Bab 10

6 2 0
                                    

Setelah beberapa pertimbangan, Hafidz akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Sudah senang sekali rasanya ingin bertemu dengan Abi. Perasaan Hafidz kala ini membuat ia merasa rindunya akhirnya sebentar lagi akan terbayarkan. Dia sudah sangat rindu dengan Abinya. 

Hafidz tetaplah Hafidz. Dia tetap sayang dengan Abi nya. Alhamdulillah, jarak rumah Ustadz Umar ke rumah Hafidz tidak terlalu jauh, terbilang dekat malah. Maka dari itu Hafidz memilih berjalan kaki saja, dia tidak mau lagi merepotkan Ustadz Umar dengan mengantarnya ke rumahnya.

Tetapi, dia merasa janggal dengan sekitar jalan. Merasa ada yang aneh. Kenapa semua orang berlarian? Kenapa semua orang tampak panik dan rusuh sekali? Ada apa? Seperti ada yang tidak beres.

Akhirnya Hafidz memberanikan diri untuk bertanya kepada salah satu orang yang sedang berlairan. 

"Ini ada apa ya, Pak" Seru Hafidz

"MaasyaAllah.. Hafidz.. Rumah mu kebakaran, nak. Kebakaran.."

Hafidz pun terkesiap mendengarnya. Langsung lah Hafidz menuju ke rumahnya dengan berlari dengan sedikit rusuh. Mungkin nggak sedikit, sangat rusuh sekali. Bagaimana keadaan Abi lah yang ia pikirkan dari tadi. Abi.. apakah.. apakah..

Akhirnya Hafidz pun sampai ke rumahnya setelah berlari dengan nafas yang tersengal-sengal karena dibarengi dengan panik. Di hadapannya sekarang, rumahnya sudah dilalap oleh api. Semua warga sudah berbondong-bondong membantu untuk menyelamatkan rumah itu. Menyelamatkan sisa-sisa kenangan yang ada.

Rumah itu.. satu-satunya kenangannya dengan Ummi. Yang sekarang sudah habis dilalap api. Hafidz sudah bisa berkata apa-apa lagi. Dia langsung dengan paniknya segera menyerobot kerumunan untuk menyusul Abi. Menyelamatkan satu-satunya keluarga yang tersisa. 

Saat Hafidz ingin berlari ke arah rumahnya, tiba-tiba ada salah satu tetangga yang menahannya. Menarik lengan Hafidz dengan kencang. Dengan paksa Hafidz  yang sedang berteriak kalap memanggil Abi, di tenangkan oleh salah satu tetangga tersebut.

"Tenang, nak. Hafidz tenang. Abi Burhan sudah diselamatkan dari kobaran api tadi. Tadi sudah di selamatkan oleh tetangga yang lain. Sekarang Abi Burhan ada di rumah saya. Abi masih shok dia masih pingsan tadi. Yuk Hafidz saya antarkan kamu menemui Abi."

Seketika tenanglah Hafidz. Alhamdulillah ya Allah. Engkau masih menyelamatkan keluarga ini.

Diam 1000 kataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang