PART 23 End

3.4K 206 4
                                    

HunKai Area'
🍁
.
Mpreg! Angst! BxB

•°'.•°'.•°'.•°'.•°'.•°'

Mereka berakhir di apartemen yang cukup luas, tidak mungkin juga Sehun membiarkan Haowen dan Jongin tinggal di rumah kecil mereka.
Ia tidak tega! Melihat Jongin yang sepertinya trauma berat akan kejadian masalalu cukup membuat Sehun sadar.

Dia keterlaluan.

Bajingan

Tidak bertanggung jawab

Dan masih banyak sekali umpatan yang memang pantas didapatnya.

"Papa!" Taeoh berteriak membuka pintu dengan mainan besar di pelukannya.
Sehun memberikan gesture agar taeoh tidak berisik.

"Mama tidur? Hao hao mana?" Suara Taeoh nyaris tidak terdengar karena berbisik kecil. Sehun berjongkok menyamakan posisinya dengan tinggi Taeoh.

"Itu."  Sehun menunjuk box putih di sudut kamar, berbisik ke telinga Taeoh.

"Tae mandi dulu ya? Nanti main lagi sama Hao? Oke?" Taeoh berpikir keras, sebenarnya ingin pamer ke arah Haowen tapi diurungkan. Pasti lebih seru mandi dan bermain air.

"Ukayy" Sehun gemas sendiri dan menggendong anaknya menuju lantai bawah. Bisa terganggu istirahat Jongin jika Sehun dan Taeoh main basah-basahan.

Jongin terbangun, pusing dan perih di bagian perut bawahnya. Ia meringis melihat sekeliling kamar yang didominasi warna putih dan abu-abu, dimana ini?

Sesaat Jongin terdiam lantas mengarahkan pandangannya ke suara tangis bayi yang ia yakini Haowen.

"Mama sudah bangun?" Taeoh datang dengan Sehun di belakangnya. Taeoh berhamburan memeluk Segera bergegas mengangkat si bungsu dari box, Sehun menimangnya sebentar namun Haowen tampaknya merindukan ibunya.

Dan benar bayi merah itu berhenti menangis di pelukan Jongin. Sehun ikut duduk di sisi ranjang.

"Minun terus? Hao hao tidak kenyang?" Sehun menciumi pipi gembil Taeoh, bibir si sulung yang maju membuat kedua orang dewasa itu paham.

Taeoh cemburu.

"Adik masih kecil Tae, harus minum asi biar cepat besar nanti main sama Taeoh oke?" Taeoh menghiraukan perkataan Jongin memilih memeluk Sehun erat erat. Si sulung ini

Jongin mengerti kedipan mata Sehun, membawa Taeoh pergi berharap mood anaknya itu kembali. Yah bagaimanapun Taeoh sudah resmi menjadi seorang kakak.

Ia meringis saat sesapan pada putingnya menguat. Dasar anak Sehun tidak ada yang mau mengalah.

"Mau es krim?"

"Mainan?"

"Makan?"

"Jalan jalan?"

"Taeoh mau apa?" Bibir mungil itu mulai bergetar. Taeoh mengusap air mata di matanya

Drama dimulai~~~

"Mama," aish mungkin memang Taeoh lebih banyak menghabiskan waktu dengan Jongin membuatnya tidak nyaman saat Jongin membagi kasih sayangnya.

"Sebentar ya, biar adik tidur baru Tae-..."

"Mama!" Taeoh memotong ucapan Sehun dengan suara lirih.

"Ayo, kita ke atas lagi." Sehun tersenyum tipis di hatinya, Astaga menyenangkan sekali menangani perkara sepele seperti ini.

Pas sekali saat Haowen tertidur, Taeoh mengalihkan mukanya ke sembarang tempat asalkan tidak melihat ke arah mamanya!

"Tae?"

Satu

Dua

Tiga

"Mama~~~" Taeoh berlari berhamburan ke arah Jongin, Sehun hanya bisa tersenyum manis,

"Tae cemburu ya? Hao hao ambil mamanya Tae lama?" Taeoh mengangguk cepat memeluk erat Jongin dengan terisak. Sehun membawa pergi Haowen, ya ini waktunya Taeoh tahu jika bukan hanya dia yang memiliki Jongin.

"Taeoh tahu? Anak mama sekarang bukan hanya Taeoh tapi sekarang ada Haowen juga," Jongin mengusap surai rambut Taeoh pelan.
"Hao jauh lebih kecil bukan dari Taeoh?" Si kecil mengangguk.
"Hmm begini Hao jauh lebih membutuhkan mama ya karena dia belum bisa melakukan apa apa pekerjaannya hanya menangis dan menangis. Oleh karena itu mama harus menjaga adik, Taeoh sudah besar bukan? Jika Taeoh butuh atau ingin apa apa mama ada papa juga tapi Haowen hanya membutuhkan mama untuk makan."

"Tae jahat ya ma?" Jongin menggeleng mengecup pucuk kepala anaknya.

"Taeoh hanya belum terbiasa. Bukan berarti mama di ambil Haowen, tapi Haowen lebih membutuhkan mama. Mama tetap mamanya Taeoh ingat?" Taeoh mengangguk dan kembali memeluk Jongin hingga tertidur.

🍁

"Kau lapar?" Pertanyaan Sehun membuat Jongin mengangguk.

"Sedikit." Sehun tersenyum lagi, hari ini banyak sekali kejutan tidak terduga.

"Aku sudah memesan beberapa makanan," Jongin mengangguk dan hening sesaat lalu tangan si manis menepuk pinggiran ranjang.
Sehun menurut ikut berbaring dan memeluk Jongin dari sebelah.

"Mumpung anak anak tidur," si tan tertawa kecil, ia mendusal ke dada Sehun.

"Sehun?"

"Hm?"

"Terima kasih" Sehun menunduk melihat Jongin yang tersipu membuatnya gemas bisa terkena diabetes lama lama, ibu dan anak sama saja menggemaskan! Sehun mana tahan!

"Aku yang seharusnya mengucapkan terima kasih" Sehun mengangkat wajah Jongin.
"Aku menghargai keputusanmu untuk menjauh tapi biarkan aku melihat tumbuh kembang anak anak kita? Aku bersumpah tidak akan menganggumu Jongin." Jongin mengerti Sehun pasti memikirkan hal ini.
"Jongin mengertilah aku tidak bisa kehilangan dirimu untuk yang kedua kalinya. Aku juga akan menemanimu menghilangkan trauma yang ku perbuat. Jongin percaya, aku bersungguh sungguh dengan semua ini." Sehun menangis, ia tidak bisa lagi kehilangan keluarganya.

Cukup masalalu

Masa depannya harus tertata dengan kebahagiaan.

"Sehun? Kau benar, aku juga bersalah." Jongin mengusap air mata Sehun, mengecup kening Sehun sekilas.
"Mari kita mulai semuanya."

"Jo- Jongin? Kau"

"Aku mencintaimu Oh Sehun!" Sehun membeku dan segera memeluk tubuh Jongin.
Ia bergumam kata terima kasih tanpa henti.

"Aku mencintaimu Oh Jongin." Belum genap satu menit sebelum si bungsu menangis dan Taeoh terbangun karena bising.

Yah kembali ke kenyataan mereka masih memiliki dua anak ayam itu.
Sehun masih terharu, ia segera melakukan apa yang akan Jongin lakukan mengambil Haowen dan menenangkan Taeoh agar tertidur kembali.

"Jongin, I love you." Mereka berhadapan Sehun di sisi kiri bersama Taeoh dan Jongin di sisi kanan yang sedang menyusu.

"I love you too, Oh Sehun"

End

30-Oktober-2021

Akan ada dua bab tambah jika saya longgar waktunya ̄³ ̄
Makasih yang mau nunggu book ini end, hehehe sampai ketemu di book selanjutnya◜‿◝

Destiny Of My Love✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant