Chapter 21: Terlalu Mudah

Start from the beginning
                                    

Mereka bertiga menyetujuinya dan mengikuti Ileniya menuju ke ruang pertemuan.

***

Kris melesat cepat menuju Arech diikuti dengan Zay yang berada di belakangnya.

Arech mengumpulkan aura hitam yang sangat banyak dan mengubahnya menjadi sebilah pedang berwarna hitam, dan melesat cepat menuju Kris dan Zay.

Zay berhenti berlari untuk membidik Arech dengan Barret M82 nya, sementara Kris masih melesat cepat.

Setelah jarak Arech sudah dekat dengan Kris, dia mengayunkan pedangnya ke arah Kris.

"Darkness Slash!"

Gelombang hitam muncul setelah Arech mengayunkan pedangnya ke arah Kris.

Kris menangkis gelombang itu hanya dengan mengayunkan pedangnya. Melihat itu, Zay menembakkan pelurunya menuju Arech.

Peluru Zay mengenai Arech dengan telak dan membuatnya terpental menuju dinding di belakangnya.

Tidak hanya itu, Kris dengan cepat muncul di depan Arech dan mengayunkan pedangnya.

Dengan cepat Arech membuat pelindung berwarna hitam untuk melindungi dirinya dari serangan Kris, tetapi pelindung itu langsung hancur saat pedang Kris menyentuhnya.

Mengetahui bahwa pelindungnya tidak cukup kuat untuk menahan serangan Kris, Arech segera bergerak ke kanan untuk menghindar dari serangan Kris dan menjaga jaraknya.

Serangan Kris hanya mengenai dinding, namun itu cukup untuk membuat dinding arena berlubang sangat besar.

"Wah wah, seranganmu itu sangat berbahaya sekali." ucap Arech tenang namun sebenarnya dia sangat khawatir.

Arech sudah tidak bisa menggunakan regenerasinya lagi karena kekuatannya sudah habis saat terakhir kali dia menyembuhkan diri dari serangan Evlyn.

Kris menatap Arech dengan sedikit senyuman diwajahnya, "Mengapa kau menghindar dari seranganku? Bukankah kau bisa menyembuhkan lukamu sendiri?"

Kris memainkan pedangnya sambi berjalan pelan menuju Arech berdiri, "Apakah kekuatanmu tidak cukup? Kalau begitu ini adalah akhir dari hidupmu."

Setelah Kris mengatakan hal itu, sebuah dagger menembus tubuh Arech, dia berusaha untuk melihat kebelakang untuk melihat siapa yang menusuknya.

"Kau! Sejak kapan kau berada di belakangku?!" teriak Arech dengan kesal.

Zay hanya tersenyum dan menarik daggernya, kemudian menghilang.

Arech sangat terkejut dengan menghilangnya Zay, dia mencari disekelilingnya dan akhirnya dia melihat Zay berdiri disamping Kris dengan senyum yang sangat lebar.

"Apa yang kau ingin lakukan kepadaku?" ucap Arech diselimuti dengan rasa takut.

Arech melihat pedang Kris diselimuti dengan kobaran api yang sangat besar, namun api yang menyelimuti pedang Kris bukan berwarna merah melainkan berwarna hitam.

"Menarik sekali, aku baru tau kalau iblis mempunyai rasa takut akan kematian juga."  Kris tertawa kecil, "Tenang saja, ini tidak akan sakit kok."

Kris menancapkan pedangnya ke tanah.

"Punitive Flames!"

Api hitam yang berkobar di pedang Kris segera turun ke tanah dan menghampiri Arech dengan sangat cepat.

"Aku akan menunggumu di alam lain, manusia sialan!"

Tidak butuh waktu yang lama, api hitam itu membakar seluruh tubuh Arech sampai tidak tersisa.

"Sudah berakhir?" ucap Zay.

Kris menganggukkan kepalanya, "Iya sudah selesai, api hitam ku sudah berhenti berkobar."

Api hitam Kris tidak akan mati sebelum tubuh seseorang yang terkena api tersebut terbakar habis.

Kris melihat Angelina yang masih berada di dalam Barrier untuk memastikan bahwa dia baik-baik saja dan menghilangkan Barrier yang melindunginya.

"Kau baik-baik saja?" Kris menghampiri Angelina.

"Aku tidak apa-apa." ucap Angelina.

Sebenarnya dia masih tidak percaya dengan pertarungan yang Kris, Zay, Strix dan Evlyn terhadap Arech. Belum pernah Angelina lihat ada yang bisa mengalahkan iblis dengan cepat bahkan iblis tersebut tidak bisa berkutik melawannya.

Pertarungan mereka berempat tidak bisa disebut dengan pertarungan, lebih cocok jika disebut dengan pembullyan. Angelina tidak bisa mengukur kekuatan mereka semua, wajar saja jika Kris dan yang lain mendapatkan Rank Crown di Guild.

Angelina melamun memikirkan itu semua sampai suara Kris menyadarkan lamunannya.

"Hey Angelina, mengapa kau melamun?" Ucap Kris menyadarkan Angelina.

"Ah tidak apa-apa, itu tidak penting. Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"

Kris mengatakan bahwa mereka akan kembali ke HomeBase melalui Teleport Stone yang dia punya. Sebelumnya Teleport Stone ini tidak bisa digunakan karena fitur ini harus diaktifkan di tempat.

"Aku mendapat pesan dari Ileniya." Strix mengatakan bahwa Ileniya menunggu mereka di ruang pertemuan bersama Alfred, Stella, dan Catherina.

"Aku mengerti."

Kris mengaktifkan Teleport Stone yang dipegangnya dan berpindah tempat.

***

Kris dan yang lain berhasil sampai di HomeBase dan berada tepat di lantai 5. Kris memang sengaja berpindah tempat di lantai 5, karena Strix berkata bahwa Ileniya menunggunya di ruang pertemuan.

"Aku, Zay dan Angelina akan pergi ke ruang pertemuan. Kalian berdua bagaimana?" Kris bertanya kepada Strix dan Evlyn.

"Kami berdua akan menemui yang lain, Master." Ucap Evlyn.

Kris menganggukkan kepalanya dan berpisah dengan mereka berdua. Tidak butuh waktu yang lama untuk mereka bertiga sampai di depan pintu ruang pertemuan, Kris membuka pintu dan mendapati Alfred sedang berjalan bolak-balik.

"Kami datang." Ucap Kris.

Alfred segera melihat kearah mereka dan melihat Angelina yang berada di belakang Kris.

"Angelina!" Alfred berjalan cepat menuju Angelina dan memeluknya.

Angelina membiarkan ayahnya memeluknya karena dia tahu pasti Alfred sangat khawatir dengannya.

"Aku baik-baik saja, ayah." Ucap Angelina membalas pelukan ayahnya.

"Syukurlah kau baik-baik saja."

Alfred melepaskan pelukannya dan menatap Kris dengan wajah yang sangat serius.

"Kris, mulai hari ini kau dan Angelina telah resmi bertunangan!"

Kris mengedipkan matanya berkali-kali, "Hah?"

***

"Maafkan aku, Yang Mulia. Anak buahku gagal untuk menangkap Angelina." Ucap pria itu sambil bersujud.

"Apa yang menyebabkan dia gagal?" ucap pria satunya yang saat ini sedang duduk disinggasananya.

Pria yang bersujud itu menjelaskan bahwa ada beberapa manusia yang sangat kuat menghalanginya untuk menangkap Angelina. Dia juga menambahkan bahwa anak buahnya telah mati karena bertarung dengan manusia itu.

"Oh menarik sekali. Aku tidak pernah melihat ada manusia yang dapat membunuh Iblis." Pria yang duduk disinggasana itu tersenyum sangat lebar dan menunjukkan taringnya, "Aku ingin kau membunuh manusia itu, jika kau gagal membunuhnya maka jangan pernah kau menginjakkan kakimu disini!" sambungnya.

"Aku mengerti, Yang Mulia. Kalau begitu saya pamit undur diri." Pria itu bangkit dari sujudnya dan berjalan keluar.

Sesampainya di luar ruangan, pria itu tersenyum lebar, "Kau datang juga, Kris?"


Two Friends Who are Trapped in a Parallel WorldWhere stories live. Discover now