Part 1 : Los Angeles

119 10 0
                                    

Di usia 25 tahun, menjadi Head Of Advertising di perusahaan underware ternama di Amerika bukan perkara mudah bagi Nathania. Begitu banyak hal yang sudah dia lalui untuk mencapai posisi yang dia capai sekarang. Sudah lebih dari 5 tahun dia tinggal di negara Paman Sam ini. Mencoba membaur dengan kebudayaan yang berbeda jauh dengan negara asalnya. Orang tua nya sudah lama tiada sejak Nath (Panggilan dia sejak kecil) masih duduk di bangku sekolah dasar. Setelah orang tua nya tiada Nath pun akhirnya tinggal dengan neneknya di desa, sampai akhirnya nenek nya tercinta pun meninggal saat Nath baru selesai lulus SMA.
Berbekal uang hasil penjualan sawah dan perkebunan tebu di desa dan tekad tentunya, Nath memutuskan mengambil beasiswa sambil mencari kerja di Los Angeles. Beasiswa yang dia dapatkan dari sekolah mengantarkannya kesini. Ke kota yang mengubah seluruh hidupnya.

Pagi itu seperti biasa Nath bangun sejak pukul 05.30. Jogging kurang lebih 30 menit dan memasak untuk sarapan dan untuk membawa bekal ke kantor. Nath sudah melakukan kebiasaan ini sejak saat dia pertama kali menginjakkan kaki di LA. Dia mencoba berhemat dengan uang yang dia bawa karena saat dia kehabisan uang, tidak ada keluarga lagi yang bisa membantunya. Mau tidak mau dia harus berhemat dengan uang yang dia bawa sambil bekerja part time disana sini. Bukan berarti saat ini dia kekurangan uang, gaji nya selama satu bulan amat sangat cukup sebenarnya. Belum lagi pendapatan dari bar yang dia dirikan bersama sahabatnya. Tapi kebiasaan itu memang sulit dirubah kan? Jadi setiap paginya Nath biasa hanya membeli kopi di cafe sebelah kantor. Americano disana tiada dua baginya. Nath selalu sampai dikantor tepat pukul 08.30 terkadang lebih awal lagi. Well, LA memang macet namun Nath mengendarai motor agar bisa ke kantor tepat waktu.

Saat ini Nath tinggal di salah satu apartment sederhana di kota Los Angeles. Nath sudah tinggal disini sejak ia masih menjadi mahasiswa. Sewa nya cukup murah, dan akses ke tempat ia bekerja pun tak terlalu jauh. Lokasi nya yang dekat dengan supermarket dan rumah sakit, membuatnya merasa mendapatkan jackpot. Dengan gaji nya sekarang sebenarnya Nath bisa tinggal di apartment yang jauh lebih bagus, namun Nath merasa untuk apa membuang uang lebih jika tinggal disini saja sudah membuatnya nyaman.

Untuk masalah percintaan sendiri, sebenarnya Nath pernah beberapa kali menjalin hubungan sejak kuliah dulu. Namun tidak ada yang bertahan lama. Sebagian karena Nath tidak bisa memberi apa yang diinginkan mantan-mantannya. Hingga akhirnya ia terbiasa melakukan segalanya sendiri hingga sekarang. Bukan berarti tidak ada laki-laki yang mengejarnya, dengan wajah yang cantik campuran Rusia-Indonesia, tubuh yang indah dan tinggi badan 176cm sudah tentu Nath banyak dikejar oleh pria.
Bahkan di kantornya sekarang ada beberapa pria yang dengan jelas menunjukkan ketertarikannya kepada Nath, namun Nath selalu bersikap pura-pura tidak tahu. Prinsipnya tidak ada hubungan percintaan di kantor, hal itu akan membuatnya tidak nyaman. Well, katakanlah Nath kuno, banyak teman terdekatnya yang kadang-kadang mengejeknya karena masih perawan dizaman sekarang. Namun dia meyakini bahwa petuah neneknya untuk menjaga harta nya yang paling berharga untuk suaminya kelak sudah menjadi bentuk pertahanan diri yang sudah dia terapkan selama ini.

💗💗💗💗

Nath sampai di parkiran kantornya pukul 08.00. Dan seperti biasa memarkirkan sepeda motornya di parkiran sebelah kantor. Lalu berjalan pelan sambil menenteng 2 paperbag yang berisi bekal dan setelan kerjanya, Nath masuk ke cafe depan kantor. Saat akan mengutarakan pesanannya, barista cafe tersebut langsung menyahut.
"Ice Americano dengan 2,5 shot espresso + 1 slice jeruk lemon." Barista yang bernama Niguel menyebutkan pesanan Nath seperti biasa dengan aksen Spanyolnya yang khas. Nath pun tersenyum lebar. Sambil menunggu pesanannya disiapkan, Niguel mengajak Nath mengobrol.
"Aku selalu penasaran Miss Helene, kenapa harus 2.5 shot espresso." Tanya Niguel sambil meletakkan telapak tangannya di dagu.
"Nath saja, Please. Karena 2 shot terlalu encer, dan 3 shot terlalu pekat. Bukankah 2,5 terdengar sempurna?"
"Lalu mengapa harus plus 1 slice lemon?." Niguel masih menatap Nath dengan penasaran.
"Anggap itu pengganti gula. Kebanyakan orang-orang di Indonesia meminum kopi yang dicampur dengan gula dan ditemani dengan gorengan. Ya tuhan, membayangkannya membuatku rindu." Nath memejamkan mata sambil tersenyum lebar.
"Gorengan? Apa maksudnya?" Niguel bertanya sambil meracik pesanan Nath.
"Makanan yang digoreng dengan tepung. Bisa sayur-sayuran, pisang, umbi-umbian juga bisa." Nath menatap Niguel.
"Sayur-sayuran yang digoreng? Aku tidak bisa membayangkanya." Niguel bergidik ngeri.
"Nanti saat aku membuatnya aku akan memberimu. Dan percayalah kau akan menyukainya, Sir." Nath tersenyum bangga.
"Aku tidak sabar, Madam. Dan ini pesananmu. Jangan sampai terlambat, kau kan karyawan teladan." Mata Niguel bersinar jenaka.
"Oh ya tentu saja, aku kan belajar darimu, Sir. Bye Niguel!" Nath menyeringai membalas ejekan Niguel lalu pergi dari cafe sambil melambaikan tangan dan masuk ke kantornya.

💗💗💗💗

Nath selalu datang sebelum karyawan lain datang. Biasanya para cleaning service mendahulukan membersihkan ruangan Nath sebelum membersihkan ruangan lain.
Begitu sampai di ruangannya, Nath langsung mengeluarkan kotak bekalnya dan meletakkan di atas kulkas kecil di sudut ruangan. Lalu ia akan mengambil paperbag satunya untuk mengambil pakaian kerja yang sudah ia siapkan dirumah. Nath langsung saja melepas pakaiannya dan dengan bergegas mengenakan pakaian kerjanya. Biasanya ia akan ke kamar mandi untuk berganti pakaian, namun karena kantor masih sangat sepi jadi aman baginya untuk berganti pakaian diruangannya tanpa khawatir ada yang masuk.

 Biasanya ia akan ke kamar mandi untuk berganti pakaian, namun karena kantor masih sangat sepi jadi aman baginya untuk berganti pakaian diruangannya tanpa khawatir ada yang masuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Ini pakaian kerja Nath pagi ini ya, cantekk kali mbak ^^*

Setelah berganti pakaian dan makeup tipis sudah dia bubuhkan ke wajahnya yang cantik, Nath pun segera duduk di meja kerja nya dan seperti biasa tenggelam dalam pekerjaannya sampai nanti waktu makan siang tiba.


Saat makan siang tiba, biasanya Nath akan makan dikantin kantor bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Tak lupa kalau Nath sedang membawa bekal masakan Indonesia rekan-rekannya ikut mencicipi dan memuji kalau makanan Indonesia sangat enak dan Nath jago memasak. Dan beberapa pria pun terkadang melancarkan aksinya dengan memuji Nath. Mengatakan Nath cantik,pintar memasak, dan banyak hal lainnya yang dibalas Nath dengan senyuman kecil.

💗💗💗💗💗


Haiii....
Ini cerita keduaku, semoga suka ya. Boleh kalo ada kritik maupun saran. Vote dan komen boleh juga kalo berkenan^^

KISS ME, NATH!Where stories live. Discover now