"Min-ah!" panggil V sambil menepuk pundaknya, membuat lamunan Jimin buyar seketika.

Jimin menatapnya lalu mengangkat sedikit dagunya seakan bertanya 'ada apa?'

V mendengus, "Aigoo hyung! Lihatlah dia! Tak mendengarkan kita sejak tadi!" adunya pada RM yang kini tersenyum kecut.

Jimin menggaruk tengkuknya malu-malu. "Mianhae ... ada apa hyung? Aku ketinggalan apa?"

"Hotelnya, hanya ada satu kamar yang tersisa. Hotel lain yang tak jauh dari sini pun tak punya kamar kosong lagi. Menurutmu bagaimana?"

"Apanya?" tanya Jimin lagi, masih tak mengerti. Membuat sang leader spontan mendengus pelan.

"Eunha, bagaimana dengannya? apa kita tidur di rooftop hotel itu saja?" jawab RM lagi dengan sabar.

Jimin mengangguk kecil dengan pandangan seperti tengah berpikir keras. Namun tiba-tiba ia tersadar sesuatu. "Ah iya di mana Eunha?"

"Dia sedang ke toilet bersama Jungkook." jawab Jin seadanya.

"MWO?!" Mata sipit Jimin terbelalak. Ia terkejut, pikirnya kenapa Eunha dan Jungkook bersama ke toilet?

"Dia hanya menemani Jungkook."

"MWO?!!"

"Aigoo! Haruskah kujelaskan?!"

"Jungkook tadi sudah ke toilet itu sendirian tapi entah bagaimana bocah itu membuat pengunjung lari ketakutan, jadi dia kembali kemari dan meminta Eunha menemaninya untuk berjaga-jaga jika ada yang datang. Apa. Kau. Sudah. Paham? Ada pertanyaan lagi?" Jin menatap Jimin geram. Walau masih ada satu pertanyaan lagi di benaknya, Jimin memutuskan mengangguk saja tanpa menyela lagi. Ia tak mau Hyungnya itu akan menjadi udang rebus sepenuhnya, melihat wajah dan leher Jin yang kini mulai memerah akibat menahan kesal.

"Jadi bagaimana Park Jimin?" tanya RM yang sejak tadi terabaikan.

"A ... aah itu ... Kenapa kita tak menginap bersamanya? Em maksudku, tak ada salahnya kan kita menginap di satu kamar dengannya? Toh kita teman, tak akan melakukan yang aneh-aneh juga." Final Jimin.

"Ide bagus. Kenapa tadi tak ada yang terpikir ide ini?" sahut J-Hope. Mereka lalu saling menatap dan mengangguk bersamaan, tanda setuju dengan ide Jimin.

Sementara itu Suga menggeliat di sofa yang tak jauh dari kursi mereka.

"Hoahhm ...."

"Apa kita sudah di Busan?"

***




"Kau benar-benar tak keberatan kan?" tanya RM dengan raut khawatir.

Eunha yang ditanya hanya merotasikan bola matanya malas. Sudah belasan kali namja di sampingnya ini menanyakan hal yang sama dan sudah belasan kali pula ia menjawab dengan sabar.

"Joon-ssi dengarkan aku, aku. tidak. keberatan. Kumohon berhentilah menanyakan itu ... aku sungguh tak apa-apa. Eo?"

RM masih menatapnya dengan raut khawatir namun kemudian mengangguk pelan. Sejujurnya ia tak setuju dengan ide ini, ia masih tak enak hati jika Eunha menginap bersama mereka untuk dua malam ini. Alasan pertamanya, ia tak pernah sekamar dengan wanita lain selain ibu dan adik perempuannya. Lalu alasan kedua, Bangtan itu selalu rusuh, bahkan saat terlelap, ia khawatir jika gadis ini tak dapat tidur dengan tenang. Tapi apa boleh buat, orang yang dikhawatirkannya saja langsung mengiyakan ide itu dan tampak tak mempermasalahkannya.

Kini mereka sampai di kamar 103.

Para maknae langsung masuk dengan heboh dan mulai memperebutkan kasur. Sementara yang lain sibuk dengan urusannya.

Ghost7Where stories live. Discover now