記憶 - End

185 22 41
                                    

"...ada hal seperti itu?"

Akutagawa dan Kan memutuskan bercerita semuanya. Hori tidak bisa memberikan ekspresi yang jelas, antara terkejut ataupun bagaimana, tapi dia segera memberikan ekspresi cemas menatap ke arah Akutagawa.

"A-Akutagawa-san,"

"Ada apa, Tacchanko?"

Tenang. Intonasi yang diberikan Akutagawa menunjukkan ketenangan yang sengaja dibuat-buat agar Hori tidak khawatir berlebihan. Akutagawa sendiri tahu betapa jujurnya Hori. Dia pasti segera mencemaskannya. Hori memegang tangan Akutagawa, begitu pula Akutagawa membalasnya.

"Aku baik-baik saja, sungguh," ucap Akutagawa.

"Ta, Tapi," Sebagai salah satu orang yang dekat dengan Akutagawa di kehidupan dulu, Hori tampak ketakutan mendengar itu. Keseluruhan ingatan semasa hidup.... Itu hal yang menyenangkan sekaligus mengerikan.

"...karena itulah kami tidak ingin membicarakannya padamu," ucap Kan meminta maaf. "Bukan meremehkan, tapi..."

"Aku tidak ingin membuatmu cemas," ucap Akutagawa mengelus kepala Hori. "Aku baik-baik saja, Kan selalu membantuku."

Membantu, ya? Kan sedikit menarik napas begitu mendengarnya.

Malam penuh curiga itu. Kan akhirnya memutuskan masuk ke kamar Akutagawa diam-diam.

Berantakan. Semuanya berantakan. Bahkan tubuh yang seharusnya ada di atas tempat tidur pun tergeletak tak berdaya. Kan yang mengkhawatirkan Akutagawa justru dibalas dengan ucapan,

"Kenapa Kan meninggalkanku waktu itu?"

"Kenapa Kan tidak menolongku?"

"Kenapa, Kan? Kenapa?"

Tapi tampaknya Akutagawa tidak mengingatnya.

Pemandangan Akutagawa memeluk Hori sudah cukup membuatnya bahagia. Kan, hidup kembali dengan dosa meninggalkan rekannya itu, bisa bersyukur atas kesempatan kedua.

Waktu itu, Kan segera menenangkan Akutagawa.

"Maaf, Ryuu, maaf,"

Malam itu Kan hanya bisa mengatakan maaf.

"Terima kasih ya, Kan,"

Seolah tahu apa yang Kan pikirkan, Akutagawa dengan latar belakang langit malam karena jendela dibuka itu tersenyum padanya.

"Apaan tiba-tiba?"

"Aku tidak mengucapkannya dengan benar,"

"Yah, sama-sama," balas Kan. "Kalau aku merasakan hal yang sama, bantu aku juga nanti ya?"

Akutagawa tersenyum menjawab, "Iya." dan mengelus kepala Hori. "Tacchanko juga. Aku akan--"

"...ZAAAAIII!!!"

"--membantumu kok."

Ada jeda ketika Akutagawa mengatakan hal itu. Ketiganya auto menoleh ke arah jendela.

"Berisik banget di tengah malam ini." ujar Kan.

"Zai...?" Hori mengulangi apa yang mereka dengar. "...Dazai, maksudnya?"

"DAZAAAAAIIII!!!!"

Suaranya terdengar samar, tapi begitu Hori selesai menyebut nama itu, teriakan itu kembali terulang.

"Dazai-kun, maksudnya?" tanya Akutagawa. "Dazai-kun belum kembali?"

"DAZAAAAAIIIII!!!!"

Bungou To Alchemist -Drabble-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang