5

52 3 0
                                    

Selepas selesai makan malam aku kembali mengecek Kak Soobin, walau memang terlihat biasa saja tapi lebam di wajahnya membuatku takut.

"Kak? Maaf ya, aku tidak pernah bercerita tentang hubunganku kepadamu," Aku menundukkan kepala karena aku merasa bersalah, mungkin jika aku lebih terbuka semuanya tidak akan seperti ini "Mm, tidak apa, jadiin pembelajaran, kamu harus lebih terbuka sama kakak ya?" Soobin mendongakan kepalaku dengan jari telunjuk yang ia tempelkan di daguku.

"Walaupun kau tidak mempunyai kekasih kau masih mempunyaiku, jika kau merasa kesepian kau harus menemui atau menelponku atau jika kurang aku akan membawa keempat sahabatku untuk menghiburmu," Dia mengelus rambutku dengan senyum manis ditambah 2 dimplenya yang menambah rasa manisnya.

*Aku kan jadi giung><

Aku memeluknya

"Makasih ya kak, kau yang terbaik, aku sangat beruntung mempunyaimu," Dia membalas pelukanku "Kau mau tidur disini kah?" Aku menatap wajahnya dan mengangguk mantap.

Aku memang biasa tidur bersama Soobin, dia selalu Memelukku saat tidur, serius, dia tidak pernah melakukan apapun heh, kita hanya tidur bersama sudah itu saja jangan memikirkan hal yang aneh tolong

...

Sinar matahari sudah mendobrak dan masuk melewati gorden kamar Kak Soobin, aku menggeliat dan sadar Kak  Soobin sudah tidak ada di kasurnya.

Aku terduduk mengucek mataku, berdiri membuka gorden, lalu pergi ke kamarku untuk mandii.

"Selamat pagi Kak." Aku melihat Kak Soobin yang terduduk di tempat duduknya di ruang makan, aku mengecup pipinya sekilas *Fyi ini selalu dilakukan* lalu duduk di depannya untuk sarapan bersama.

"Tumben sekali sudah siap," Kak Soobin terlihat menghentikan makannya, menatapku sebentar lalu melanjutkan makannya "Entahlah, aku juga heran," Aku menunjukan gigi putihku padanya, mengambil roti isi dan menyantapnya dengan senang hati, lalu meminum segelas susu.

"Binnnn?" Ada yang memanggil Kak Soobin dari luar, siapa? "Masuk," Kak Soobin berteriak tak kalah kencang dengan orang yang memanggil tadi

"Ahh, Choi Beomgyu," Aku melihat anak kelas 12 yang hobinya tuh ngaca setiap dia bertemu cermin dan mengucapkan "Wahh aku tampan juga ya," Malu aku kalo jadi temennya:') tapi gabisa komplen dia emang ganteng tingkat dewa.

Beomgyu ini seumuran denganku, tapi kelasnya loncat 1 tahun, dia kadang manggil kak Soobin kadang juga Soobin

Taehyun sama Kai sih manggilnya Kak Beomgyu, aku mah ah Beomgyu aja.

"Yang lain sudah menunggu diluar, ayo." Beomgyu keluar dari rumah diikuti oleh ku dan Kak Soobin 

"Hyeriiinn??" Itu Kang Sehwa, yang satu mobil dengan Taehyun dan Kai "Haii, tumben sekali semuanya kesini? biasanya kan berangkat masing-masing?" Aku mengedarkan pandangan, aku dibuat sangat bingung dengan keadaan ini.

"Kak Soobin nyuruh kita kesini, katanya kita harus berangkat bareng biar lo kepantau," Taehyun menimpal, dia orang terpintar diantara kita, bahkan jika dia malas belajar dia beneran bakalan dapat nilai yang bagus, dia anak seangkatan tapi beda kelas dengan aku dan Kai.

"Hah?" Speecles aku, haruskah seperti ini? "Ada-ada saja lagi" 

Aku masuk kedalam mobil Kak Yeonjun, Hehe, padahal Kak Soobin membawa mobil juga, tapi aku ingin saja bersama Kak Yeonjun, entahlah aku merasa paling jauh dengannya, dia di depanku tidak banyak bicara seperti yang lain, senyumpun susah, tapi ya 2 bulan sebelum ini dia beneran suka senyum dan ngajak bicara.

"Kenapa kau masuk ke mobilku?" Kak Yeonjun tidak melirikpun padaku? Hello aku disampingnya 

"Akuu eumm, hanyaa.... hanya ingin dekat denganmu Hehe" Ahhh kenapa aku mengucapkan kata kata itu?? Argh, aku membuang muka dan melihat keluar jendela mobil disebelahku dan ucapan tadi berhasil membuat kak Yeonjun menatap ke arahku, mendapati wajahku yang merah yang terpantul dari kaca mobil yang gelap itu.

Leave ( Choi Yeonjun ) - COMPLETEWhere stories live. Discover now