Chapter Twenty Two - Two Enemies Reunited

366 68 7
                                    

Kong dan Sarawat mengunjungi Khao di rumah sakit sekaligus hendak menanyakan informasi soal kecelakaan yang menimpanya. Tine terkejut melihat gelang di tangan Khao dan segera memeriksa tasnya dan mengeluarkan gelang yang sama, yang ia temukan di TKP kecelakaan sebelumnya.

"Oh, aku menemukan gelangku di kamar mandi..." ujar Khao. "Kurasa gelang di tanganmu itu bukan milikku..."

"Gelang seperti itu pasti banyak di jual di toko online..." komentar Kong menirukan Tine.

"Atau bisa jadi, gelang itu milik korban...." Khao menambahkan.

Sarawat menghela nafas panjang dan terlihat ragu sejenak, lalu menyimpan gelangnya kembali dan mengganti topik.

"Apa yang terjadi sebelum kau pingsan? Apakah kau melihat orang yang menculikmu?" tanya Sarawat. "Apakah kau sungguh jatuh karena melihat ular?" ia terdengar curiga dengan kesaksian gadis itu, karena sebelum mengejar siluman babi ia melihat gadis itu berbicara dengan Kong di kantin.

Setelah membereskan siluman babi, ia naik ke atas untuk memeriksa siapa yang menembakkan panah padanya, namun pintu menuju keluar terkunci, lalu kapan dan bagaimana ia bisa berada atap.

"Aku berbohong pada polisi soal penculikan, aku pergi ke atap atas inisiatif sendiri karena Arthit mengajakku bertemu di sana...namun aku tidak berbohong soal ular..."

"Apa?" seru Kong, kini ia yakin bahwa ia memang melihat Arthit di atap. "U-untuk apa ia mengajakmu bertemu...di atap gedung?"

"Aku tidak tau..." sahut gadis itu. "Tetapi aku menunggunya selama setengah jam, namun ia tidak muncul, dan tiba – tiba saja aku melihat seekor ular putih mendekat...aku sangat ketakutan dan tanpa sadar melangkah mundur sampai ke tepi gedung...dan jatuh...."

Sementara Sarawat curiga kasus kecelakaan sebelumnya juga berkaitan dengan kejadian ini, dan ia bertanya - tanya apakah Arthit mungkin pelakunya.

"Tidak mungkin...Arthit tidak mungkin melakukan itu!" tukas Kong.

"Apa maksudmu?" tanya Khao bingung. "Aku tidak menuduh Arthit..." ia berhenti sejenak. "Oh, maksudmu...dia yang meletakkan ularnya?"

"Arthit adalah siluman ular putih!" potong Sarawat to the point.

"P'Sarawat!!" hardik Kong.

"Kau bilang apa?!" Khao berseru kaget. "Kau bercanda, kan?"

"Aku juga baru mengetahuinya, dan kau benar...aku tidak seharusnya tidak mudah mempercayai orang - orang sekitarku, siluman pada jaman sekarang mampu menyamar dengan sempurna bahkan kebal terhadap mantra..." ujar Sarawat dengan nada menyindir lalu mengepalkan tinjunya emosi.

"Anyway, aku harus segera menangkapnya sebelum lebih banyak orang menjadi korban..."

"Aku tidak percaya Arthit akan melakukan itu!" tukas Kong. "Apa alasannya?"

"Ingat Kong, dia adalah siluman yang paling berbahaya yang pernah hidup di bumi...selama ribuan tahun dan dia tidak perlu alasan untuk membunuh..." tutur Sarawat.

"500 tahun yang lalu, ratusan nyawa tak berdosa menjadi korban di tangannya...tidak hanya itu, ia juga bertanggung jawab telah melepaskan ribuan siluman ke dunia untuk menyakiti manusia...apakah kau masih ingin membelanya?"

Khao tersenyum dalam hati.

Namun Kong tidak percaya kalau Arthit yang membunuh para siswa tersebut dan mencelakai Khao. Selama ini, Arthit tidak hanya menyelamatkannya, ia juga menyelamatkan orang – orang yang ingin dicelakakan oleh para siluman.

"Dia telah menyihirmu, membuta hati dan pikiranmu, dan membuatmu terpikat padanya..." ujar Sarawat memberitahu Kong. "Satu – satunya cara untuk mematahkan sihir adalah mengirimnya kembali ke tempat asalnya..."

IND - The Reason of Reborn - ENDWhere stories live. Discover now