2. Posesif?

19 4 4
                                    

Halloooooooooo

Hari ini double updatee, doakan aku update teruss okayy!!

Happy reading yaww...

*************

"Restu disimbolkan sebagai variabel di aljabar. Bisa positif, bisa negatif"

~Melva Arshana

*******

BRAK!

Melva dan Vira terkesiap ketika mendapati ada yang mendobrak pintu UKS.

"Kakak gapapa? Ada yang luka? Mana? Kasih tau Leo dimana kalau ada luka?"

Melva mendesah lelah ketika tubuhnya digoyang-goyang sementara Vira terkekeh melihat sahabatnya sedang 'diperiksa' oleh adik sahabatnya itu.

Siapa lagi kalau bukan Leo. Kaleo Arvhana. Adik laki-laki satu-satunya Melva.

"Leo, plis, kakak gapapa kok." Melva menepis tangan Leo yang terus-terusan menggoyangkan badannya.

Lalu, Melva memajukan badannya dan memeluk badan besar adiknya itu, yang sekarang Melva masih heran kenapa dia bisa tinggi sedangkan Melva masih bertahan di 155 cm lebih sedikit.

Leo membalas pelukan kakaknya, mengelus rambut kakaknya yang agak manja itu.

Tanpa disadari mereka, Vira sudah turun dari kasur UKS dan berjalan ke arah pintu.

"Mel, gue ke kelas. Gue bawain deh tas lo." Vira berujar seraya menutup pintu UKS.

Vira tahu, Melva pasti akan dibawa pulang oleh adiknya itu. Bukan sekali dua kali, tetapi berkali-kali Vira mendapati kejadian ini.

"VIR, JAN---" mulut Melva tidak selesai melanjutkan perkataannya karena Leo menutup mulutnya.

"Ish, kenapa sih?" tanya Melva kesal, karena ternyata tangan Leo mampu menutup hampir seluruh mukanya.

"Kita pulang." Leo berbisik ke telinga Melva. Pelan, tetapi tegas seakan tak bisa dibantah.

Melva menghela napas dan mengangguk pasrah. Kemudian, ia membiarkan Leo mengelus kepalanya.

Sesaat kemudian, Melva baru menyadari, kenapa Leo bisa ada disini?

"Leo, kenapa kamu bisa ke sini? Kan masih jam sekolah! Bolos ya kamu!" ucap Melva seraya mencubit perut Leo.

"Akh! Akh! Kakak!" Leo mendesis pelan seraya membiarkan kakaknya mencubit perutnya. Walaupun tidak sakit, Leo harus tetap berpura-pura agar Melva tidak marah padanya.

"Kakak tahu kan seberapa sayangnya Leo sama kakak? Pas dengar kakak pingsan, Leo langsung lompatin pagar biar bisa ke sekolah kakak loh."

Melva semakin keras mencubit perut Leo dengan gemas. "Jangan keseringan bolos gitu, baru juga kelas 10!"

"Akh! Leo kan khawatir sama kakak, tahu! Kalau kakak kenapa-kenapa gimana!" balas Leo seraya melepaskan cubitan Melva dan mengecup punggung tangan kakaknya itu.

"Kak, yuk pulang."

Lalu, Leo menggendong Melva dengan ala pengantin. Tadinya, Melva hendak protes, tetapi mengingat tabiat Leo, Melva mengurungkan niatnya dan membiarkan adiknya itu berbuat sesuka hatinya.

Untung saja bel sudha berbunyi sehingga tidak banyak siswa yang berlalu lalang.

"Melva?"

Leo menghentikan langkahnya begitu mendengar suara cowok memanggil kakaknya, dengan rahang terkatup kuat.

Sementara itu, Melva beringsut turun dan mendekati cowok yang tadi memanggilnya.

"Ada apa Ravin?" tanya Melva setelah ia berdiri di depan laki-laki tinggi tadi. Laki-laki bertanda nama 'Ravin Riandra' di dadanya.

"Lo gak lupa kan kalau besok serah terima jabatan ekskul kita? Gue harap laporan lo--"

ucapan Ravin tidak selesai karena Leo menatapnya dengan datar, serta merangkul Melva kuat.

"Iya iya, laporan kakak gue udah selesai kok. Sekarang boleh kakak gue pulang, kakak gue lagi sakit. Kita permisi."

Leo mengenggam tangan Melva erat, lalu berjalan meninggalkan Ravin yang menatap genggaman mereka dengan datar.

Itulah kenapa Melva tidak pernah punya pengalaman cinta, karena adiknya jauh lebih posesif, mana ada laki-laki yang mau kalau adiknya posesif begitu.

*******

"Kak, bentar ya. Leo ketemu temen dulu, kakak tunggu di sini."

Melva mengangguk dan duduk di bangku panjang yang tersedia, menatap punggung tegap adiknya.

Awalnya Melva terlihat santai, tetapi matanya membola ketika menyadari siapa teman yang memanggil Leo.

"I ... Itu, Rayn?" Melva menutup mulutnya begitu bisa memastikan siapa yang mengobrol dengan adiknya.

Tidak salah lagi, itu Rayn. Rayn Raiga. Calon doi tak sampainya Melva.

"Sejak kapan mereka saling kenal?" gumam Melva pelan.

Melva menunggu dengan sabar, sampai Leo kembali dan Melva buru-buru mengalihkan pandangannya, berpura-pura tidak tahu.

"Ayo kak!" Leo menggenggam tangan Melva dan membuat Melva berdiri dari duduknya.

"Tadi siapa?" tanya Melva sembari mereka berjalan menuju motor Leo.

"Temen, kenapa? Kakak suka?" tembak Leo tepat sasaran.

Melva hanya diam, dan nyengir saja membalas ucapan Leo.

Akan tetapi, respon Leo berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan Melva.

"Jangan suka sama dia, kak."

********

Nah loh, gimana reaksi Melva?

Jangan lupa vote dan comment dan shareee ahahaa..

See you 😉😉

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Jun 29, 2021 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

NEW! (Mate)MatikaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora