1. Fangirl Itu Tahan Banting

1.7K 202 18
                                    

Pagi hari yang cerah, Yuna sudah harus sabar mendengar celotehan tidak berguna dari teman sekelasnya ini. Jujur, Yuna tidak mengerti apa salahnya, kenapa pemuda ini selalu saja mengejeknya. Yuna sudah ditahap yang muak.

Oke, untuk sekali dua kali, Yuna anggap itu angin lalu. Ketiga, Yuna masih bisa menahan diri. Tapi tepat saat keduapuluh tiga, Yuna benar-benar sudah tidak tahan!

Hei, yang benar saja, maksudnya apa sih?

"Lo tuh kalau ada masalah sama gue ayok dah sini, kita ngomong baik-baik," ujar Yuna pagi itu sambil mengikat rambutnya. Betul, dia benar-benar sudah muak sekali.

"Et, santai dong, neng. Ahahaha," tawa pemuda itu kemudian lanjut main game.

"Lo tuh bisanya ngehina doang, giliran dikasih tau malah ngehindar. Cowok tuh?" ujar Yuna membuat cowok didepannya mulai terpancing. Oh ya, ini bukan pemandangan aneh teman-teman. Sudah sangat biasa Yuna bertengkar dengan beberapa anak cowok didalam kelasnya ini.

"Woi, udah ah. Itu Buk Iren udah jalan," Teguh, ketua kelas mereka segera menangahi adu mulut yang tak akan pernah selesai ini.

"Selamat lu gara-gara Bu Iren," ujar Yuna sambil menatap marah kearah cowok itu.

"Yun, ayo dah gak usah dihirauin," Yaya segera menarik Yuna agar pagi mereka kembali tenang.

"Ribut mulu kalian ah," ujar Jira, teman Yuna yang lain.

"Lama-lama kalau jadian gue ketawain duluan, serius," Donna, teman sebangku Jira geleng-geleng kepala.

"Itu gak akan terjadi ya Dona, jangan ngadi-ngadi!" balas Yuna makin sebel

"Bukan belum, tapi akan," Koreksi Yaya cepat.

"Diem, Ya!"

----

"Dav, lo kenapa sih hobi banget gangguin Yuna? Heran gue," ujar Teguh pagi itu ketika mereka lagi nongkrong di kantin. Dava yang lagi gigit mendoan dengan tiga cabe rawit itu menoleh, merasa tak ada yang perlu dijawab ia segera menggigit ludes gorengan yang satu itu, "anak anjrot, padahal gue lagi nanya," kesal Teguh, ingin rasanya ia menyiram muka Dava pake saus yang lagi dipegangnya ini.

"Gak ada yang perlu gue jawab," balas Dava trus minum teajus gula batu favoritnya.

"Iya, lo doang yang hobi gangguin anak gadis orang tanpa sebab," balas Teguh. Lihat aja dengan segala kekuatan ketua kelasnya, dia bakal minta guru bidang study mereka buat Yuna sama Dava jadi sekelompok. Selama ini kan belum pernah tuh, liat aja.

"Yok lah balik kelas," ajak Dava trus bawa jajanan dia ke kelas.

Disana ada Yuna yang lagi ngobrolin tentang idolanya bareng sama Yaya. Dava jalan ngelewatin mereka, trus naro bungkus ciki-cikinya diatas meja Yuna.

"Nih, idola lu," ujar Dava trus jalan, Yuna cuma mengangkat alisnya trus berdiri. Dava pikir Yuna mau menghajarnya, tapi gadis itu malah jalan ngambil bungkus ciki Dava dan dibuang di tempat sampah.

Dava kaget, ini bukan reaksi yang ia inginkan. Yuna juga cuek bebek, gak kaya tadi pagi yang ngegas kaya remnya lagi blong. Teguh dan Yaya yang ngelihat itu syok.

Wow, ada apa ini?

"Lain kali kalau buang sampah ditempatnya. Kasihan yang piket," ujar gadis itu dingin kearah Dava yang lagi duduk dengan kaki terangkat keatas meja sambil main handphone.

Yaya merinding sendiri ngelihatnya, sementara Teguh puas banget nakut-nakutin Dava.

"Mampus lu."

"Orang sabar kalau dah dibikin marah serem cuy."

"Rasain lu, sumpah kalau besok lu tiba-tiba sakit gue gak kaget."

"Anjir seremlah Yuna."

Dava rasanya bener-bener pengen nyumpel mulut Teguh pakai ponsel yang lagi dipegangnya ini. Pemuda itu ngelirik kearah Yuna yang lagi ketawa bareng Yaya.

Kenapa ya dia tiba-tiba berubah?

"Dava! Kaki kamu itu ya!" ujar sebuah suara dari depan.

"Eh, Bu Sari," Dava nyengir ketika kedapatan Bu Sari lagi santuy banget.

---

Yuna jalan kaki pulang sekolah kali ini, lagian gak jauh-jauh banget juga. Ia jalan sambil sesekali menyenandungkan lagu idol favoritnya.

"Naega neol ikkeuneun boss... don't you know imma... naega neol umjigin player... don't you know imma..."

Santai banget jalannya, sampai gak sadar kalau disampingnya ada motor yang klaksonin mulu.

"Ih apa sih?" desis Yuna trus cabut airpodsnya dan melihat kearah kanan. Ada Dava dengan motor Yamaha R-15-nya disana.

"Jalan kaki aja nih?" ujar pemuda itu.

"Hah? Sokab banget dah lau," balas Yuna kemudian pasang airpods-nya lagi.

"Yun..."

"Tenang aja, Dav. Gue nih sebagai fangirl udah tahan banting banget sama ocehan lu.  Gak mempan sama sekali deh tuh ejekan lo. Oh iya, gue cuma mau ngasih tau. Hati-hati sama omongan lo, ntar lo malah naksir sama fangirl kaya gue, ribet," balas Yuna kemudian jalan ninggalin Dava sendiri.

Pemuda itu merasa aneh. Ia sampai lupa tujuan awalnya menyapa Yuna setelah mendengar ucapan gadis itu. Padahal ia ingin mengajak Yuna pulang bareng sebagai permintaan maaf masalah tadi.

Yuna sebenci itu ya sama dia?

----

Main Cast:

Akyuna Shinta Yulmiz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akyuna Shinta Yulmiz


Dava Kurnia Prasetyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dava Kurnia Prasetyo

---

Selamat datang di seri #5 dari #10ChaptersProject

yeeayyy

selamat bertemu dengan kapal crack aku juga ehe

ohiya kalau ada anak 03 line yg kalian mau aku masukin kesini, komen yaa!

jangan lupa vomment guys ^^

Fangirl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang