Berjarak.

996 110 2
                                    

Semakin hari perkembangan Vivi semakin membaik, ia juga sudah mulai beraktivitas. Tapi tidak dengan hubungan percintaannya, semakin hari malah semakin memburuk, mengingat ia dan Chika sudah mengakhiri hubungan itu.

Seperti pagi ini, Vivi berjalan menyusuri lorong sekolah sendirian, biasanya selalu ada Chika yang setia mengenggam tangannya sampai ke kelas.

Karena kelas Vivi dan Chika bersebelahan dan hanya terhalang oleh satu ruangan saja, juga saat Vivi akan berjalan menuju kelasnya, ia pasti akan melewati kelas Chika.

Vivi menghentikan langkahnya didepan kelas Chika, menolehkan kepalanya ke kanan. Terlihat Chika sedang memainkan ponselnya.

Merasa ada yang memperhatikannya, Chika pun menoleh dan mendapati Vivi sedang menatapnya, Chika tersenyum namun tidak dengan Vivi, ia membuang pandangannya begitu saja dan pergi meninggalkan Chika.

"Aku kangen, Fadrin." Monolog Chika.

"Maaf, Ra." Monolog Vivi.

Sampai dikelasnya, Vivi duduk dan memainkan ponselnya.

"Liat tuh, ketua kita makin hari, makin galau aja." Bisik Zahran pada Eri, Eri pun mengangguk setuju.

"Eh, gimana kalau kita susun rencana lagi aja?" Tanya Eri pada Zahran.

"Rencana apaan?" Tanya Gito yang baru saja datang.

Eri dan Zahran terkejut hanya mampu mengusap dada masing-masing.

"Ngagetin aja lo Gitong." Ucap Eri.

"Rencana apaan?" Tanya Gito sekali lagi.

"Nanti pas istirahat kita omongin lagi, sekarang temenin dulu noh makhluk." Ucap Eri sambil menunjuk ke arah Vivi, Gito dan Zahran pun berjalan menuju bangkunya yang ada didekat Vivi.

"Daritadi, Drun?" Tanya Zahran, Vivi mendongakkan kepalanya.

"Kaga, baru aja." Ucap Vivi seadanya.

Ya, semenjak putus dari Chika, Vivi kembali menjadi sosok cuek dan lebih dingin, tak banyak bicara, dan lebih emosi dari biasanya. Chika memang berpengaruh besar bagi hidup Vivi, tapi Vivi sendiri yang memutuskan Chika.

"Ada PR kaga sih?" Tanya Gito pada Eri dan Zahran, mereka hanya menggeleng.

"Ada PR, Drun?" Tanya Eri, Vivi hanya menggelengkan kepalanya.

"Gue mau ke luar dulu dah, kali aja dapet cewe cakep." Ucap Eri, Eri pun keluar diikuti oleh Zahran. Tersisa Gito dan Vivi dikelas.

"Lo putus dari Chika?" Tanya Gito.

"Hm." Hanya deheman yang didapat oleh Gito.

"Kenapa?" Tanya Gito, Vivi hanya menggidikkan bahunya.

Gito tak ingin memperkeruh suasana, ia pun pergi meninggalkan Vivi sendirian dikelas.

"Heran dah, mereka putus beneran?" Tanya Vino pada Eri.

"Au dah, coba tanya pada ibu kantin yang bergoyang." Ucap Eri asal.

"Goblok lo." Ucap Zahran sambil menoyor kepala Eri.

Gito datang menghampiri mereka dengan wajah yang penuh dengan beban.

"Gimana, Git?" Tanya Eri, Gito hanya menggelengkan kepalanya.

"Dia putus dari Chika itu beneran kaga?" Tanya Zahran.

"Iya, tapi dia cuman ngedehem aja sih." Ucap Gito.

"Berarti kalau ngedehem gitu udah pasti putus dong." Ucap Zahran.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang