Ho Seok masih terpaku setelah mendengar pengakuan adiknya yang merasa tersakiti karena perbuatannya itu, dan gadis polisi yang menjadi sanderanya itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melepaskan dirinya dari kuncian pemuda itu, dengan cepat dia segera membalik posisinya, menjatuhkan suntikan yang ada di tangannya dan dengan cepat juga memborgol kedua tangan pemuda itu.

"Hyeong.. mianhae.." ucap Jungkook menatap Ho Seok masih dalam isakannya.

"Apa maksudmu Jungkook-ah?!" tanya pemuda itu.

"Hyeong, aku yang membocorkan rencana aksimu ini pada polisi.. aku tidak ingin kau hidup seperti ini terus hyeong.." ucap Jungkook lagi.

"Yaakkkk!! Jeon Jungkook!!!" pemuda bernama Ho Seok itu langsung menyundul wajah pria yang lebih muda darinya itu, hingga membuat pemuda itu terjatuh karena tidak siap dengan serangan mendadak pria didepannya itu.

"Hyeong.. kau boleh memukulku, menendangku, atau apapun itu, aku akan terima semuanya.. tapi aku ingin kau berhenti dari pekerjaan kotormu ini, dan kembalilah menjadi Jung Ho Seok, hyeong yang aku kenal.." ucap Jungkook sembari menyeka darah segar yang mengalir dari hidungnya.

Ho Seok masih menatap Jungkook, hatinya tersentuh mendengar penuturan adiknya itu, dia menatap Jungkook yang masih terisak dengan wajahnya yang kini mulai dialiri cairan berwarna merah dari hidungnya itu, dirinya menyesal telah menyerang adiknya dengan sundulannya tadi.

Dan tiba-tiba Ho Seok menjatuhkan dirinya di lantai, bertumpu dengan kedua lututnya, air matanya pun mengalir deras seketika, Jungkook yang melihat itu langsung berhambur memeluk kakak kesayangannya yang terborgol itu.

"Jungkook-ah, mianhae.. mianhae aku tidak bisa jadi hyeong yang baik untukmu.." Ho Seok terisak.

"Gwaenchana hyeong.. aku tidak marah, asalkan hyeong berhenti sekarang, dan hiduplah dengan baik.." Jungkook mengeratkan pelukannya, Ho Seok menenggelamkan wajahnya diatas bahu adiknya itu, dirinya semakin terisak, dia masih larut dalam penyesalannya yang dalam itu.

Cukup lama keduanya dalam posisi itu, gadis polisi dan teman-teman polisinya hanya bisa menatap haru dan mencoba memberikan waktu kepada kedua kakak beradik itu. Tak lama, Jeon Jungkook melepas pelukannya dan Ho Seok pun berdiri, kemudian mulai menganggukkan kepalanya memberi isyarat pada polisi di depannya bahwa dirinya menyerah, dan pemuda dengan bekas luka di wajahnya itu pun segera di bawa keluar ruangan oleh para polisi pria yang ada disana.

Sementara Jungkook, setelah dia menatap kakaknya keluar dari pintu ruang rawat, dirinya segera menghampiri seorang gadis yang tadi dijadikan sandera oleh kakaknya, "Chaeryeong-ssi, gomawo untuk tidak melukai hyeongku.. dan apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja Jungkook-ssi, gomawo kau sudah memberitahu Shin Yuna tadi soal rencana hyeongmu, kami semua jadi punya persiapan.. dan apa kau tidak apa-apa?" jawab Chaeryeong tersenyum lalu menunjuk hidungnya sendiri.

"Ahh, aku tidak apa-apa, tapi tidak tau kenapa darahnya tidak mau berhenti.." ucap Jungkook masih sibuk menyeka hidungnya yang masih berdarah.

"Sebaiknya kau periksakan ke dokter saja.." ucap Chaeryeong sembari mengamankan jarum suntik yang akan dijadikan barang bukti atas penangkapan Jung Ho Seok.

"Chaeryeong-ssi, boleh aku tanya sat-?" ucapan Jungkook terpotong ketika beberapa orang masuk ke dalam ruang rawat itu.

"Chaeryeong-ah.. Ryujin bagaimana keadaannya??" serbu seorang gadis bermata sipit itu diikuti dengan kedua gadis lain dibelakangnya.

"Yeji-ah... tenanglah.. semuanya sudah terkendali.. Ryujin baik-baik saja.. dan aku sudah mengamankan ini.." Chaeryeong mengangkat sebuah kantong plastik bening yang didalamnya terdapat sebuah suntikan.

The Perfect ScarsWhere stories live. Discover now