"Setiap pertemuan pasti ada hikmahnya"
Ayara pov
Pagi ini aku dan adikku ardi berencana untuk lari pagi dari apartemen ke taman kota karna jaraknya tak terlalu jauh, ini hari minggu pastinya aku libur dan butik tetap buka, tetapi sudah ku serahkan semuanya pada fafa. Dia tidak libur karna libur untuknya hari jum'at.
Semalam ardi menginap di apartemenku karna titah dari bunda kemarin sore.
"Yuk mbak berangkat"
"Kamu tuh udah mau lulus SMA lama banget siap-siapnya udah kaya anak cewek aja, cuma mau lari pagi juga"
"MBAK.... jan gitu donk"
teriak ardi disertai belalakan mata ia tak terima ku katai seperti anak cewe.
"Becanda ar, yaudah yuk berangkat"
Ardi mengangguk
------
Sesampainya kami di taman kota, kami duduk di kursi yang terbuat dari batang kayu karna lelah.
"Mbak, yakin belum mau nikah?" Ucap ardi tiba-tiba
"Kamu tau jawabannya ar" ucapku sambil tersenyum paksa
"Mbak, ga semua laki-laki itu penghianat mbak"
"Hahaha bisa aja kamu ar. Kamu haus ga ar?" Ucapku sambil merapikan hijab yang ku pakai.
"Banget mbak, aku beli dulu aja deh. Mbak mau minum apa?"
"Air mineral aja, nih uangnya"
"Ga usah mbak cuma air mineral aja, aku ada uang kok. Tunggu bentar ya"
Aku mengangguk
Ardi terkadang memang terkesan dingin tetapi ia selalu perhatian padaku, maupun orang tuaku.
Selagi menunggu ardi akupun mengecep whatsapp dan ternyata fafa mengirimkan beberapa pesan kepada ku katanya salah satu client akan datang nanti jam 10. Ayolah ini hari minggu, tapi tidak apa-apalah lagian ini juga baru jam 7:15.
"Ini mbak minumnya"
"Eh iya makasih ar"
"Hm. Mau pulang jam berapa mbak? Aku laper hehehe"
"Yaudah pulang aja yuk"
"Oke"
------
Sesampainya di apartemen kami mandi dan setelah itu aku memasak dan kami sarapan bersama.
"Ar 15 menit lagi anterin mbak ke butik ya udah jam 9 ini"
"Bukannya hari ini mbak rara libur?"
"Iya sih tapi ga papa, ada client dateng soalnya"
"Oh oke tapi beliin aku sepatu baru ya hehehe"
"Iya gampang"
------
Sesampainya di butik pukul 9:50 aku dan ardi langsung ke ruanganku dilantai atas.
"Gimana fa? Siapa yang mau datang?"
"Ah itu mbak salah satu anaknya nyonya raisa yang memesan baju seragam keluarga untuk pernikahan untuk hari sabtu, Katanya tuxedonya kekecilan."
"Yang ga mau diukur itu?"
Fafa mengangguk
"Ada-ada aja" kata ardi
Aku tersenyum sambil sedikit menggelengkan kepala
"Yaudah fa kalau mereka udah sampai tolong kamu antarkan ke ruanganku ya. Yuk ar ke ruangan mbak"
"Siap mbak" jawab wanita berhijab abu-abu itu yang tak lain adalah fafa.
Pukul 9:59 itu orang itu datang, kalau dilihat sekilas memang tampan tapi jujur saja setelah ku tau dia menyebalkan.
"Astaghfirullahaladzim... tak semua yang tampan wajahnya itu baik" batinku
"Selamat pagi pak, jadi apa benar tuxedo yang akan anda kenakan kekecilan? Boleh saya ukur badan anda dulu pak? Agar bisa saya perbaiki."
"Ih bang revan, siapa sih yang milih ni butik buat nikahan lu? Masak mau ngukur-ngukur segala sih"
"Ravin, semua penjahit ya emang harus ngukur lah. Gimana sih kamu tuh"
"Tapi aku tu kalo beli gausah ngukur ya. Tinggal bilang ukuran kayak biasanya aja. Udah beres, pas lagi ga ada kendala kekecilan lah"
"Ravin" ucap revandra yang ku tau dia adalah calon mempelai laki-laki yang memesan baju di butikku.
"Iya-iya"
"Eh cepet ukur aku. Lama dah ngelamun ya? Ga tahan liat pesona aku ya?"
Ucap orang yang dipanggil ravin itu tersenyum tentunya menaik turunkan kedua alisnya.
"Sungguh menyebalkan" batinku
"Mari saya ukur dulu" ucapku sambil berusaha tersenyum
"Okey jangan cari kesempatan dalam kesempitan ya"
Aku membulatkan mataku secara sempurna seketika karna tangan laki-laki itu dengan tanpa rasa bersalah mencubit pipiku, dan iya dia laki-laki pertama dalam artian bukan mahram yang berani menyentuhku.
"RAVIN"
teriak revan secara spontan ketika melihat itu dan ardi pun tersedak ketika sedang meminum jus jeruknya
Jujur saja dia orang paling menyebalkan yang pernah aku temui, bahkan dia lebih menyebalkan dibanding dengan ali, mantan orang yang akan dijodohkan denganku.
YOU ARE READING
Ravindra
ChickLitUsia 24 tahun bukanlah usia yang sedikit untuk ayara khusna. Ayara didesak untuk segera menikah oleh keluarganya. Bukan karna tak laku. Tapi, karna trauma oleh perjodohan yang gagal. Ayara seorang yang cantik, pekerja keras, dan sederhana. -------- ...
