Bonus : Waktu Pertama Kali 🏠

7.5K 715 44
                                    

Kala itu, Chris sedang membawa Jeongin jalan-jalan sore saat melihat ada yang pindahan ke rumah sebelah. Rumahnya dan rumah sebelah itu berada cukup jauh dari rumah lainnya. Makanya Chris dibuat sedikit bingung saat tiba-tiba ada yang menempati rumah itu.

Chris pikir, mungkin yang menempati adalah sepasang orang lanjut usia yang memang butuh ketenangan. Tapi, lagi-lagi Chris dibuat terkejut saat melihat tetangga barunya adalah sosok yang masih muda. Bahkan sepertinya berusia di bawahnya.

Dan kenapa anak muda seperti tetangga barunya itu memilih rumah yang jauh dari mana-mana seperti ini?

Chris diam memerhatikan dari kejauhan. Entah kenapa, dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok itu. Mungkin karena senyumnya manis, atau karena matanya indah, atau-tunggu. Kenapa Chris jadi mengagumi sosok itu?

Sepertinya, Chris sudah cukup lama sendiri. Dia jadi seperti kurang belaian begini.

Chris kembali sadar saat Jeongin merengek. Dia mengalihkan fokus ke anaknya itu. "Iya-iya. Ayo kita jalan lagi. Mamamu pergi belum lama 'kan, Dek. Masa Dad jatuh cinta lagi. Jahat banget, yakan?"

Sementara itu, Minho cukup sadar kalau ada yang memerhatikannya di kejauhan. Dia baru berani menoleh saat merasa sosok itu sudah tidak memandanginya. Dia terlihat bingung saat mendapati seorang pria dengan bayi digendongannya.

Minho reflek melirik rumah sebelah. Iya, hanya pemilik rumah itu yang berkemungkinan ada di lingkungan ini selain Minho. Sebenarnya, dia mau tidak mau tinggal di rumah ini. Pamannya memintanya tinggal di sini. Minho diminta untuk menjaga rumah ini, paling tidak sampai ada yang mau membelinya nanti.

Minho menurut. Lagipula, biaya hal-hal untuk rumah ini ditanggung pamannya. Dia jadi bisa menghilangkan jatah uang sewa kamar dari gajinya.

Minho kembali melihat pria yang kini sedang mengobrol dengan bayinya. Mereka saling bercanda dan terlihat bahagia sekali. Minho dibuat ikut tersenyum melihatnya. Sepertinya, Minho harus menyapa mereka nanti.

×××

Chris sedang mengantar bibi yang membantunya menjaga Jeongin keluar saat dia mendapati seseorang berdiri di luar pintunya. Itu tetangga barunya. Dia berterima kasih pada bibi itu lebih dulu dan membiarkannya pulang, sebelum beralih ke Minho yang menunggunya dengan senyuman.

Minho cukup yakin kalau wanita yang tadi itu tidak mungkin istri dari tetangga barunya ini. Wanita itu tampak cukup tua untuk tetangganya. "Halo! Aku Minho, baru aja tempatin rumah sebelah, hehehe."

"Ah, Minho." Chris tersenyum. Dia akhirnya tau nama sosok yang sempat dikaguminya tadi. "Saya Chris. Yuk, masuk dulu, Minho. Kita ngobrol di dalam biar lebih nyaman."

"Oh, Mas Chris. Makasih, Mas." Minho tersenyum sebelum mengikuti Chris melangkah ke dalam. Dia tersenyum saat melihat-lihat bagian dalam rumah Chris. Desainnya mirip seperti rumah yang ditempatinya, hanya beda warna cat dan tatanan barangnya saja.

"Oh iya!" Minho menunjukan kotak bekal di tangannya. "Ini ada kue buat Mas Chris sekeluarga, sebagai tanda perkenalan, hehehehe."

"Aduh, repot-repot banget." ujar Chris mengambil kotak bekal yang diberikan Minho dengan senyuman. Dia lalu menunjuk sofa yang ada di sana, "Kamu boleh duduk dulu, Minho. Biar saya buatin minum."

"Eh, ga usah, Mas. Nanti ngerepotin." cegah Minho sebelum Chris menuju dapur. "Ga pa-pa. Ga usah. Aku juga masih ada yang perlu diberesin di rumah. Ke sini cuma mau mengakrabkan diri aja, kok!" dia terkekeh malu di akhir kalimat.

"Ealah, ga pa-pa. Ga ngerepotin, kok!"

"Ga usah! Beneran, ga usah-" ucapan Minho terhenti karena suara tangis bayi menginterupsinya. Ah, itu pasti bayi yang tetangganya ini gendong tadi.

Chris menoleh ke lorong yang ada di sana. "Sebentar ya, Minho. Saya ambil Ayen dulu."

Minho hanya tersenyum, mempersilakan Chris melangkah menuju sebuah kamar dan kembali dengan seorang bayi di gendongannya. Minho yang masih berdiri segera melangkah menghampiri Chris yang sedang menenangkan bayinya. Dia tersenyum melihat bayi itu yang sedang menyantap susu dari botolnya. "Ya ampun, lucu banget anaknya, Mas."

Chris tersenyum mendengar pujian itu, "Terima kasih."

Minho mengangguk sekilas sebelum melihat sekitar. Ada cukup banyak foto bayi yang dipajang di rumah ini, tapi dia merasa ada yang kurang. "Mas tinggal sendiri?"

"Berdua sama Ayen."

"Mamanya..?"

"Ah, itu." Chris tersenyum. "Tuhan lebih sayang sama mamanya dia." ujarnya sembari mencolek pucuk hidung Jeongin yang sudah kembali terlelap.

Duh. Minho jadi merasa salah bicara begini. "Mas, maaf. Aku ga maksud-"

"Ga pa-pa, Minho. Terima kasih udah nanya, ya."

Melihat Chris yang masih tersenyum manis begitu malah membuat Minho semakin merasa bersalah. Dia menunduk canggung dan Chris bisa merasakannya.

"Kamu duduk dulu, ya. Saya buatin minum."

Kini Minho tidak bisa menolak. Dia hanya tersenyum canggung sebelum mengambil duduk di sofa.

Sementara itu, Chris memasuki dapur dengan Jeongin di gendongannya. Dia terkekeh pelan sebelum berbicara pada Jeongin yang terlelap, "Lucu ya, Dek? Dad gemes lihatnya. Kamu nanti yang akrab sama dia, ya. Biar kita punya temen baru."

Dan dari sanalah, kisah mereka dimulai.

###

✓ | Lego House +banginhoWhere stories live. Discover now