Topeng Rubah

1.3K 146 16
                                    

Author POV

Didalam pasar, Kirin hanya mendapati orang orang yang berlalu lalang kesana kemari.

Ia tidak melihat sesuatu yang menarik. Dan pada saat ini, Kirin tidak juga mendapati makanan manis yang ada dipikirinnya.

"Benar benar menyebalkan ... " Batinnya merenggut kesal, seraya menoleh kesana kemari.

^BRUKKK!!

Suara orang terjatuh membuat Kirin berjengit kaget, begitu juga dengan Shiina yang tiba tiba saja menghentikan langkahnya.

Membuat Kirin yang berada dibelakangnya menabrak badan Shiina dengan cukup keras. "Aduh." Ringisnya pelan, dan melihat kearah depan.

Dan seketika itu juga, mata Kirin membulat tidak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.

"Kau pembuat onar! Pergi dari sini!! Jangan pernah datang ke Toko-ku lagi! Dasar pembawa sial." Teriak Paman itu, melempar sebuah topeng rubah tepat ke kepala anak bersurai kuning.

Membuat anak kecil itu terantuk kebelakang dan terjatuh ...

Terlihat jika anak kecil itu terdiam seketika, atas perlakuan paman tadi. "Apa aku berbuat kesalahan?." Batinnya bertanya, ketika ia mengingat ngingat apa yang dilakukannya tadi.

Ia terlihat bingung ...

Padahal pada saat itu, ia tengah mengagumi topeng topeng yang bertengger di Toko itu.

Lalu kenapa pemilik Toko itu marah padanya. "Apa aku benar benar terlihat menyebalkan?." Batinnya dengan tampang polos.

Lalu anak kecil itu, mengalihkan pandangannya dan melihat kearah sekitar ... Melihat orang orang yang tengah menatap datar kearah dirinya.

"A-aku tidak suka cara mereka memandang diriku." Batin anak kecil itu kembali. Seraya berdiri dari jatuhnya dan berjalan pergi dari toko itu. Tampa mengambil topeng rubah yang tergeletak.

Sementara Kirin yang melihat perlakuan Paman itu, langsung menggertakan gigi kesal. "Apa apaan paman jelek itu?!." Batinnya memandang kesal kearah sang paman.

Ia terlihat sangat marah kepada sang paman, yang memperlakukan anak itu dengan sangat kasar.

Padahal anak itu hanya melihat lihat, lalu kenapa paman itu marah coba?! Dan kenapa anak itu tidak melawan paman itu?!! Dan kenapa juga orang orang tidak menolongnya!!?

Berbagai pertanyaan muncul di kepala Kirin, yang membuat kedua kupingnya memerah dan mengeluarkan asap.

"Mattaku~anak itu memang pantas mendapatkannya ...

"Dasar pembuat onar ...

"Pembawa sial ...

"Kau jangan mendekatinya, dia adalah monster ...

"Seharusnya anak itu di asingkan ...

"Huhh~meresahkan ...

Berbagai komentar yang tidak mengenakan terdengar oleh Kirin. Bahkan ada yang memaki lebih menyakitkan dari hal itu.

"Sebenarnya ... ada apa?" Batin Kirin bingung, memandang para warga, yang seolah tidak menyukai keberadaan anak kecil itu.

Dan yang paling menyebalkan, adalah ...

Mereka 'para warga', beraktivitas kembali. Seakan tidak terjadi apa apa, mereka seolah tidak mempermasalahkan hal itu.

"Benar benar ... " Batin Shiina geram, sembari menggenggam erat tangan Kirin. Dan melangkah kan kaki pergi. Menyusuri pasar kembali.

"Jika warganya seperti ini, lalu bagaimana dengan Tokoh penting lainnya??" Batinnya lagi. Tidak habis pikir dengan orang orang yang seperti itu.

Akan tetapi langkahnya terpaksa terhenti, ketika Kirin berhenti dengan tiba tiba.

Ia berhenti tepat di hadapan Topeng rubah itu ...

"Ada ap-"

"Topengnya retak." Ujar Kirin, memotong perkataan Kaasan-nya. Sambil membungkuk dan mengambil topeng itu, tampa diketahui oleh orang orang.

"Pasti sakit." Ujarnya sekali lagi, sambil menyusuri retakan yang berada didahi Topeng itu.

Ia merasa bersalah karna tidak bisa melakukan apa apa.

"Apa aku boleh mengambilnya?." Tanyanya kearah Shiina.

Mata 'light blue-sapphire' milik Kirin, seakan meminta Kaasan-nya untuk mengizinkan ia mengambil topeng itu.

Dan tentu saja ia langsung menganggukan kepala pelan, sambil tersenyum lembut kearah Kirin.

Pertanda jika ia membolehkan hal itu.

┈───────────────┈ ೄྀ࿐

┈───────────────┈ ೄྀ࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adventure Of Kirin《HIATUS sementara》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang