Tak Ingin Dibantu

5.1K 553 27
                                        

"Mark agak demam dan tidurnya gelisah.... Hm, sekarang sedang dalam gendonganku.... Tidak, tidak. Aku masih bisa.... Iya, kalau bisa malam ini juga ke rumah sakit, sekalian imunisasi.... Jeno tenang, aku jadi takut juga karena dia kelewat tenang.... Oke, aku tidak akan panik.... Hm, aku tunggu..."

Taeyong memutuskan sambungan teleponnya dengan Jaehyun. Agak tak enak hati juga sebenarnya mengganggu pria itu di jam kerja. Tapi ia butuh seseorang untuk mengadu. Ia tak mau panik sendirian saat kondisi anaknya agak di luar normal.

"Mark, minum susu ya? Jangan bikin papa takut... Aduh, Jeno bangun lagi..."

.
.
.

"Kadar bilirubin dalam darahnya cukup tinggi. Lihat ini, telapak tangan dan kakinya sudah mulai menguning."

"Lalu harus bagaimana dokter?"

"Terpaksa harus dirawat di rumah sakit dan menerima fototerapi sampai kadar bilirubinnya kembali normal."

"Dirawat...?"

Taeyong menutup wajahnya. Bohong kalau ia bilang kabar itu tidak membuatnya stres. Jaehyun di sebelahnya memberikan usapan-usapan agar Taeyong sedikit lebih tenang.

"Tapi Jeno baik-baik saja kan dokter?"

"Baik, dia tidak mengalami kondisi yang sama dengan Mark. Tapi kalian tetap harus hati-hati. Amati setiap gejala yang mungkin muncul di kemudian hari. Ini pasti suli untuk kalian, tapi ayah dan ibu memang perlu bekerja sama dengan baik. Selagi ibu menunggui anak yang di rumah sakit, ayah harus siap mengurusi anak yang di rumah. Jangan sampai bayi melewatkan waktunya minum ASI. Jika sulit, kalian bisa minta bantuan pada anggota keluarga yang lain. Tolong jangan terlalu stres, terutama untuk ibunya karena bisa memengaruhi produksi ASI. Percayakan Mark pada kami, kami yakin Mark akan segera membaik."

"Terima kasih dokter..."

.
.
.

Taeyong meninggalkan Mark dengan berat hati. Ia tak mau berpisah dan ingin menunggui sang buah hati semalaman di rumah sakit, tapi ia masih punya Jeno. Bayi yang belum genap berusia seminggu itu tidak bisa ia tinggalkan begitu saja.

Jaehyun tak sampai hati melihat Taeyong yang frustasi setelah pulang ke rumah. "Mark akan baik-baik saja. Besok pagi kau bertemu dengannya lagi."

"Ya." Taeyong menjawab begitu, tapi matanya memandang kosong ke luar jendela. Jeno yang berada dalam gendongannya tampak tertidur dengan tenang. Setelah menidurkan Jeno di baby cribnya, Taeyong berbaring di sebelah Jaehyun.

"Taeyong-ah..."

"Hm?"

"Ada aku. Jangan merasa kesulitan seorang diri."

Taeyong mengangguk lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun. Mencari kenyamanan dari satu-satunya tempat ia bisa bersandar.

 Mencari kenyamanan dari satu-satunya tempat ia bisa bersandar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OURS [JaeYong version]Where stories live. Discover now