PART 1

9.5K 530 12
                                    

HunKai Area'
🍁
.
Mpreg! Angst! BxB

•°'.•°'.•°'.•°'.•°'.•°'

'plak'

Suara tamparan menggema di penjuru rumah bak istana ini. Tampak dua orang lelaki dewasa dan seorang balita yang menangis sesenggukan sambil bersembunyi di belakang ibunya.

"Maafkan Taeoh, Sehun dia masih kecil." Ibu dari balita itu bersuara sambil menunduk takut di hatinya.

"Ck, sudah berapa kali ku peringatkan, jangan pernah masuk ke ruangan ku tapi anakmu itu tuli atau apa hah?" Si dominan itu marah besar kepada balita yang menangis dan bersembunyi di belakang lelaki yang diyakini ibunya.

"Dia juga anakmu Sehun, Taeoh masih kecil." Si lelaki manis berucap tenang walau hati berdenyut nyeri. Pipinya juga perih, tamparan lelaki dominan di depannya tidak pernah main-main.

'plak'

"lagi" Batin sih manis sambil memegang pipi kiri yang memerah berdenyut ngilu. Ia menunduk menatap putranya yang masih menangis, Jongin tersenyum tulus seolah tamparan si dominan tak terasa sakit dipipinya.

Hatinya berdenyut nyeri melihat lelaki di depannya. pernikahan empat tahun yang terjadi tak mengubah segalanya, malah memperburuk keadaan.
Memang apa yang harus ia harapkan? seorang supir yang menjalin cinta satu malam dengan sang majikan dan menghasilkan seorang malaikat di perutnya. Pernikahan yang di matanya akan berjalan harmonis tapi semua tak berjalan mulus. Sehun, suaminya tak pernah mencintainya, Sehun benci dia dan Taeoh yang merupakan anaknya sendiri, Sehun juga melakukan kekerasan dalam rumah tangga tapi Jongin selama ini, diam karena dia menghormati Sehun selaku suaminya. Juga Taeoh yang butuh sosok ayah walau fisik dan batinnya disiksa.
Hancur, Jongin hancur ia ingin menangis menumpahkan segalanya tapi pada siapa dia mengadu? tidak dia tak boleh lemah di depan Taeoh, dia harus kuat Jongin harus menjadi sosok yang kuat demi Taeoh.

"Jaga mulutmu dia hanya bocah tak tahu diri,! ingat baik-baik jangan pernah masuk ke kamarku lagi atau kalian kuberi lebih dari ini!!" Sehun berlalu meninggalkan sepasang ibu dan anak yang ketakutan itu.

Jongin menyamakan tingginya dengan Taeoh.
Taeoh memegangi kedua pipi Jongin yang memerah meninggalkan cap telapak tangan di sana.

"Ini pasti sakit ya ma?" Jongin tersenyum ia menggeleng dan ikut memegangi kedua tangan Taeoh yang masih di pipinya.

"Tidak mama kuat, Taeoh jangan khawatir pipi mama baik kok." Jongin mencoba meyakinkan Taeoh yang menatapnya sendu.

"Mama jangan bohong? Taeoh tidak suka, pipi mama merah merah itu pasti sakit, coba tadi Taeoh tidak kejar Vivi pasti papa gak akan sampai pukul mama hiks hiks, Tae tidak suka hiks... hiks... hiks..."
Balita itu menangis sambil menggelengkan kepala membuat Surai hitamnya ikut bergoyang diikuti lelehan air mata dari mata mungilnya.
Taeoh tidak suka jika papanya marah marah. pasti papa akan memukul mama dan membuat mama sedih. Taeoh tidak suka jika mamanya sedih.

"Tidak Taeoh tidak salah, jadi jangan salahkan Taeoh. tapi janji pada mama Taeoh tidak akan masuk ke kamar papa lagi ya?"
Jongin memeluk putranya sambil mengusap punggung kecil Taeoh.

"Taeoh janji" sahut Taeoh sambil mengulurkan jari kelingking nya dan menautkanya dengan jari kelingking sang mama.
Tawa kecil muncul di wajah mungilnya.

"Mama cantik Tae suka"
Taeoh kembali menerjang tubuh Jongin begitu cepat dan mencium pipi tembam Jongin.
Jongin ikut tersenyum hanya tawa kecil Taeoh sudah membuatnya bahagia tak lebih hanya kebahagiaan anaknya lah yang Jongin inginkan.

Bersambung🍁

28Juli2020

Destiny Of My Love✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang