[3] encounter

404 46 10
                                    

[a/n] Ada perubahan nama kastil dari Matsushiro jadi Kaizu. Ini karena beda timeline aja sih, jadi kuubah nama kastilnya.

.

.

.

Matahari telah terbenam saat lelaki berambut jingga berjalan ke teras dan menyeret Dazai Osamu pergi dari pondok tabib. Posturnya lebih pendek, Dazai baru menyadarinya dan tertawa dalam hati untuk memperolok--karena bila menertawakan secara gamblang, ia takut akan benar-benar terkena serangan kunai.

"Kastilnya agak jauh dari sini. Kuharap orang asing sepertimu bisa mengimbangiku," sebut Chuuya dengan nada tegas. Ia melangkah tanpa beban, menyusuri jalan-jalan di tengah rumah penduduk.

Tidak ada anak-anak berlarian seperti di siang bolong. Namun para pria dewasa masih terjaga dan duduk bercengkrama sembari menikmati oden, sup dengan isian kue ikan dan telur rebus. Dazai mencium aroma kedelai yang lezat. Tapi ia tahu Chuuya tidak akan berhenti hanya karena alasan itu. Mereka sudah membawa beberapa bungkus nasi kepal untuk bekal perjalanan.

Sepanjang jalan, Dazai hanya melihat pepohonan, tampak hitam alih-alih hijau karena sudah malam. Jaraknya berdekatan dan rindang--lebih mirip hutan belantara daripada jalur perjalanan. Tapi di depan sana, cosplayer jingga itu tampak baik-baik saja. Ia berjalan lebih cepat, namun tidak sampai meninggalkan Dazai.

Sebenarnya si brunette juga bisa berjalan cepat, namun ia merasa takut di tempat yang alami ini. Ia merasa bersatu dengan alam hingga bisa mendengarkan suara sekecil apapun. 

"A-apa itu?" gugup Dazai tiba-tiba saja menghentikan langkah.

Chuuya berbalik ke belakang, memandang tajam tanpa ekspresi berarti. Ia terganggu--dengan sifat penakut Dazai.

"Mungkin roh hutan sedang mengejarmu. Mereka suka mencari mangsa di malam hari," celetuk si jingga.

"Serius? Menjadi juru cicip saja sudah membahayakan nyawaku. Sekarang roh hutan juga mengincarku?" Kedua manik coklat terbelalak dan kedua tungkainya masih belum beranjak. Padahal Chuuya hanya mengada-ada saja.

Jadilah ninja itu menghampiri Dazai Osamu yang masih ketakutan di belakang dan menarik tangannya. "Mana ada roh hutan yang ingin memangsa orang bodoh? Mereka punya kriteria," sebut si jingga sembari terus menggenggam Dazai hingga melewati hutan.

Kastil Kaizu terasa lebih jauh bagi Chuuya karena ia seakan harus berjalan sekaligus mengurus anak kecil. Bagi Dazai juga sama jauhnya. Namun ia merasa lebih aman, sangat aman.

.

.

.

When the Camellia Falls

[ soukoku, bxb, romance, time travel!au

.

.

.

Siapapun yang datang ke kastil para samurai harus dikenakan pengecekan, tak terkecuali Dazai dan Chuuya. Mereka mungkin melewati gerbang depan--walaupun si jingga lebih sering melompati pagar demi efisiensi waktu. Orang-orang kastil tampak menakutkan, bagi Dazai. Atau mungkin semua orang di masa lampau memang memiliki ekspresi menakutkan? Bahkan Mori si tabib juga tergolong menakutkan. Untuk si cosplayer, tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Tuan Fukuzawa sedang beristirahat. Kau berada di bawah pengawasanku sampai perkenalan diri saat rapat setelah matahari terbit," ujar Chuuya sembari berjalan ke sebuah kamar di sisi kastil. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

when the camellia falls | soukokuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang