Dering ponsel dari meja makan mengganggu aktivitas memasak Taeyong. Ia mematikan kompornya dan memeriksa handphone Jaehyun yang tergeletak di meja makan.
"Jaehyun, ada telepon dari Kim Mingyu-ssi!"
Tak mendapat jawaban dari si pemilik handphone, Taeyong berinisiatif menjawab panggilan itu sendiri.
"Halo-"
"Jaehyun-ah, kau di mana? Semuanya sudah berkumpul, tinggal kau dan Jungkook. Bos juga sudah mau sampai."
"Err... Maaf ini bukan Jaehyun."
"Loh? Ini nomor Jaehyun kan?"
"Maksudnya, Jaehyun sedang di kamar mandi. Ini...pacarnya."
"Oooh... Pacarnya. Haha, maaf ya mengganggu kalian. Tapi bisa bilang pada Jaehyun untuk segera datang? Kami sudah janji mau minum-minum bersama. Kami masih di sini sampai tengah malam."
"Ah iya, akan kusampaikan padanya."
"Tidak mengganggu kencan kalian kan?"
"Eeh?"
"Haha, bercanda, bercanda. Tolong bilang pada Jaehyun saja ya, kami tunggu. Terima kasih."
Panggilan diputus. Karena pembicaraan barusan, Taeyong jadi penasaran. Sudah berapa banyak teman Jaehyun yang mengetahui hubungan mereka.
Kalau orang-orang di sekitar lingkungan kerja Taeyong sih sudah hampir tahu semua. Salahkan Jaehyun yang sering datang dan tebar pesona di butiknya. Tapi orang-orang di sekitar Jaehyun? Tak ada yang Taeyong kenal selain ibunya. Ia jadi penasaran kenapa Jaehyun belum pernah mengenalkannya pada teman-teman Jaehyun.
"Ah, mungkin dia tak nyaman..."
Tak ingin memperpanjang pikirannya Taeyong memasuki kamar yang menjadi tempat Jaehyun menghilang tadi. Ia pikir pria itu sedang bermain-main dengan anak mereka dan benar saja, Jaehyun sedang mengganggu si kembar yang baru ditidurkan Taeyong satu jam yang lalu.
"Apa yang kau lakukan? Hei, jangan ganggu mereka..."
"Tapi merekanya sudah bangun sendiri saat aku selesai dari kamar mandi."
Taeyong memicingkan mata tak percaya dengan kata-kata Jaehyun. Pasti ada campur tangan pria itu dalam terbangunnya si kembar.
"Siap-siap sana. Tadi ada telepon dari Kim Mingyu. Kau ditunggu. Katanya kau sudah janji mau minum-minum dengan mereka. Teman-teman kantormu ya?"
Jaehyun melepaskan jarinya yang digenggam Mark. "Ya, semacam genk di kantor. Tapi aku tidak datang. Aku sudah bilang tak akan datang. Kim Mingyu itu pemaksa sekali sih."
"Kenapa?" Taeyong memunguti baju bekas kerja Jaehyun yang masih berserakan di atas tempat tidur.
"Hari ini tepat sebulan sejak si kembar lain. Tentu saja aku mau merayakan malam ini bersama si kembar saja~" Jaehyun kembali memasukkan jari-jarinya ke sela-sela genggaman Mark dan Jeno. "Abeoji punya hadiah untuk kalian, nanti ya abeoji kasih."
Taeyong geleng-geleng kepala tak habis pikir. Tapi tunggu... sebulan? Waktu cepat sekali berlalu. Rasa-rasanya ada sesuatu yang harus ia lakukan setelah sebulan si kembar lahir.
"Kau juga tidak lupa kan, Taeyong-ah?"
"Huh?"
"Janjimu."
Taeyong menghentikan langkahnya. Pertanyaan Jaehyun membuatnya mengingat-ingat janji apa yang sudah ia buat. Jaehyun sepertinya gemas karena Taeyong masih diam saja.
"Katanya kau mau memberiku jawaban setelah satu bulan! Mau menikah denganku tidak?"
Taeyong hampir tersedak karena pertanyaan itu. Jaehyun ini kadang-kadang di luar dugaan. Tidak langsung menjawab, Taeyong malah berlalu membawa baju kotor Jaehyun ke keranjang cucian lalu melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda tadi.
BINABASA MO ANG
OURS [JaeYong version]
FanfictionLee Taeyong seorang pria carrier yang mendambakan kehamilan. Jung Jaehyun seorang pria lajang yang dituntut memliki keturunan. Keduanya tidak percaya pada pernikahan. Bagaimana saat keinginan keduanya dipertemukan di bawah mikroskop lab dengan titel...
![OURS [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/229887931-64-k540145.jpg)