2.3

7.1K 921 70
                                    

❝Percuma saja kalau disebut rumah jika tak ada kebahagiaan sama sekali disana❞

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝Percuma saja kalau disebut rumah jika tak ada kebahagiaan sama sekali disana❞

▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒

"Hara!! Ambilin jaket gue dong di kamar. Oh ya sekalian minjem duit lo"

Hara memberhentikan sejanak langkah kakinya. Uang? Bahkan ia semalam baru bisa makan setelah diberi Sungchan dua bungkus ramen.

"Aku ngga punya uang"

Eunwoo yang mendengar itu menajamkan tatapannya melihat Hara yang menunduk ingin membuka pintu kamarnya.

"Ga punya duit lo bilang?" Eunwoo berjalan mengambil sampah bungkusan bumbu ramen yang Hara masak semalam. "Ini apa? Kalo lo ga punya duit mustahil lo beli dua ramen! Oh.. Atau jangan-jangan lo jual diri, iya?"

"Jaga ucapanmu, Kak!"

"Lo berani bentak gue?" Eunwoo mendekati Hara. "Ini buat lo"

Tangan kekar itu mendarat pipinya. Panas dan perih yang ia rasakan. Hara menunduk seraya memegangi pipinya, didengarnya suara deruan nafas yang lebih cepat darinya.

Hara hendak berlalu dari rumah, tetapi Eunwoo menahan tangannya.

"Gue harap lo bawain gue duit"

"Dan, aku harap kakak cepet pergi dari sini"

Hara menghempaskan genggaman Eunwoo lalu berlari secepat mungkin keluar dari rumah yang sekarang seperti penjara baginya, dengan satu iblis di dalamnya. Eunwoo menggeram kesal saat gadis itu secara tidak langsung mengusirnya dari rumah.

"Liat aja nanti."



🌻🌼🌻



Hara membuka pagar rumah Haechan lalu masuk ke dalam rumah. Saat melangkahkan kakinya ia mencium bau yang begitu lezat, membuat dirinya seketika lapar.

"Achoou! Bless me achuu"

Ah.. Hara salah mengira. Ia kira Bunda Haechan sudah pulang dan memasak untuk putranya, tetapi ternyata bukan.

Hara semakin melangkahkan kakinya menuju dapur. Siapa tahu ia bisa membantu Haechan walau akan mendapatkan luka nantinya.

Dilihatnya Haechan tengah melihat Ponselnya dengan tangan kirinya yang memegang spatula dan apron berwarna hijau pastel yang ia kenakan.

Hara berdehem.

"Eh elo? Sini, potongin daging. Kecil-kecil aja tapi"

Hara pun berlari kecil mendekati Haechan lalu mengambil daging sapi yang masih terbungkus plastik di meja dan segera memotongnya kecil-kecil sesuai perintah Haechan.

"Ambilin air dong, segelas aja"

"A-ah iya"

Hara mengambil air lalu memberikan pada Haechan. Haechan hanya tersenyum kecil. Oh tentu saja bukan melihat tingkah laku Hara, melainkan berhasil memasak lewat resep makanan yang ia lihat di internet.

bully, lee haechanOn viuen les histories. Descobreix ara