Prolog

859 112 46
                                    

Kriet ....

Bunyi resleting koper yang aku pasangkan dengan susah payah, koper itu tampak mengembung tapi aku tidak mengindahkannya dan terus mengisinya dengan barang yang tidak terlalu aku perlukan, Anna Billey Raftnel itulah nama lengkapku. Supaya lidahmu tidak terkilir kamu bisa memanggilku dengan nama An-na ingat namaku double N kamu tidak boleh memanggilku Ana yang setauku dalam bahasa arab berarti (saya).

Rambut pirangku di kucir satu, ketika aku berjalan rambut itu tampak melambai-lambai. Saat ini aku mengenakan piyama kebesaran sedang menyiapkan beberapa barang yang bisa ku bawa ke asrama baru nanti. Esok lusa aku harus membawa barang-barang keperluanku ke asrama kampus.

Di rumah ini aku tinggal bersama ibuku, dia bernama Jinny, dia wanita karir. Hampir setiap hari dia sibuk dengan dunianya sendiri, tak jarang aku menemukannya pulang malam hari. Yah, kadang melelahkan melihatnya begitu.

Karena kami hanya berdua tinggal di tempat di ini, mungkin kepindahanku akan membuatnya semakin kesepian. Tapi mau bagaimana lagi, aku sangat ingin berkuliah di universitas itu, aku tidak mungkin tinggal di satu tempat untuk selamanya.

"Baju tidur sudah, handuk sudah, hmmm .... Buku novel bawa nggak ya?" gumamku. Seperti biasa sebelum megepak barang aku suka menuliskan daftar barang yang ingin aku bawa. Ku lakukan itu supaya tidak ada barang yang tertinggal.

"Kau bicara dengan siapa sayang?" tanya Bella dari dalam telepon, saat ini aku mengapit telepon di antara telinga dan bahuku.

"Nothing, boleh aku matikan sebentar? Ada beberapa yang ingin aku urus. Yah, seperti biasa si Ketty kembali merusak barang-barangku." Balasku pada Bella, aku sengaja berbohong karena aku memang belum memberi tahu kepindahanku pada Bella. Aku ingin mengerjainya.

"Oke, hubungi aku lagi nanti sore." setelah itu sambungan terputus.

"Sudah tidak muat lagi di dalam koper jika aku membawanya, bawa pakai tas sandang?" tanyaku sendiri. Setelah itu aku berjalan ke arah belakang pintu kamarku untuk mengambil salah satu tas yang pas untuk membawa beberapa novel.

Di rak lemari bukuku terdapat sekitar 30 novel dengan genre yang berbeda, yang paling dominan genre Fantasi dan Misteri, aku sangat suka dengan hal yang berbau misteri, sampai waktu kecil aku pernah ingin jadi detektif, yah itu hanya hayalan terpendamku.

Aku memutuskan untuk membawa buku bergenre Fantasi dan Misteri yang belum pernah aku baca saja, karna jika aku membawa semuanya sekaligus pastinya tidak akan cukup untuk di tampung tas sandang itu dan juga ia tidak mau dibuat kerepotan oleh novel-novel itu.

Saat memilih beberapa novel, terdengar pintu luar diketuk tiga kali. Aku menghentikan kegiatanku sejenak untuk memastikan siapa yang berkunjung. Aku berjalan ke arah pintu utama.

Ketika aku berhasil membuka pintu nan besar itu, anehnya aku tidak menemukan siapapun di luar sana. Bahkan aku tidak menemukan jejak kaki di teras rumah. Aku memilih masuk kembali dan menganggap suara ketukan itu hanya perasaanku  saja dan memilih mengabaikannya. 

Ting 

Terdengar suara notifikasi dari ponselku. Aku segera meraih ponsel tersebut dari tempat tidur. 

Aku senang melihatmu 

Itulah bunyi pesannya. Pengirimnya tidak tersimpan di kontak ponsel Anna. Siapa? Apa maksudnya?

____________________________________

Hay teman-teman.

Jumpa lagi kita di cerita ku yang kedua untuk genre misteri, cerita ini sudah cukup lama aku buat, aku pernah menerbitkannya di apk KBM. (Singkat cerita aku pengen cerita ini aku up di sini)

Karena aku masih minim ilmu tentang kepenulisan, mohon bantu kritik dan sarannya ya teman-teman.

Dan jangan lupa vote dan share cerita ini.

Makasih ^^

StalkerWhere stories live. Discover now