Pandora Box [IU x NCT127]

606 78 15
                                    

"Maaf ...."

"Anda belum bisa ...."

Gadis itu menghembuskan napas kasar. Rambut yang ia tata serapi mungkin, kini sudah kusut. Riasan yang mempercantik dirinya, kini mulai luntur. Dan sepasang sepatu baru yang ia beli, kini melukai kakinya.

Ternyata hidup orang dewasa itu tidak mudah.

Mencari pekerjaan seperti mencari jodoh saja. Ditolak sana, ditolak sini, mulai dari kalimat sopan sampai makian yang keluar. Sepertinya, semua itu sudah ia dengar dari para pengurus tempat usaha yang ia datangi.

"Katanya... doa orang yang tersakiti cepat didengar Tuhan. Tapi kenapa doaku belum didengar juga?" monolognya, yang kini terbaring memandang langit biru di kursi panjang depan rumah atap-nya.

"Apa doaku kurang keras?"

Gadis itu memposisikan dirinya untuk berdiri, berjalan menuju pembatas gedung, yang kalau dilewati bisa merenggut nyawanya. Ia menghela napas kasar sekali lagi, sebelum akhirnya membuka suara.

"TUHAN! BERI AKU KEAJAIBAN!"

Buk!

Gadis itu menengok, mendapati seorang kurir pengantar paket sedang menatap takut ke arahnya. Buru-buru pria itu mengambil kembali kotak yang tadi jatuh, akibat terkejut dengan teriakan sang gadis.

"Siapa?" tanya gadis itu, masih di posisinya.

"Anu... ini ada paket untuk nona Lee Jieun," ucap pria itu, masih dengan wajah takutnya.

"Ah, itu aku."

Sang kurir langsung menyerahkan paket tersebut, dan bergegas pamit dengan alasan ingin mengantar paket lainnya. Gadis itu, Lee Jieun, tak ambil pusing. Ia justru melangkah masuk ke dalam rumah sederhananya, yang berada di lantai dua kediaman keluarga Min.

"Dari siapa ya," gumamnya, lalu meletakkan kotak berukuran sedang tersebut. Tangannya tergerak memutar kotak itu, mencari nama pengirim yang sudah memberinya paket tersebut.

"Tidak ada?" lirihnya.

Jari-jari lentik itu dengan tak sabar membuka setiap perekat yang menutupi kotak tersebut. Matanya bahkan tak lepas sedetikpun, memperhatikan setiap detail benda persegi yang berada di dalamnya.

"Kotak apa ini?"

Lagi-lagi gadis itu hanya bermonolog karena tak ada satupun makhluk hidup yang bisa ia ajak bicara di sana. Matanya kini fokus pada sebuah kotak berwarna hitam dengan pahatan kuno sebagai hiasan. Perlahan ia mengeluarkan benda itu, sekali lagi, memutar kotaknya. Mencari sesuatu yang mungkin bisa menjelaskan bagaimana cara kerja atau kegunaannya.

Namun, lagi-lagi ia tak menemukan petunjuk.

Gadis itu membenarkan posisi duduk, sebelum akhirnya membuka pengait pada kotak tersebut. Membukanya secara perlahan, takut jika yang keluar adalah hal menyeramkan.

Tapi, saat kotak itu terbuka sempurna, Ia hanya diperlihatkan oleh genangan air di dalam kotak tersebut, yang anehnya tidak tumpah. Airnya biru, seperti air laut.

Saat ia ingin menyentuh air itu, tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan menghalangi penglihatannya. Gravitasi di rumah kecil itu seketika berubah, seakan menarik si gadis masuk ke dalam kotak tersebut.



•••



"Huwaaa~"

Gadis itu terbangun, menemukan dirinya berada di dalam bath up yang sangat besar, dengan air yang berwarna biru. Napasnya tercekat sesaat, seakan menetralkan dengan kondisi udara di tempat itu.

IU Oneshoot StoryWhere stories live. Discover now