Empatbelas

104 28 512
                                    

Seutas tali yang kita jaga bersama ternyata putus juga karena ulah teman sendiri.

"Jadi gini, gue cuman mau ngomong, kalau gue sakit hati dengan semua ini, gue marah, gue kesel dan gue baru sadar kalau ... kalau kiko enak tau," ucap Venus.

Mars menarik hidung mancung milik Venus dengan gemas, "24 detik gue terbuang percuma." ucap Mars kesal. Venus tertawa dengan terbahak-bahak, ia melakukan semua itu agar Venus tidak merasa canggung kepada Mars.

Mars tersenyum, ia bahagia saat ini melihat seseorang yang selama ini ia jaga akhirnya tertawa dengan lepas. Tetapi, ekspresinya Mars tidak menunjukan sama sekali bahagia ataupun senyum. Venus yang melihat itu seketika menghentikan gelak tawanya saat melihat Mars menyoroti tatapan tajam ke arahnya.

Venus mengacungkan kedua jari telunjuknya 'peace' "Maafin gue," ucap Venus dengan menunjukan deretan giginya yang rapih.

Mars merangkul Venus menariknya dalam dekapan serta mengacak-ngacak rambut Venus gemas, "Sebelum lo minta maaf, gue udah maafin lo." ucap Mars.

Venus merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, ia teringat akan sesuatu, "Mars gue mau tanya, tapi ini serius." ucap Venus. Mars pun berdeham kembali sebagai jawaban.

"Abi Arseno kemana? Gue ga liat di sekolah," ucap Venus memastikan bahwa seseorang yang ia lihat kemarin bukanlah abi Arseno.

"Oh abi, dia lagi tugas di luar kota. Dari hari jum'at, kenapa Ven?" tutur Mars.

"Engga, gue ... gue cuman kangen aja," ucap Venus berbohong.

"Kalau abi gak ada dari hari jum'at, terus kemarin siapa? Pasti itu orang lain. Maafin gue Mars," batin Venus.

"Mars, maafin ucapan gue tadi pagi ya. Emm ... gue gak bermaksud gitu," ucap Venus.

Mars memasukan kedua tangan ke saku celana abu-abu miliknya dan mulai menegapkan badannya, "Gak apa-apa, gue juga minta maaf ya, gue banyak salah sama lo," ucap Mars.

"Kenapa lo gak ada di UKS waktu ke gue pingsan? Kenapa lo gak ke rumah gue waktu hari minggu?" tanya Venus berturut-turut.

"Gue ... gue waktu lo pingsan gue mau nyusul, tapi gue ada urusan buat ngomong ke Mentari supaya dia minta maaf sama lo, waktu gue balik ke UKS lo udah gak ada di sana," bohong Mars.

"Waktu minggu, gue nganterin umi kajian, sekalian gue ikut. Maaf ya," ucap Mars Berbohong lagi. Mars hanya tidak ingin Venus membenci seseorang lagi, terutama ibunya dan Galaksi. Sebanyak apapun Galaksi bersikap kasar dan berkhianat kepadanya, Mars masih tetap menganggap Galaksi sebagai sahabatnya. Bagi Mars, persahabatan adalah hal utama, ia tidak peduli berapa banyak ia menutupi kekurangan dan keburukannya, Mars hanya ingin mereka tetap bersama meskipun Mars yang merasakan sakit, asal bukan kedua sahabatnya.

"Oh jadi gitu? Maafin gue ya, gue salah paham. Gara-gara salah paham, kita jadi gini. Maafin gue Mars," lirih Venus. Kepala Venus mulai tertunduk lagi, kenapa mudah sekali ia termakan sesuatu yang sebenarnya masih semu?

Mars menarik dagu Venus perlahan, "Jangan minta maaf terus, lebaran udah lewat." ucap Mars dengan terkekeh.

Venus memukul pelan dada bidang Mars, "Gue serius tau." ucap Venus, ia memajukan bibirnya beberapa cm.

"Lo mau gue seriusin? Kalau mau nanti gue sama abi gue ke rumah lo," ucap Mars.

Blush

Pipi Venus seketika merah merona, Venus menangkup pipinya menggunakan kedua tangannya. Venus merasakan degupan jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya.

MaVeGa [Sudah Terbit]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα