38. Peduli?

Mulai dari awal
                                    

"Bukankah karena dia...." Tiba-tiba Helena menunjuk dirinya dengan jari lentik yang bergetar itu. "Bukankah ayah berubah karena putra Duke?"

Semua orang ikut menoleh kearah yang ditunjuk Helena, tepat kearah Lucian yang sedang memakan setengah croissant dengan Aidan yang baru saja muncul. Lucian yang tidak terlalu peduli pada sekitar tiba-tiba disenggol oleh Aidan yang memberi isyarat untuk melihat sekitar.

"Ps...luc, kenapa dia menunjuk kearahmu?"

"Aku tidak tahu, aku tidak peduli."

Untuk apa aku peduli pada wanita yang sama yang pernah menyakiti ku dulu?

Alasan dibalik perbuatan Lucian terhadap waktu adalah rasa sakit yang ia rasakan, rasa bersalah terhadap orang-orang tak berdosa yang pernah mati ditangan nya, dan tentunya karena dirinya yang hanya dimanfaatkan seperti boneka.

Bukankah mengerikan?

Ia hidup dalam naungan Adelio dan melakukan segala yang dikehendaki sebagai bentuk pembayaran atas apa yang telah mereka lakukan selama ini kepadanya, ketulusan yang merupakan bentuk umpan terhadap mangsa sempurna bagi dirinya.

Seseorang menyentuh lengan bajunya.

"Tuan lucian...."

Suara lembut yang bergetar, Lucian tersentak dan menoleh kearah wanita dengan mata hijau tosca jernih itu.

"Apa maksud perkataan tuan pada saya tadi?"

Helena terkekeh dan memandangi nya lagi.

"Ayahku...Duke Adelio, menginginkan tuan...tolong... maafkan kata-kata saya terhadap tuan dulu. Saya...saya menyebut tuan monster mengerikan.." kedua matanya memanas. "Tuan bisa menghukum saya....tuan bisa menghukum saya, tolong terimalah permintaan ayah saya..."

"Helena kau!"

Duke Adelio berjalan cepat kearah nya dan segera menarik keras tangan Helena yang masih membutuhkan keseimbangan, dan terjatuh tepat didepan semua orang.

"Tuan Duke, tenanglah!"

Seseorang mencoba menengahi mereka.

"Apa nya yang tenang! Dasar putri tidak tahu malu! Dari dulu sampai sekarang tidak ada yang benar terhadap dirimu!"

Tangan besar kembali mengarah kearah Helena, wanita itu menutup mata rapat dan...

Greb...

"Tidak bisakah kau menjaga martabat seorang nona dihadapan orang-orang saat acara kedewasaan nya?"

Mata merah berkilat amarah menatap tajam kearah Duke Adelio, yang tangannya digenggam kuat bagai hendak diretakan saat itu juga.

"Ditambah, tuan memiliki tamu dari istana kekaisaran."

Mata Duke mengarah gugup kearah putra mahkota yang ikut menatapnya tajam dan tetep diam ditempatnya. Tidak berkata apapun, namun jika diperhatikan lebih dalam, tatapan mata Hansel justru terlihat kecewa.

Duke Adelio bagi kekaisaran adalah rekan politik terbaik dan memiliki peranan penting dalam berdirinya kekaisaran Westeergard, sama seperti Duke Goldenbright dan Duke Vallerius. Namun, entah sejak kapan, posisi milik Duke Adelio tergeser karena Marquis Raihanna. Hancur, bukan posisi pertama, Duke Adelio membencinya.

Kehormatan dan kejayaan beralih tangan.

Namun kini, apa yang harus ia lakukan? Kala kehormatan nya runtuh didepan seorang putra mahkota?

Meskipun keberadaan Duke Adelio cukup disegani mengingat kuatnya kekuasaan yang dimiliki. Tetap saja, jika nama sudah rusak didepan keluarga kekaisaran.

The Vermilion Primrose [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang