8

87 13 0
                                    

    Vote dong

Dan

    Comment yah

.

.

.

   Di meja makan Afna diam menatap tajam ke Juna yang tengah tersenyum kepadanya, "Seharusnya di meja ini cuman berdua bukan bertiga." cibir Afna.

   "Dek, lo gak boleh ngomong kayak gitu, dia tamu di rumah kita." tegur Gio.

   "Dengerin tuh, tamu harus dilayanin dengan baik." timpal Juna yang memasukan nasi pada mulutnya.

   "Udalah capek gue ladenin lo, ow iya habis makan lo langsung pulang. Males gue liat muka lo." ketus Afna.

   Gio yang melihat pertengkaran antara temen dan adiknya hanya terkekeh, "kayaknya lo berdua cocok deh, pasangan yang saling melengkapi." seru Gio dengan entengnya.

    Kedua orang itu menatap tajam ke Gio, yang membuat sang empuh tertawa karena lucu melihat ekspresi wajah dari mereka berdua.

    "Idih gue sama dia Bang? Ya kali, gue bisa milih mana yang gila dan mana yang enggak. Emang lo mau punga adik ipar yang gila?" tanya Afna yang melirik ke Juna.

   "Hahaha, sabar Jun. Emang adik gue kayak gini, di depan mah kayak nolak gitu, eh padahal mah di belakang nanti mah dia bakal jingkrak-jingkrak kayak orang gila." ujar Gio.

   "Bang Gio, lo kok nyeselin banget sih. Gak gue kasih makan baru tau rasa lu." sinis Afna pada Kakaknya.

   "Ternyata lo manja juga." seru Juna.

   "Apa lo bilang? Gue manja? Hello, dari sudut mana kalo gue manja? Gaya kayak preman gini di bilang manja, katarak mata lo." tukas Afna yang tidak terima.

   "Hahaha, manja, suka marah-marah, petakilan, pembrontak, gak mau kalah, usil dan bikin orang darah tinggi. Gio adik lo sama aja kayak lo yah." seru Juna.

   "Iya lah kan gue adiknya." balas Afna.

   "Gue kasih tugas sama lo Jun, lo rubah sikap Afna yah. Gue mau lo jadi bodyguardnya, gimana setuju?" tanya Gio.

   Afna melotot, ia tidak percaya. Yang benar saja satu cecenguk akan mengikutinya kemana-mana. "Gak! Gue gak setuju!" teriak Aqila.

   "Setuju," timpal Juna yang kemudian menjabat tangan Gio dan menarik ujung bibirnya dan menatap Afna.

    "Kenapa lo terima anjing? Gue gak mau yah ketemu lo setiap detik, yang ada gue harus sedia kantung kresek buat muntah-muntah karena lo." seru Afna.

    "Ah kesel, awas lu Bang. Sebulan ini gak gue kasih makan." ancam Afna.

    "Masih ada black card Na, lo mau apa?" tanya Gio yang kemudian tertawa.

    "Serius?"

    "Serius, mau juga? Makanya nurut sama Abang." ujar Gio yang menyunggingkan senyumnya.

    "Ok bang tiap minggu lo tambahin uang jajan gue yah, janji ok? Kalo gak, detik ini juga gue bakal pergi dari rumah ini, dan gak akan gue anggap lo sebagai Kakak gue lagi." seru Afna yang menatap Gio dan sekarang gadis itu berganti menatap Juna dengan intes, "buat lo, jangan pernah sekali ngatur-ngatur kehidupan gue. Awas aja lo." seru Afna.

   "Yaudah gue mau pergi setelah ini, Bang uang jajan. Hari ini gue mau traktir temen-temen gue." seru Afna yang menodong ke Gio.

   Gio mengeluarkan 7 lembar uang yang bewarna merah, "cukup kan?" tanya Gio.

Pacar Pura-PuraWhere stories live. Discover now