Chapter Twenty Eight - The Last Spirit Pearl

431 69 3
                                    

Beruntung, Arthit dan Tine tiba tepat waktu dan menyelamatkan siswa yang jatuh dari gedung atau Kong akan didakwa atas kejahatan pembunuhan. Dua siswa lainnya juga kembali ke rumah dengan selamat dan tidak ada yang ingat tentang apa yang terjadi di atap. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa hal terakhir yang ia ingat adalah mereka mengejar seekor kucing hitam hingga ke atap dan mendengar suara bel.

Arthit membawa Tine ke gua Earth Dragon di mana ia biasa bermeditasi sambil menyembuhkan lukanya.

Sementara itu, Sarawat mencoba melacak GPS ponsel Kong dari situs web di asramanya. "Aku menemukan lokasi terakhir ponsel Kong, kutebak, mungkin mereka bersembunyi di hutan..." Sarawat mengirim koordinat pada Arthit.

"Maksudmu reruntuhan kuil?"

"Ya, itu adalah tempat yang sempurna untuk bersembunyi dan menahan sandera, selain itu kucing besar itu akan mendapat masalah jika ditemukan berkeliaran di sekitar kota, bukan?"

Arthit berpikir sejenak and setuju, namun ia tidak begitu yakin.

"Aku akan pergi memeriksanya..."

"Tunggu!" serunya sebelum Arthit memutuskan line telephone. "Ayo, pikirkan beberapa rencana terlebih dahulu!"

"Kita kehabisan waktu! Tine tidak bisa menunggu terlalu lama!!!"

"Aku tahu, tapi jika kita langsung menghadapi mereka, mungkin mereka sudah menyiapkan jebakan untuk kita, dan mungkin kita tidak akan berhasil mendapatkan mutiara atau menyelamatkan Kong...."

"Jadi, apa rencanamu?!" Arthit terdengar tidak sabaran.

"Er..." Sarawat berpikir sejenak. "Bagaimana jika kita memancingnya menggunakannya spirit pearl dan menukarkan Kong dengannya..."

"Apa?!! Tidak!!!"

"Toh, kau juga tidak bisa menggunakan kekuatan spirit pearl, kan? Kalau begitu, berikan saja padanya, kita akan mengambilnya kembali nanti..."

"Kenapa kau terdengar seperti sedang membujukku untuk menyerahkan spirit pearl?" Arthit bertanya dengan nada curiga.

Sarawat kehilangan kata-katanya, dia menghela nafas panjang dan menjawab. "Jujur, aku memang memikirkan hal itu sebelum ini, karena aku tidak bisa mengirimmu kembali ke penjara..."

"Kau bilang apa?!" Seru Arthit tak percaya. "Jadi maksudmu kau sengaja membiarkan Kong diculik untuk memaksaku menyerahkan spirit pearl?!"

"Tidak! Tapi, kurasa itu rencana Khao...dan aku masuk ke dalam perangkapnya..."

"Aku tidak mengerti..." Arthit bingung. "Kalau begitu, Kenapa kau mengusulkan untuk mengikuti rencananya?"

"Itu adalah taktik untuk membuat musuh lengah..." jawab Sarawat. "Tine memberitahuku bahwa untuk mengalahkan musuhmu, kadang - kadang kau perlu mengikuti rencana mereka dan menghancurkannya di tengah..."

"Kau tidak tahu seberapa kuat kekuatan spirit pearl itu, kita pasti tidak akan menang melawannya jika ia berhasil mendapatkan seluruh spirit pearl...ditambah lagi dia memiliki batu Nuwa..."

"Tidak peduli seberapa kuat spirit pearl itu, ia tidak bisa mengalahkan cermin..." ujar Sarawat dan menambahkan. "Selain itu, batu Nuwa perlu waktu untuk menetralkan energi sebelum menggunakan kekuatan spirit pearl yang lain...artinya ia hanya bisa menggunakan satu jenis energi pada satu waktu..."

Arthit mempertimbangkan sejenak sebelum setuju dengan rencana Sarawat. "Baiklah, katakan rencanamu!"

------------------------------------------------------------------------------

Sesuai rencana, setelah mengkonfirmasi lokasi musuh, Arthit pergi ke kuil seorang diri dan masuk ke dalam perangkap. Ia bisa melihat Kong di ikat di pilar di depannya, di sebelah pria itu ada siluman kucing dan di sekeliling mereka di jaga oleh puluhan siluman tikus yang bersembunyi di setiap sudut ruangan, mengarahkan busur pada Arthit.

IND - The Reason of Reborn - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang