"ANNIKA!"

dari jauh, Yurian berlari tergopoh-gopoh diikuti oleh Marchionnes dan yang lainnya.

"Wajahnya panas."

"Dia hanya menghirup sedikit asap." Jelas lucian yang kembali menggunakan mana nya untuk menyembuhkan pernapasan Annika.

"Dimana Ethan?"

Lucian terperangah, ia lalu ingat saat akan berpindah tempat, lelaki bersurai silver itu tiba-tiba berlari ke koridor penuh api. Samar tapi jelas disaat bersamaan, ada sekelebat bayangan yang berlari.

"Dia didalam...."

Sesaat kemudian, Lucian kembali menghilang menuju ke tempat dimana mungkin lelaki bersurai silver itu berada.

***

Nafas terengah-engah, Ethan menyapu keringat yang semakin bercucuran dikeningnya akibat panas api yang menggelegar disana sini. Bayangan itu, ada dimana dia saat ini. Ethan ingat apa yang membuatnya berlari dari lingkaran sihir teleportasi milik Lucian tadi.

Bayangan itu, sempat menarik anak panah kearah mereka tadi.

Jelas, kecelakaan adalah pembunuhan berencana, bukan ditunjukkan pada putra mahkota melainkan pada orang lain yang jelas masih belum ia ketahui.

Apa ini merujuk pada seseorang yang berdiri disekitar putra mahkota?

Bayangan sosok gadis melintas dipikiran nya, Annika yang tersenyum senang. Yang tepat berada dibawah lampu gantung yang jatuh.

"TOLONG..."

DEG!

bayangan tadi, kembali melintas dibelakangnya. Sayang, suara minta tolong itu menghentikan langkahnya.
Bimbang, antara harus mengejar pelaku dan menolong seseorang yang masih tidak diketahui keberadaannya. Hingga tiba-tiba sebuah tirai terbakar akan jatuh kearahnya.

Sring!

bruk!!

"APA KAU GILA HAH!"

Didepannya, Lucian berdiri dengan menggemgam erat kedua bahunya. Kedua sorot matanya seakan marah.

"Apa yang akan Annika katakan jika kau mati tadi!"

"Eh?"

"Sudahlah, lupakan soal ini, cepat cari orang yang minta tolong itu, aku akan mengejar pelakunya, para pasukan divisi keamanan masih mencari jalan untuk memasuki ballroom."

Lucian, kembali berdiri dan memfokuskan seluruh aliran mana disekitarnya. Mencari keberadaan 'orang itu' sesaat, pemandangan gelap mata tertutupnya berganti dengan kobaran api yang melahap habis seluruh gedung aula ballroom tersebut. Disebuah ruangan ia melihat wanita yang meminta tolong tadi. "Ruang istirahat bangsawan aristokrat. Dia disana." Mendengarnya, Ethan mengangguk dan kembali menembus api dengan pedangnya. Setelahnya, Lucian berteleportasi menuju tempat 'orang' itu berada.

"Ini...hutan belakang istana bukan?"

***

"Padamkan apinya cepat!"

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now