Symmetric Fold

Começar do início
                                    

Lalu Gayatri mengeluarkan satu pistol dan langsung menodongkan ke arah Mayor Ardhie. Mayor Ardhie yang hendak menyerang kembali Gayatri, seketika mengangkat tangannya. Sekilas Gayatri melirik ke Raksa yang kewalahan menghadapi 5 orang itu tanpa senjata.

"Senjata jenis Glock 19? tak ubahnya seperti pistol bambu nona." Ucap Mayor Ardhie meremehkan. Padahal perlu diketahui jika jenis Glock 19 ini adalah senjata yang banyak digunakan oleh para intel karena keunggulan-keunggulannya. Selain itu jenis ini menjadi favorit para Kepolisian dunia.

"Saya kira hanya anjing yang bisa menggonggong. Namun kau ternyata sama seperti itu juga Mayor, sama-sama banyak menggonggongnya." Balas Gayatri yang semakin membuat Mayor Ardhie murka.

"Sial*n! kau sudah melewati batasmu, pelac*r kecil!" sentak Mayor Ardhie. Sedangkan Gayatri masih menodongkan senjatanya ke arah Mayor Ardhie yang masih terdiam di tempatnya.

Lalu Raksa masih berusaha melumpuhkan 5 orang tersebut dengan tangan kosong. Dua orang sudah KO dan terkapar di lantai, sedangkan 3 lagi masih berusaha menyerang Raksa. Bahkan dari mereka dengan licik menodongkan senjata ke arah Raksa. Namun beruntung laki-laki itu menyadari dan segera menangkis dengan satu tendangan.
Sedangkan disisi Gayatri, gadis itu melangkah pelan dan mendekat ke arah Mayor Ardhie.

"Pilihannya hanya dua, menyerah atau kalah." Ucap Gayatri kemudian. Sedangkan Mayor Ardhie nampak tertawa pelan.

"Besar sekali nyalimu gadis muda." Walaupun ditodong dengan senjata api, tetapi Mayor Ardhie nampak tak takut sama sekali. Laki-laki itu malah menampakkan wajah mengejek pada Gayatri.

Dalam hati Gayatri mengumpat. Benar-benar tidak waras laki-laki di depannya ini.

"Satu." Gayatri melangkah satu ke depan Mayor Ardhie. Kini sisa jarak mereka hanya beberapa langkah saja. Mungkin 3 sampai 4 langkah sudah sampai di depan persis Mayor Ardhie.

Peringatan Gayatri dan dirinya yang semakin mendekat ke arah Mayor Ardhie justru tak digubris. Kini disisi Raksa justru terlibat perkelahian dengan serius. Wajahnya beberapa kali terkena bogeman mentah yang membuat wajah tampannya kini menjadi lebam di beberapa bagian.

"Dua." Gayatri melangkah satu langkah ke depan dan semakin dekat dengan Mayor Ardhie. Tetapi justru Mayor Ardhie terkekeh dengan tangan yang tetap terangkat ke atas.

"Menyerah atau kalah?" ulang Gayatri kembali. Namun Mayor Ardhie tetap bergeming dan malah menunjukkan senyum menjijikkannya.

Gayatri menatap tajam dengan senjata yang masih mengarah pada Mayor Ardhie. Gadis itu tentunya tak main-main. Apalagi peringatannya tak di indahkan oleh laki-laki edan itu.

"Ti-ga." Langkah terakhir Gayatri membuat dirinya hanya terpaut satu langkah dengan Mayor Ardhie. Lantas senjata itu tepat berada di depan dahi Mayor Ardhie.

"Menyerah atau kalah?" ulang Gayatri lagi untuk ketiga kalinya. Ini adalah peringatan terakhir.

"Bagaimana kalau kamu yang menyerah?" bukannya menjawab pilihan dari Gayatri, justru jawaban lain yang membuat Gayatri langsung naik pitam.

Seketika emosi Gayatri bergejolak. Langsung saja ia menarik senjata itu sehingga hanya sekali tarik pelatuk, senjata tersebut langsung mengeluarkan pelurunya.

"Sekalipun saya perempuan, tetapi saya tidak takut dengan pecundang macam anda." Ucap Gayatri setengah berbisik pada Mayor Ardhie. Sedangkan Mayor Ardhie menatap Gayatri dengan tatapan nyalangnya.

Lalu Gayatri mengarahkan senjatanya ke sebelah kanan kepala Mayor Ardhie. Laki-laki itu melirik sekilas Gayatri yang sudah dikuasi oleh emosi dan kemarahan yang memuncak.

DersikOnde histórias criam vida. Descubra agora