Young

28 0 0
                                    


Brrrmm... brrrmmm... "woy brisik tau !!" teriak tetanggaku akibat suara si Bejo, oiya aku lupa mengenalkan si Bejo dia adalah motor trail hijau pemberian ayahku saat aku masuk SMA. Layaknya anak laki-laki muda lainnya aku suka mendandani motorku walaupun terkadang mengundang komentar tidak mengenakkan mulai dari teman sampai keluargaku.

07.00 aku memacu si Bejo keluar gang kompleks menuju ke sekolahku, ya memang telat si cuma hari ini hari jumat hari terakhir sekolah karena esok hari libur jadi ya tidak apa-apa lah telat sedikit heheh. "Astaghfirullah kamu lagi kamu lagi ckckck" ucap pak Rino si satpam sekolah teman akrabku,

"hehehe pagi pak"

"kamu ini kebiasaan ya kalo jumat hadehh",ucap pak Rino sembari mendorong pagar sekolah supaya aku bisa masuk

"tau sendiri lah pak makasih yaaa"

Kumasuki area parkiran sekolah sembari mataku menjelajahi mencari spot kosong. "Ah sial" ucapku dalam hati karena satu-satunya yang kosong ada di pojok dekat kebun sekolah tapi ya mau tidak mau daripada aku parkirkan si Bejo didepan kelas bukan ? hehehe.

Sembari memasang dasi kususuri lorong lorong kelas yang didalamnya sudah terisi murid-murid sedari tadi,

"Sssttt..."

Ku tolehkan kepalaku ke arah suara itu dan ternyata itu Bimo anak IPS 2 tapi kenapa dia memanggilku dari dalam wc ? hmmm.. aneh

"Apaan ?" kujawab sambil ku masuki wc tempat dia memanggilku

"Nih biar kuat seharian di kelas", ucap dia 

"Wahhh serangan fajar nih mana korek ?", sambil ku bakar rokok Marlboro pemberian Bimo

Yah.. Bimo memang terkenal di kalangan anak-anak nakal sebagai biang barang haram itu "Mbah" itu julukan dia dari kami karena memang merokoknya kuat sekali, bayangkan saja dia punya rekor sehari menghabiskan 5 bungkus ! memang gila si Mbah ini hahaha.

"Gimana semalem ?", tanya Bimo padaku

"Mayan lah 500", kujawab sambil kuhembuskan asap rokok

"Widih keren memang pembalap kita satu ni.... gak sia sia lu oprek tuh si Bejo siang malem hahaha"

"Iyalah rejeki anak sholeh eh udah dulu ya ke kelas dulu aku", kumatikan rokok itu lalu ku cuci tanganku sambil kumur-umur ya supaya tidak ketahuan habis merokok 

"Yoi men"

Oiya aku lupa memberi tahu kalian kalau aku ini masuk geng motor, bukan Dilan ya ! geng motorku ini fokus di balapan liar saja ya selain mengisi waktu luang karena uang juga lumayan buat isi perut.

Di depan pintu bertuliskan XII MIPA 3 disanalah aku menghentikan langkahku ya karena memang itu kelasku tetapi saat ku buka pintu itu ada sesuatu yang aneh dan jarang terjadi. Semua teman-teman kelasku duduk termenung menunjukkan raut muka yang tidak dapat dijelaskan,

"Er ada apa ?", ucapku lirih

"Dio..."

"Kenapa ? kenapa tu orang ?"

"Dio meninggal", sembari Erda menunjukkan foto jenazah Dio yang diambil oleh warga sedang tergeletak di pinggiran jalan sebuah desa

"Innalillahi kok bisa si ?! semalem aku masih main sama dia", ucapku tak percaya

"Kabarnya dia dirampok dijalan pulang semalem, semua barang dia hilang", saut Rianti dari belakangku

Dio adalah teman sekelas sekaligus geng motorku dan Rianti adalah pacarnya tetapi raut wajahnya tidak terlalu sedih mungkin ia mencoba menutupi nya karena aku tau mereka berdua sangatlah dekat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Young,Dumb,and BrokeWhere stories live. Discover now