya, tentu di atas ranjang king size miliknya. Matanya tidak ada niatan untuk terbuka. Bahkan suara brisik tadi ia anggap sebagai hujan di mimpinya. Yang membuat ia semakin tenggelam dalam selimutnya.
"HUJAN PALA LO PEANG! WOI MAWAR! BANGUN GAK LO?!" teriak gadis yang menggebyur Rose dengan ember berisikan air tadi. Gadis itu kesal, pasalnya sahabatnya itu udah dibangunin dari sejam yang lalu. Dan bahkan, gadis yang bermarga Park itu sekarang masih enggan membuka mata walaupun Lisa sudah menggebyur sekujur tubuhnya.
"hm."
"ASTAGA! BANGUN GAK?!?!"
"G."
"huhh, cecan sabar cecan. Sabar disayang siapa?? Gak ada!"
"Cepetan bangun Rosie sayanggg!! Hiihh! Udah jam brapa elah?! Lo gak mau ngampus?"
"Shit!"
Seketika gadis yang terus menempel pada ranjang itu berlari menuju kamar mandi.
Brakk
"Aduh! Fak!" rintih Rose karena ia terpeleset saking buru-burunya.
"bhahh! Anjay lo ngapain dah? Mau berprofesi jadi hantu sadako lo?" Lisa bukannya nolongin malah ngakak sendiri ngeliat tingkah abstrak sahabatnya kalau baru bangun tidur.
Rose hanya menatap tajam si Lisa, lalu berusaha berdiri sambil memegang pinggangnya yang emang terasa sedikit nyeri.
"Nyeri otot pinggang, mbak? Nyeri nyeri punggung, bang? Badan pegel linu, pak? PAKAI OSK*D*N SP!!" kata si Lisa sambil ngacir keluar kamar Rose. Ia tau kalau ia tak segera keluar, maka akan ada penampakan ciduk terbang nantinya.
.
.
.
.
Saat ini, Jisoo dan Jennie sedang mempersiapkan sarapan mereka sebelum ke kampus. Ini bukan kali pertama mereka masak di rumah Rose. Sebenernya ada pembantu rumah tangga juga, tapi si Jennie sama Jisoo maksa maksa si bibi biar mereka berdua aja yang masak. Itung-itung belajar jadi istri sholehah katanya.
"Ehh, Jennie sama Jisoo masak buat sarapan lagi ya? Kenapa gak bilang mamah? Kan biar mamah aja yang masakin kalian." kata mamahnya Rose. Yap, 2 tahun setelah kematian eommanya Rose dan Chanyeol, appanya memutuskan untuk menikah lagi. Rose sih gak masalah, bodoamat juga. Toh mamahnya baik dan Rose juga sayang, gak kaya di sinetron-sinetron gitu yang ibu tirinya galak n jahat.
Jennie, Jisoo, dan Lisa juga udah anggap mamahnya Rose sebagai ibu 'kedua' mereka selama di Aussie. Makanya mereka gak ada rasa canggung canggungnya sama sekali. Ya tapi tetep sopan dan menghormati. Tapi si Lisa tu, yang blak-blakan banget kalau didepan mamahnya Rose. Tapi mamahnya Rose gak masalah, dia malah seneng kalau bisa akrab sama sahabat sahabat Rose.
"Oh! Mamah ternyata, aku kira siapa. Gak usah ma, udah mau selesai ini. Nanggung, hehe." jawab Jennie.
"Iya, mah! Sans aja yekan? Udah biasa ini! Mamah tinggal duduk cantik aja yakan." saut Jisoo. Nahkan, emang gak ada canggungnya.
"Okay okay sip!"
"Hai cewek cewek cantik! Appa laper nihh!" sapa appanya Rose dengan gaya centilnya. Ternyata centilnya Chanyeol nurun dari appanya:)
"Appa inget istri!" kata Rose yang tiba tiba muncul dari belakang.
"Eh! Anak appa yang paling cancii! Udah siap, sayang?"
"Dah."
"Ya elah nak! Singkat amat jawabnya. Gak sayang appa?!" itu kata Lisa yang menirukan suara suara appa Rose. Senang mengganggu emang.
BINABASA MO ANG
Ineffable Fate^ [JiRose]
Fanfiction"Jim, kamu sudah mencintaiku?" Pria itu menghela nafas pelan, "Maaf, aku ragu, tapi aku benar-benar mengagumimu selama ini." -24/01/2014- . "Chae, aku harus pergi. Dia telah kembali, kamu tau itu." -11/02/2014- • -Sebuah takdir tak terduga yang Tuh...
![Ineffable Fate^ [JiRose]](https://img.wattpad.com/cover/228711975-64-k52997.jpg)