"Jaehyun-ah, bagaimana kalau kita memberhentikan Hangyul saja?"
"Huh? Apa maksudmu?"
"Kurasa sekarang setelah keadaanku membaik, aku bisa mengurus si kembar sendiri lagi."
Jaehyun terdiam. Ada sedikit rasa senang dalam hatinya. Tapi ia sadar ia tak boleh egois. Ia sendiri yang bersikeras memperkerjakan baby sitter untuk si kembar. Dan itu karena ia tak mau Taeyong kelelahan sendiri.
"Tidak perlu."
"Tapi kau... Entahlah, kurasa kau kurang menyukai Hangyul."
Jaehyun merasa tertohok karena Taeyong mengatakannya sejelas itu. Memang kentara sekali ya?
"Haha... Apa aku se-childish itu? Memecat orang karena tak suka dengannya?"
"Huum... mungkin saja. Padahal orang itu bekerja sangat baik, sikapnya ramah, penampilannya oke, dia penurut, tidak menuntut banyak dan yang paling penting, anak-anak menyukainya."
"Hei, hei... Apa ini ajang pencarian bakat Lee Hangyul?"
"Aku hanya mengatakan fakta."
"Jadi hanya aku yang tak bisa melihat fakta itu di sini?"
"Kau bisa dan kau mengakuinya, makanya kau bersikap begini."
"Aku-" Jaehyun kehabisan kata karena yang dikatakan Taeyong benar adanya.
"Cobalah berdamai dengan perasaanmu. Berdamailah dengan keberadaannya. Kau tahu bukan dia penyebab semua keresahan hatimu. Kau sendirilah penyebabnya. Mungkin kalian harus menghabiskan waktu berdua agar bisa...berteman mungkin? Aku yakin Hangyul akan senang membagikan tips agar si kembar menempel padamu."
"Hahaha... Aku tidak punya waktu untuk berteman. Terima kasih atas usulnya, istriku."
Tapi Taeyong menggeleng atas penolakan Jaehyun. "Ada. Karena aku sudah mengaturnya."
.
.
.
Dan di sinilah Jaehyun, di atas kapal kecil yang sedang melaju ke tengah laut. Ada Hangyul di sebelahnya dengan senyum berseri merasakan rambutnya ditiup angin laut. Sial, seandainya itu Taeyong, Jaehyun pasti akan betah memandanginya berlama-lama.
"Kukira kau tidak suka memancing, pak?"
"Memang tidak." Jaehyun menjawab seadanya. Kalau bukan karena Taeyong yang sudah mengatur kegiatan memancing hari ini dan memaksanya dengan tatapan anak anjing, ia tak akan mau pergi. Apalagi berdua saja dengan Hangyul.
"Tapi... Memangnya tidak apa-apa kalau aku pergi denganmu, Pak Jaehyun? Taeyong-hyung akan baik-baik saja bersama si kembar?"
"Mereka bersama ibuku, tentu saja akan baik-baik saja. Ibuku bisa mengurus mereka lebih baik darimu."
"Aah, begitu... Syukurlah." Hangyul yang semula bertanya sambil tersenyum kini menundukkan wajahnya dan itu membuat Jaehyun merasa bersalah, entah kenapa.
"Kita sudah sampai, silakan keluarkan peralatan memancing kalian!" Sang kapten kapal memberitahukan saat mereka tiba di spot memancing.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Jaehyun pergi memancing. Ia pernah pergi bersama teman-teman dekatnya di kantor pengacara. Tapi ya begitu saja, ia tak terlalu menikmatinya. Ia bukan tipe orang yang sabar menanti umpannya dimakan ikan.
Sementara bagi Hangyul, ini merupakan pengalaman pertamanya memancing di laut. Bukan apa-apa, peralatan memancing profesional itu lumayan mahal dan ia punya kebutuhan lain yang lebih urgent dibanding membeli alat pancing. Ia hanya pernah memancing di sungai dengan kail sederhana dan jaring.
YOU ARE READING
OURS [JaeYong version]
FanfictionLee Taeyong seorang pria carrier yang mendambakan kehamilan. Jung Jaehyun seorang pria lajang yang dituntut memliki keturunan. Keduanya tidak percaya pada pernikahan. Bagaimana saat keinginan keduanya dipertemukan di bawah mikroskop lab dengan titel...
![OURS [JaeYong version]](https://img.wattpad.com/cover/229887931-64-k540145.jpg)