学校?(3)

272 42 19
                                    

Dimana ini? Dazai melihat sekeliling. Ah, ini taman dekat sekolah. Tadi dia lari, ya? Dia melihat kedua tangannya. Kosong. Padahal tadi dia baru saja mencengkram kuat dan bisa saja menghajar Shiga saat itu juga. Kenapa dia tidak bisa melakukannya?

Iya, Dazai tahu kalau Akutagawa-senpai akrab dengan Shiga. Akutagawa senang bersama dengan Shiga. Dia bisa merasakannya hanya melihatnya dari jauh, bahkan dia bisa merasakan betapa pentingnya Shiga bagi Akutagawa. Akutagawa mengagumi sosok Shiga.

Dia...mungkin iri dengan Shiga.

"Oi, Dazai!"

Dazai menoleh, melihat Ango yang berlari mendekatinya sambil mengomel, "Ya ampun, kau ini kenapa sih? Gabut banget ya hanya untuk menangkap Shiga seperti itu? Seharusnya kau menghajarnya saja tadi."

Dazai tidak memberikan respon yang baik, Ango hanya menghela napas melihat sahabatnya kembali murung. Dia merangkul leher Dazai, kemudian berkata, "Yaudah, gak usah dipikirin omongan Shiga. Tas kita ketinggalan ya. Kita minta tolong Odasaku buat ambilin deh." ucapnya sambil mengambil ponsel.

"Ango...."

"Hm?"

"Hari ini aku boleh menginap di rumahmu?"

"Tentu saja boleh. Ajak Odasaku sekalian. Malam ini kita makan nabe." Ango tersenyum senang.

"Memangnya Odasaku kemana...?"

"Lagi gosip sama emak-emak," Ango setengah bercanda sambil menutup ponselnya setelah selesai memberi pesan kepada Odasaku, "Kuy kita belanja!"

"Memangnya Ango punya uang..."

Ango menunjukkan sebuah dompet berwarna cokelat. Tertulis dengan huruf kapital disana, "INI DOMPET ODASAKU. JIKA ADA YANG MELIHAT DOMPET INI DIPEGANG OLEH DUA MAKHLUK BERAMBUT BIRU TUA DAN MERAH, BERARTI MEREKA PENCURI. TOLONG SEGERA DIHENTIKAN."

"Akutagawa-senpai, seharusnya anda tahu hal itu."

Suasana di gudang seketika hening mendadak sehingga suasana sedikit runyam. Shiga melirik Akutagawa, "Apa maksudnya, Ryuu?"

"Hm.... Memang benar, aku pernah menghentikan usaha bunuh dirinya waktu itu," ucap Akutagawa. "Tapi, aku tidak melakukan apa-apa sampai dia harus mengagumiku. Aku tidak menyangka dia akan melakukan hal seperti itu. Yang kami lakukan hanya mengobrol."

"Hee, kenapa aku tidak tahu hal itu? Oh, jangan-jangan, pas waktu pertama kali dalam sejarah(?), kau bolos pelajaran itu?!"

"Benar. Saat itu,"

"Dazai terkagum-kagum dengan Senpai sejak saat itu. Apa yang kalian lakukan, kami tidak tahu detailnya. Tapi kalau misalnya Dazai senang, aku dan Ango tidak mempermasalahkan hal itu. Justru kami ikutan senang,"

"Tapi kegiatannya itu kriminalitas, Oda. Ngestalk sampai segitunya,"

"Kami tahu. Dulu lebih parah. Dia sampai ingin memata-matain Senpai ke rumah. Kami menghentikannya."

"Ah, karena itulah, dia hanya seperti itu ketika di sekolah ya. Aku harus berterima kasih pada kalian," ucap Akutagawa.

"Sekarang, bagaimana caranya dia bisa mengobrol dengan Ryuu ya...." Shiga memasang pose berpikir. "Ryuu, kenapa kau tidak mengobrol dengannya duluan?"

"Eeh... Untuk sekarang saya tidak mau. Saya menikmatinya. Kalau saya tiba-tiba mengajaknya mengobrol setelah ini, dia akan berpikir kalau Shiga-san yang memaksa saya dan dia semakin marah pada Shiga-san,"

Bungou To Alchemist -Drabble-Where stories live. Discover now