Jaehyun berjalan kearahnya. Bukannya mengambilkan panci, lelaki jangkung itu malah mengurung tubuh mungilnya. Taeyong menunduk merasakan wajahnya memerah malu. Dalam hati ia meruntuki dirinya yang bertingkah seperti remaja polos pemalu.

"Ke-kenapa malah diam?! Dimana pancinya?" semburnya galak. Tangannya berusaha mendorong dada bidang kekasihnya yang terasa keras dan kokoh.

"Jae- umph!"

Jaehyun berhasil mencuri kecupan singkat di bibir mungil kekasihnya. Ia terkekeh melihat si mungil yang langsung menutupi mulutnya.

Taeyong tersipu saat sepintas pikirannya menginginkan lebih. Ia menatap tajam lelaki jangkung yang sedang menampakkan wajah tanpa dosanya.

"Pancinya ada diatas. Kau pasti tidak bisa mengambilnya." Jaehyun membuka rak paling atas lalu mengeluarkan panci berukuran sedang.

Taeyong mendecih kesal, merasa terhina. Tapi memang tampaknya rak itu terlalu tinggi untuk digapai. Jadi, ia tidak menyangkalnya.

Jaehyun mengajari setiap langkah dengan begitu sabar dan lembut. Ia menikmati setiap detiknya memperhatikan wajah cantik kekasihnya yang mengerut bingung, aneh, terkejut. Sebuah hiburan sederhana yang sanggup ia nikmati sepanjang hidupnya.

Dapur yang biasanya terasa dingin tanpa obrolan dan tawa, kini terkesan lebih hidup dan menyenangkan. Yang semula terasa membosankan, kini menjadi salah satu tempat yang bisa membuatnya terhibur.

Taeyong beberapa kali memekik kesal menghadapi tingkah usil kekasihnya yang terus menggodanya. Menggelitik pinggangnya, memeluknya dari belakang, menggigit telinganya, hingga mencubit pantatnya. Jika bisa, ia ingin menendang kekasih tampannya itu.

"Cukup mudah kan?"

Taeyong memutar bola matanya. "Mudah dan cepat, jika saja kau menjaga tanganmu untuk diam." ia dengan gemas menekan kedua sisi pipi berisi kekasihnya.

"Mari kita lihat, sejauh apa kau mendengarkan instruksiku." Jaehyun membawa dua piring spaghetti aglio olio ke meja makan.

Taeyong mengambil dua set sendok dan garpu lalu duduk di seberang kekasihnya. "Jika rasanya enak, kau harus membelikanku takoyaki setelah makan."

Jaehyun mengangkat bahu. "Itu mudah."

Taeyong menunduk, senyum tipis menghiasi bibirnya. Mungkin kekasihnya tidak tau fakta bahwa ia jauh lebih pandai memasak.

.
.

Falling deep down into the dark

.
.

"Bagaimana?"

"Umpan sudah dipasang. Tinggal menunggu target keluar dan memakan umpan."

"Kau yakin dia akan memakan umpannya?"

"Yakin. Dia pasti akan datang."

"Persiapkan semua orang."

"Baik."

.
.

Falling deep down into the dark

.
.

Dan disinilah lelaki tampan itu berada. Di depan kedai takoyaki yang berjarak lumayan jauh saat ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan sabar menunggu pesanannya selesai dibuat.

Falling (Jaeyong) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant