Amirah Fatin.

1.4K 114 0
                                    

Hari Rabu ini kelas Vivi ada pelajaran olahraga. Dan saat ini mereka sedang pemanasan di lapangan dengan Vivi dan Gito yang memimpin.

Semuanya menghitung setiap gerakan pemanasan dengan begitu semangat, mungkin karena masih pagi.

Sementara itu kelas Chika memperhatikannya dari atas, karena guru mata pelajaran dikelas Chika akan telat, jadi mereka menonton kelas yang sedang berolahraga. Katanya sih itu adalah kelas penghasil orang-orang keren. Ada-ada saja memang.

"Udah belum pemanasannya?" Ucap guru olahraga yang baru saja datang.

"Udah, Pak." Ucap Gito dan Vivi bersamaan.

"Oke, bagi kelompok aja ya. Kita main basket." Ucap sang guru di balas anggukan oleh Vivi dan Gito.

"Woi, kumpul sini." Teriak Vivi, semua murid kelasnya langsung menghampiri Vivi untuk berkumpul.

Mereka dibagi kelompok, dengan kelompok satu ada Vivi, Gito, Jaya, Eri, Raja, dan Flora.

Sedangkan dikelompok dua ada Jessi, Mercel, Cornelius, Olla, Vino, dan Zahran. Sisanya berkumpul ditepian lapangan, menonton dua kelompok itu bermain basket.

Sengaja sang guru menaruh dua perempuan dimasing-masing kelompok, katanya merek anak emas.

Chika terus memandangi kekasihnya yang sedang bermain basket, sangat menawan sekali. Ternyata bukan hanya musik yang Vivi kuasai, nun ia juga bisa bermain basket.

Vivi terus mengoper bola pada teman timnya, Freya saat ini menguasai bola dan hampir masuk ring lawan. Namun di tepis oleh Vino, jadilah sekarang Vino yang menguasai bola.

Vino terus menggiring bola basket, lalu mengopernya ke Olla. Namun bukannya diterima oleh Olla, bola diterima oleh Vivi. Vivi menggiring bola menuju ring lawan, dan dengan sekali drible, Vivi mencetak poin.

Chika tersenyum memperhatikan Vivi yang senang karena sudah memasukkan bolanya ke ring lawan. Mereka terus bermain basket dengan penuh semangat, dari mulai basket serius, asal-asalan, bahkan sampai dijadikan bola voli, siapa lagi kalau bukan Vivi pelakunya.

***

Kelas Vivi sudah selesai berolahraga. Kini Vivi, Dey, Jaya, Raja, Zahran, Vino dan Eri sedang berkumpul di pojok kantin sambil menghilangkan keringat, katanya.

"Eh, Vi. Katanya kemaren si Jeki kena lagi ya sama Lo?" Tanya Zahran, dibalas anggukan oleh Vivi.

"Napa lagi tuh bocah?" Tanya Eri.

"Biasa, dia nampar kesayangan bos kite ini." Ucap Dey sambil melirik ke arah Vivi.

"Pantesan aja, dari dulu ye gue udah kaga suka tuh sama si Jeki, bisanya nyari gara-gara mulu, depan orang aja sok baik, taunye kelakuan kek setan." Ucap Raja.

"Nah setuju nih, bener kata lo." Ucap Jaya.

Tek berselang lama, terlihat Chika berjalan menghampiri Vivi dengan Muthe.

"Bebeb dateng tuh cuy." Bisik Dey, seketika Vivi melihat kearah Chika yang tersenyum.

"Hai, boleh gabung ga?" Tanya Chika, dibalas anggukan oleh mereka.

"Sendiri ae, Chik?" Tanya Jaya.

"Heh anak badak, enak banget lo kalau ngemeng. Ga liat Lo bidadari secakep gue? Hah?" Seru Muthe dengan muka dibuat jutek.

"Lah, gue kira ibu kantin Lo." Ucap Dey. Mereka tertawa dengan celotehan ringan itu.

"Capek ya?" Tanya Chika, dibalas anggukan oleh Vivi.

Tangan Chika meraih tisu yang ada di dalam kantong bajunya, dan ia mengelap keringat yang ada di pelipis Vivi.

"Adeuh, ga ada yang lap keringet gue nih." Ucap Vino.

Tentang Kita.Where stories live. Discover now