[1] moonlight drawn by clouds

Mulai dari awal
                                    

Sampai kemudian ia terkejut oleh suara teriakan.

"BERHENTI!"

Detik berikutnya sesuatu-- bukan-- seseorang jatuh dari atas. Air terciprat ke arah Dazai, membuat tubuhnya kembali basah kuyup.

Refleks, si brunette mendongak, menatap ke atas tebing, sempat membuat kontak mata dengan pria berpakaian aneh yang sedang melongok ke bawah. Kemudian, setelah beberapa saat, sepatunya dicengkram erat.

Dazai tersentak lalu melihat siapa pelakunya. Ia lebih tersentak lagi karena sosok itu memanjat naik, mendorongnya hingga menempel pada dinding tanah. Bentuk melengkung tebing menyembunyikan dua orang itu dari pria aneh yang sedang melongok.

Si brunette beralih, menatap sosok yang tengah mengurungnya. Pakaian orang ini tidak lebih baik dari pria di atas tebing. Ia mengenakan yukata biru gelap dengan tali pinggang juga penutup di kedua tangan. Alas kakinya tampak seperti karakter anime shounen.

Dazai secara samar mengingatnya. Ini persis pakaian cosplay yang ia lihat bersama Atsushi dalam kencan mereka-- sebelum lelaki itu pergi meninggalkan dunia. Dazai mendadak sedih karena mengingat kenangan lama, namun ia mencoba untuk fokus dalam situasi aneh ini.

Ia mengenakan pakaian seorang ninja. Rambut jingganya tampak mencolok, namun sosok itu menggunakan penutup wajah dan membuat penampilannya terkesan misterius.

Tapi mengapa cosplayer ini terjun ke sungai malam-malam?

"Jangan bergerak," bisiknya pelan.

Dazai menunduk, baru menyadari sebilah kunai yang mengancam keselamatan lehernya. Sosok itu menatap, membuat si brunette menurut tanpa perlawanan. Itu kunai asli. Dazai menyadari saat metalnya memantulkan cahaya bulan.

"Siapa kau? Apa yang sedang kau lakukan?" Dua pertanyaan itu tidak bisa ditahan meski bahunya gemetar. Dazai sadar betul ia tidak ingin berurusan dengan cosplayer ber-kunai. Tapi ia perlu tahu apa yang terjadi di sini.

Tatapan sosok itu terasa dingin, membuat Dazai seolah membeku di tempat. Mata biru menatap lekat dari balik topeng. Perlahan ia maju dan berbisik di telinga Dazai.

"Berlari dari seseorang," ucapnya pelan. Suara itu jelas, walaupun sedikit serak. Dazai bisa mendengar napas teratur, berhembus di depan telinganya setelah ucapan tadi. Hanya suara napas, namun mampu membuat Dazai lupa apa tujuannya berada di tempat ini.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan pertama," tegas sosok itu seraya mundur, kembali menatap Dazai dari jarak dekat.

Kunai-nya turun. Tapi, walaupun benda tajam itu sudah tidak berada di depan leher, Dazai tetap diam. Tatapan sepasang manik biru seolah memiliki kekuatan magis untuk mengunci pergerakannya.

"Malam semakin larut," bisik sosok itu, "tidurlah." Mungkin kekuatan magis barusan juga yang membuat Dazai memejamkan mata, menuruti perkataan sang cosplayer.

Seseorang yang mengenakan pakaian karakter dua dimensi seharusnya tidak mungkin bisa melakukan sihir. Bahkan sihir sendiri bukan sesuatu yang nyata. Dazai berusaha terjaga, namun rasa kantuk tiba-tiba menyergap dan membuat kelopak matanya terasa berat.

Suasana di sekitar sungai amat hening, seakan mendukung Dazai untuk benar-benar tidur. Pria berpakaian aneh di atas tebing tidak melongok lagi. Bahkan tidak ada suara selain hewan malam di sekitar mereka.

Sosok misterius itu bangkit dan melepas topengnya. Wajah rupawan kini menampakkan diri. Mata birunya memicing, mengedarkan pandang ke sepanjang sungai.

when the camellia falls | soukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang