0.1

17.3K 1.7K 315
                                    

❝Terlalu banyak orang munafik disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Terlalu banyak orang munafik disini. Membuatku tak bisa percaya begitu saja setelah dibohongi❞

 Membuatku tak bisa percaya begitu saja setelah dibohongi❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


📍Sekolah¡

BYURRRR!

"Hahaha, kasian baju lo basah," ejek seorang pemuda mentertawainya yang terguyur air; di mana air itu telah dicampur dengan air kotor ulah pemuda itu dan teman-temannya.

Seisi kelas seketika menutup indra penciumannya karena bau busuk yang menyengat dari tubuhnya. Lelaki itu menghampiri Hara yang sedari tadi diam tak bergeming; menunduk, menahan rasa malu untuk yang kesekian kalinya.

"Lo itu seharusnya sadar diri goblok! Bisa-bisanya elo suka sama gue," Pemuda itu menutup hidungnya. "dan inget, lo itu bau. Jadi gak usah sok-sokan suka sama gue!"

Setelah memberi hinaan, pemuda itu pergi disusul ketiga temannya. Karna ulahnya, Hara menjadi pusat perhatian para siswa/i yang berada di dalam kelas.

Di sana tak ada satupun dari mereka yang mencoba membantunya. Semuanya sibuk dengan benda persegi panjang milik mereka dengan menyalakan fitur kamera dan merekam; menjadikan dirinya objek tertawaan konyol mereka.

Hara berlari keluar menuju toilet untuk membersihkan diri. Ketika Hara berjalan melewati lapangan, gadis itu menunduk dan menahan rasa malunya yang menjadi pusat perhatian para siswa yang tengah bermain bola basket.

Hara sudah biasa mendapatkan bullyan seperti ini, apalagi pelakunya Haechan. Apa kalian ingin mengetahui fakta kalau dirinya menyukai Haechan?

Jawabannya tidak.

Ya, Hara tidak menyukai Haechan. Tapi memang dulu pernah ia menyukai Haechan. Tetapi itu dulu! Saat-saat dirinya bodoh tentang cinta. Dan, semenjak Haechan tahu kalau Hara menyukainya, pria itu mulai membully dan menghinanya secara verbal dan non-verbal.

Terlepas dari itu semua, Hara mulai membenci Haechan dan hanya fokus pada nasib hidupnya yang begitu miris.

Kenapa Hara tidak memberi tahu Haechan terhadap guru BK? Alasannya adalah Haechan berasal dari keluarga kaya.

Hara pernah mengadu kepada guru BK dan menceritakan semua apa yang Haechan lakukan padanya. Tetapi guru itu hanya bilang kalau semua yang dilakukan oleh Haechan hanyalah candaan semata.

Apa orang-orang selalu seperti ini? Selalu menyalahkan orang miskin dan menghormati orang-orang kaya saja? Dunia memang tidak adil jika bermasalah dengan uang dan jabatan.

Rasanya menyesal karna dilahirkan ke Dunia kalau ujung-ujungnya merasa kesepian dan tak berguna.

Hara hanya hidup seorang diri. Kedua orangtuanya telah meninggalkannya sewaktu dirinya berusia 10 bulan lalu ia dititipkan di panti asuhan.

Hara benar-benar merutuki nasibnya yang begitu malang. Apakah semesta sangat suka melihat kesengsaraannya?

"Aku mati mungkin lebih baik," kemudian ia mengeluarkan sebuah peniti yang selalu ia simpan dalam saku bajunya. Ujung peniti yang tajam, membuatnya meneguk ludah saat membayangkan betapa sakitnya jika ia tancapkan ke urat nadinya.

Kini dirinya tidak mempunyai harapan lagi. Keluarga yang tak ada, teman yang tak punya dan seseorang yang bisa ia ajak berbicara pun tak ada. Sekalinya ada, itu hanyalah angannya saja.

Sekotor dan sehina itukah, sampai-sampai tak ada seseorang pun yang sekedar ingin menemani dirinya walau sebentar? Kesendirian ini perlahan membunuhnya.

Dirinya mulai menusuk dan menggores pergelangan tangannya yang langsung mengeluarkan darah merah pekat, semakin dalam ia melakukannya, semakin sakit rasanya, dan semakin cepat pelepasan kesengsaraannya.

BRAK!

"Hara!"

Hara memberhentikan aktivitasnya dan menoleh, "Y-yuna?"

Gadis yang bernama Yuna itu membuang benda yang Hara pegang dan langsung menutup lengan Hara dengan dasinya.

"Bodoh! Kenapa nyayat pergelangan tangan kamu sendiri sih?!"

Hara masih membeku; memperhatikan gadis dengan rambut sebahu itu yang menatap dirinya dengan tatapan khawatir. Sesekali mulutnya mengumpat kesal di sana.

"Ayo ke UKS, kita obati lukanya"

Hara hanya menuruti ucapan gadis yang bernama Kim Yuna ini. Setahunya, gadis ini sangat pendiam sama halnya dengan dirinya. Tetapi bedanya, Yuna tidak pernah dibully oleh siswa/i di sekolah. Lain halnya dengan dirinya yang selalu dibully setiap saat oleh anak-anak iblis itu.

"Gak jijik sama aku?" cicit Hara kala Yuna telah selesai membalut lukanya.

"Kamu pikir kamu itu kotoran? Ayolah, siapa yang jijik sama kamu. Cuman orang yang nggak waras nganggap kamu kayak gitu"

Hara tersenyum, "T-terima kasih"

"Mau jadi temen aku gak?"

Hara terdiam, otaknya terlalu dangkal untuk mencerna ucapan gadis ini. Apakah semesta tengah mempermainkannya?

"Jangan bercanda. Kamu nggak mungkin mauㅡ"

"Kita temenan hari ini dan aku bakalan jadi temen sebangkumu!"

Hara tidak bisa berkata-kata lagi. Gadis di hadapannya ini sudah gila! Apa dirinya ingin dibully oleh Haechan, Somi dan antek-anteknya itu juga? Sungguh dangkal sekali isi pikiran gadis ini.

Hara menggeleng cepat, "nggak. Aku gamau kamu dibully Haechan. Jangan gila, oke?

"Aku enggak gila Hara. Aku pikir jadi temen kamu itu bakalan seru, mangkanya aku pingin temenan sama kamu!" ucapnya antusias. "Sebenarnya aku pengen jadi temen kamu itu udah dari lama, tapi aku terlalu gugup. Tapi sekarang nggak lagi, karna aku udah temenan sama kamu!"

Hara menghela napasnya, "terserah. Aku gabakal tanggung jawab kalo kamu dibully atau diganggu sama Haechan ataupun yang lainnya"

"Tenang aja, aku bakal nemenin kamu. Dan aku bakalan ngelindungi kamu juga!" Kemudian Yuna memeluk Hara yang membuatnya kaget. "aku bakalan jadi temen terbaik kamu, Ra!" lanjutnya.

Hara tersenyum simpul.

Ia harap, takdir sedang tidak mempermainkannya kali ini.

Ia harap, takdir sedang tidak mempermainkannya kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tbc

bully, lee haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang