• Please •

Mulai dari awal
                                        

"Apa yang kau inginkan brengsek. Katakan dengan jelas!"

"Perlukah aku buktikan disini Park Jimin? Agar semua orang tahu?"

"Kau--"

Jimin menarik kerah Jungkook saat lelaki itu kembali mencari sesuatu di dalam tasnya. Mengeluarkan semua buku-bukunya.

"Kenapa? Kau mau memukulku?"

Tanya Jungkook dengan santai. Sementara Jimin sudah kehabisan nafas menjaga amarahnya sejak tadi.

"Jauhkan tanganmu dari tas ku brengsek."

"Kenapa? Kau tidak ingin mereka semua tahu? Bahwa kau--"

"Rooftop. Kita bicara disana."

Ucap Jimin sebelum melepaskan tangannya dari kerah baju Jungkook. Pergi dengan cepat keluar dari kelas. Sementara murid lain mulai bergumam hal yang tidak jelas tentang mereka berdua.

• • •

"Kau ingin membuatku di bully?"

Tanya Jimin tepat saat Jungkook masuk ke rooftop itu.

"Aku tidak sehina itu. Bully? Kekanakan sekali."

"Kalau begitu katakan dengan jelas! Apa yang kau inginkan?!"

Jimin kembali berteriak disana. Benar-benar merasa muak melihat Jungkook yang sejak tadi terus menyudutkannya.

"Tadi malam. Kau pasti tahu apa yang terjadi tadi malam. Antara kau, Sohyun, dan obat-obatan itu."

Jimin terdiam. Menatap Jungkook dengan mata yang bergetar ketakutan. Semua yang ia khawatirkan terjadi.

Dan Jungkook, mendengar keheningan itu, membuatnya menyimpulkan satu hal.

"Kau,memberikannya morfin?"

Tidak ada jawaban. Jimin masih diam disana. Kini menunduk, memandangi kedua kakinya yang terasa lemas itu.

"Jawab aku Park Jimin."

Jungkook muak melihat situasi ini. Muak melihat Jimin yang sejak tadi tidak kunjung mengatakan apapun. Sementara dirinya sudah tak tahan ingin melayangkan sebuah pukulan keras di wajah lelaki itu.

"Aku tidak memaksanya."

"Apa?"

"Aku tidak memaksanya untuk membeli obat itu. Ia sendiri yang menelfonku dan--"

"Dan kau memberikannya? Brengsek."

Umpatan itu membuat Jimin sontak melihat Jungkook. Baginya selama beberapa bulan pindah ke sekolah ini, Jungkook adalah seorang ketua kelas yang terlihat baik dan sopan. Mendengar lelaki itu mengumpat membuatnya sedikit terkejut.

Namun apa yang dilakukan Jungkook selanjutnya lebih dari itu.

Jimin belum sepenuhnya sadar dengan apa yang baru saja terjadi. Begitu cepat, bahkan tidak sadar sejak kapan tubuhnya menghantam lantai yang keras itu, merasakan sedikit darah segar yang keluar dari sudut bibirnya.

"Berengsek! Bagaimana bisa kau melakukan itu pada temanmu sendiri!"

"Teman?"

• ALONE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang