"Siapa yang duduk disana? Ah, anak pindahan dari Jepang itu kan?"

"Kim Sohyun." Ucap Jungkook membenarkan ucapan gurunya.

"Ah, benar Sohyun. Kenapa dia tidak hadir? Apa keterangannya?"

Jungkook sempat diam sebentar. Semua mata murid di kelas itu tertuju padanya. Sebagai ketua kelas ia harus tahu apa alasan teman sekelasnya tidak datang ke sekolah. Dan memikirkan hal itu membuatnya muak.

Sementara Jimin, ia hanya bisa menunduk disana. Memainkan jari-jarinya dengan gugup. Benar-benar merasa takut.

"Jeon Jungkook? Apa kau tidak tahu?"

"Dia.."

Jungkook kembali terdiam sebentar. Dan Jimin yang mendengar itu sontak melihat kearahnya, menunggu lanjutan kalimat Jungkook. Dan saat mata mereka kembali bertemu, Jungkook menahan kepalan tangannya yang sejak tadi ingin melempar tubuh lelaki itu.

"Tadi malam orang tuanya menelfonku, mereka harus membawa Sohyun ke rumah sakit."

Jantung Jimin berdegup dengan kencang disana. Pikirannya semakin kacau. Dan saat ia melihat tatapan Jungkook yang menatapnya dengan tajam itu, ia tahu sudah terjadi sesuatu yang buruk.

"Rumah sakit? Apa dia baik-baik saja?" tanya guru mereka.

"Ah, dia baik-baik saja. Penyakitnya kambuh dan ia harus di rawat beberapa hari."

"Ah benarkah? Kalau begitu keterangannya sakit. Terimakasih Jungkook."

Jungkook kembali duduk di kursinya setelah guru itu menulis keterangan sakit di samping nama Sohyun, namun ia tidak mengalihkan tatapan tajamnya itu dari Jimin.

Cukup lama, namun tak bisa melakukan apapun. Hanya terus memaki di dalam hatinya. Benar-benar muak melihat Jimin yang bisa datang ke sekolah dalam keadaan baik-baik saja sementara wanita itu kini sedang sekarat di rumah sakit.

"Baiklah! Ganti seragam kalian dan berkumpul di lapangan!"

Seluruh murid mulai mengikuti perintah guru mereka. Para wanita keluar dari ruangan kelas untuk mengganti pakaian mereka sementara para lelaki tanpa pikir panjang mengganti seragam mereka di dalam kelas.

Jimin berdiri dari kursinya. Sekali lagi membisikkan ke dalam hatinya bahwa semuanya baik-baik saja. Berjalan ke arah lokernya, berniat untuk mengganti seragam sebelum Jungkook berdiri disana, tepat di hadapannya.

"Ikut aku."

Ucap Jungkook singkat. Yang dibalas dengan tatapan heran Jimin.

"Untuk?"

"Ada yang ingin kubicarakan."

Mendengar itu membuat jantung Jimin kembali berdegup kencang. Namun sekali lagi berlagak bahwa semuanya baik-baik saja.

"Katakan saja disini."

"Kau yakin?"

Jungkook tersenyum tipis. Sukses membuat Jimin merinding melihat itu.

"Jangan buang-buang waktuku Jeon Jungkook."

"Baiklah. Kalau begitu--"

Jungkook kembali ke kursi Jimin. Membuka tas lelaki itu dengan paksa.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan!"

Teriakan Jimin membuat seisi kelas yang tadinya sibuk seketika menjadi sunyi. Dan sukses membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian disana.

"Harusnya aku yang tanyakan itu padamu! Apa yang kau lakukan! Kim Sohyun--"

"Tutup mulutmu."

"Ah, kau sudah tahu arah pembicaraan kita?"

• ALONE •Donde viven las historias. Descúbrelo ahora