Dan mereka berakhir disini.
Gedung tua yang tak pernah lagi ditempati.
Hanya mereka berdua yang sering kesana.
"Kamu gak boleh gitu ah, berantem terus,"
"Gak semuanya bisa diselesain dengan berantem, Yong." jelas Lisa sambil menyentuh punggung tangan kiri milik Taeyong.
Taeyong yang menatap tangannya itu kini menggenggam tangan kanan Lisa erat.
"Dia bilang begitu, mana bisa aku terima." nada dingin Taeyong pun kembali.
Lisa tersenyum mendengar perkataan Taeyong. Dia pun menatap Taeyong dalam.
"But guess what," ucap Lisa membuat Taeyong menoleh.
"Apa?" Tanya Taeyong pada akhirnya.
"Dia bilang aku spesial lho hehe." Jelas Lisa singkat.
Namun, Taeyong malah mengerutkan dahi bingung,
"Maksudnya?"
Lisa pun menatap Taeyong dengan muka datarnya,
"Seriusan kamu gak ngerti?"
"Emang kenapaa?" Tanya Taeyong lagi.
Lisa menghembuskan napas kasar, "ya, berarti aku spesial dong untuk kamu. Ya gak?"
Dengan muka polosnya, Taeyong mengangguk membuat Lisa terkekeh geli melihatnya.
"Ya udah, gak usah marah. Tahan emosi."
"Tapi, dia–"
"Marah karena suatu hal yang bukan faktanya itu cuma buang - buang tenaga." Potong Lisa.
"Jadi tolong ya untuk Byakta Taeyong Ganendra gak usah marah - marah gitu deh" kekeh Lisa.
Taeyong pun ikut terkekeh, "oke, Putri"
"Putri Lalisa Anastasia."
•■•■•■•■•
"ABANG TUKANG BAKSO–"
"BACOT!"
"Ya, maap. Gua lagi ngidam bakso anjir"
Taeyong mendecak, sedangkan Lisa hanya terkekeh.
Baru saja mereka datang ke tempat perkumpulan para pembuat mural, suara - suara bising itu sudah terdengar.
"Kenapa sih lo pada?" Tanya Taeyong yang langsung saja bergabung dengan Yuta, Jaemin, Jeno dan Haechan.
"EH KAK LISA!"
"Haii!" Sapa Lisa dengan senyuman manisnya tatkala melihat mata binar Jaemin, Jeno dan Haechan.
Ketiga cowok itu terdiam sebentar sebelum Haechan berlari kedepan Lisa dan Taeyong.
Belum sempat Haechan menarik tangan Lisa, Taeyong sudah sigap menahan Haechan,
"Ets mau ngapain lo, cah?" Tanya Taeyong dengan muka datarnya.
"Buset, bang. Jadian mah iya jadian, gak bakal Haechan embat. Haechan cuma mau kasih lihat mural bikinan Haechan aja." Jelas Haechan.
"Oh, ya? Mana?!" Seru Lisa tak sabaran membuat Haechan tersenyum.
Sedangkan Taeyong menatap Lisa bingung.
"Sini, Haechan tunjukin."
Seolah Haechan bisa melakukannya tanpa izin, dia pun menarik tangan Lisa agar mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔
FanfictionPutri Lalisa Anastasia, biasa dipanggil Lisa atau bisa juga Lili. cerewet, selalu semangat, baik, ramah dan semua energi positif ada didalam dirinya. Tapi, tolong kecualikan sifat gila nya. Lisa mempunyai delapan sahabat yang selalu setia berada dis...
《Special》
Mulai dari awal
![ᏟᏒᎪᏃᎽ ᎶᎥᏒᏞ [͏y͏o͏n͏g͏l͏i͏c͏e] ✔](https://img.wattpad.com/cover/220892877-64-k604932.jpg)