Chapter Two - Destined Lover

625 98 10
                                    

"Kenapa kau tidak berubah wujud menjadi wanita cantik dan menggodanya? Kupikir ia tidak mungkin jatuh cinta padamu dengan wujudmu yang sekarang?" Tine berkata spesimis sambil memperhatikan Arthit dari atas ke bawah.

"Oh, apakah ia terlahir sebagai wanita?" tebak Tine.

Arthit menggeleng. "Aku sudah meramal zodiak reinkarnasinya, ia terlahir sebagai seorang pria pada kehidupan ini..."

"Lalu..." Tine tidak habis pikir. "Kau pikir dia mungkin menyukai pria?"

"Aku tidak ingin membohonginya lagi..."

"Maksudmu?"

"Aku ingin menunjukkan wajah asli ku padanya..." ia berhenti sejenak. "Untuk menjawab pertanyaan biksu itu, apakah Kong akan mencintai diriku yang sesungguhnya?"

"Maksudmu....dalam wujud ular?" Tine mencoba membayangkannya dan ia ingin tertawa. "Aku yakin dia akan mati karena serangan jantung..."

Arthit seraya melototinya dan mengabaikannya sambil memandang ke sekelilingnya.

Mereka berdiri tidak jauh dari Rama VIII bridge, Tine kemudian menunjuk ke atas jembatan dan memberitahu Arthit.

"Disana, orang itu mirip dengan pria yang ada di lukisanmu, tetapi aku tidak tau apakah itu orang yang kau cari atau bukan..." ujar Tine. "Dia selalu berdiri disana setiap sore, tidak peduli hujan maupun cerah..."

"Kenapa?"

"Aku tidak tau..." sahut Tine. "Mungkin ia ingin bunuh diri tetapi takut dengan ketinggian...haha..." ia tertawa.

Arthit seraya melototinya. Ia lalu mengeluarkan sebuah tusuk konde emas dan memejamkan matanya, mencoba berkonsentrasi, melihat seluruh perjalanan reinkarnasi Kong dari 500 tahun yang lalu.

"Ya....dia adalah Kong..." guman Arthit pelan dan seulas senyuman terukir di wajahnya. "Aku akhirnya menemukanmu, Kong..." Ia hendak menghampiri pria itu, namun segera di hadang oleh Tine.

"Dia pasti akan menganggapmu gila jika kau langsung mengatakan siapa dirimu yang sebenarnya!" tukas Tine. "Kupikir bertapa ribuan tahun akan otomatis membuatmu pintar..." Tine menggelengkan kepala dan menghela nafas melihat Arthit.

Arthit mengangkat alisnya bertanya pada Tine.

Pria itu berpikir sejenak lalu merampas tusuk konde di tangan Arthit. "Ini apa? Bukankah ini milik wanita? Kenapa kau bisa punya ini?"

"Ini pemberian Kong..."

"Memangnya dia pikir kau wanita?" Tine tertawa dan berpikir sejenak.

Ia lalu memejamkan matanya, mencoba berkonsentrasi, lalu menyulap tusuk konde di tangannya menjadi pena emas.

"Serahkan padaku, aku ingin menguji apakah ia orang yang serakah atau tidak..." ujar Tine lalu menarik tangan Arthit mengikutinya.

Setelah tiba di atas jembatan ia berbisik sesuatu pada Arthit dan menyerahkan pena tersebut padanya. Arthitpun berjalan ke arah Kong sambil menggenggam pena dengan gugup di tangannya, jantungnya berdegup kencang saat melihat wajah pria itu dari samping.

Arthit berjalan lewat di belakang Kong sambil menjatuhkan pena dengan sengaja, pada saat bersamaan Tine melemparkan sebuah kerikil yang mengenai kepala Kong. Ia pun refleks berbalik dan mendengar suara benda yang jatuh.

Mata Kong menangkap pena emas di tanah, ia terbelalak kaget dan segera memungutnya, lalu mengangkat wajahnya dan melihat punggung Arthit.

"Hey, penamu terjatuh!" ia memanggil Arthit, namun pria itu mengabaikannya dan terus berjalan. Melihat itu, Kong pun segera mengejar dan menepuk bahunya.

IND - The Reason of Reborn - ENDWhere stories live. Discover now