8

5.6K 839 94
                                        

Even the smallest changes in our daily routine can create incredible ripple effects that expand our vision of what is possible.
-Charles F. Glassman-

.
.
.

"Halo, John?"

"Halo, hyung." Johnny menuangkan kopi ke dalam cangkir dengan sebelah tangannya. "Ada apa pagi-pagi menelpon?"

"Ah, ini soal Taeyong. Aku sudah tau dia dimana." suara diseberang sana terdengar tenang dan ringan.

"Hm, baiklah. Kau ingin aku mengawasinya, hyung?" Johnny mendekatkan bibirnya pada cangkir, menyesap rasa pahit yang membuat matanya terasa segar.

"Tidak perlu. Aku yakin dia bisa menjaga dirinya dengan baik."

"Ah, baik kalau begitu." Johnny menganggukkan kepalanya pelan.

"Terima kasih, John."

Sambungan terputus. Ia meletakkan ponselnya lalu kembali meneguk kopi yang menjadi candunya.

"Morning, babe."

Johnny merasakan ciuman basah pada pipinya. Tanpa menoleh, ia sudah tau kalau itu kekasih mungilnya.

"What kind of breakfast do you want?" lelaki manis itu membuka kulkas sambil menunggu jawaban Johnny.

"I'm ok with bacon and scrambled eggs."

Ten mengambil dua butir telur dan beberapa bacon. Ia bersenandung pelan sambil membuat sarapan.

Johnny berjalan mendekati Ten. Tangannya memeluk pinggang ramping kekasihnya lalu menumpukan dagunya pada bahu sempit si mungil. Sesekali ia menolehkan kepala untuk mengecup pipinya.

Ten tampak tak terganggu dengan ulah kekasih jangkungnya. Ia fokus membolak-balik bacon sambil tetap bersenandung pelan.

"Aku sudah memesan tiket ke Paris untuk bulan depan." Johnny menghisap leher kekasihnya hingga membuatnya mendesis.

"Itu bagus." jawab Ten singkat tanpa berniat menatap lelaki jangkung yang terus mendaratkan kecupan pada lehernya.

Johnny berhenti. "Hanya itu saja? Kau tidak senang?"

Ten mengulum senyumnya. "Memangnya kau ingin aku bereaksi seperti apa?" ia mematikan kompor saat dirasa bacon sudah matang.

"I don't know. Jump and kiss me maybe?" Johnny melipat tangannya di depan dada. Punggungnya bersandar pada meja yang berada di tengah dapur.

Ten terkekeh lalu membalikkan badan. Ia menatap raut wajah tampan kekasihnya yang terlihat sedikit.. Kesal?

"Jump and kiss you?" lelaki manis itu tersenyum jahil. Ia melompat-lompat lalu menabrakkan tubuh mungilnya pada Johnny. Tangannya menarik tengkuknya agar menunduk. "Muaahh~" Ten tersenyum lebar. "Begini kan, sayangku?"

Johnny dengan gemas menarik Ten ke dalam pelukannya. Menyerang bibir tipis kekasihnya hingga si mungil kehabisan napas. "Aku tidak akan melepaskanmu."

Johnny mendorong tubuh mungil kekasihnya hingga berbaring di meja. Hanya butuh tiga detik sebelum Ten terpenjara dibawah kungkungan lengan kokoh yang selalu menggodanya.

Lelaki manis itu mengerang saat dua tangan lebar kekasihnya menyusup ke dalam kaus tipisnya. Mengusap dua tonjolan mungil miliknya.

"Angghhh.. John.. Kit- a harus hhh sarapann.."

"Sarapan bisa menunggu, babe."

.

.

Falling (Jaeyong) Where stories live. Discover now