"Dapat banyak spot. Gila aja mereka buat tempat kayak gini dengan perhitungan yang matang. Mungkin nanti gue bakal ke sini lagi kalau memungkinkan. Masih ada beberapa tempat yang gue curigai tapi keterbatasan waktu dan pencahayaan membuat gue pusing lihat malam-malam gini."

Lalu Gayatri mengambil minum dan meneguknya dalam sekali teguk. Sebuah notifikasi menemaninya sepanjang perjalanan pulang.

'Besok Latika sidang pertama dek. Kamu bisa hadir kan?'

Gayatri reflek menghembuskan nafasnya pelan, 'maaf Bang, Aya nggak bisa ikut. Ada suatu hal yang nggak bisa Aya ceritakan sekarang. Sekali lagi maaf Bang. Aya bukannya nggak peduli tetapi ini menyangkut pekerjaan Aya.'

'Suatu saat Aya bakal cerita, tapi bukan untuk sekarang.'

Setelah itu Gayatri menyenderkan kepalanya di kursi mobil dengan mata menatap jalanan malam yang masih saja ramai kendaraan. Sedari awal ia tak mengatakan  masuk di bagian mana. Keluarganya hanya tau jika dirinya menjadi Polwan. Tetapi mereka tidak tahu tugas-tugas Gayatri yang kebanyakan mengintai dan mengeksekusi.

'Baiklah dek. Apapun itu Abang akan menunggu. Tetap jaga diri ya. Jaga kesehatan juga.'

Seulas senyum terbit di bibir tanpa polesan itu. Gadis itu bahagia bisa merasakan perhatian kecil dari Lesmana. Walaupun hanya berupa chat singkat, tetapi bagi Gayatri itu sudah cukup. Selama ini ia hanya berjuang sendiri, menyemangati dan mensugesti dirinya untuk tetap baik-baik saja.

*****

"Makin mahir saja lo Ya." Ucap Esa dengan masih fokus menatap bidikan di depannya. Sedangkan Gayatri hanya melirik sekilas.

"Gue belum puas kalau belum nyobain senjata terbaru." Sahut gadis itu setelah menembakkan ke sasaran. Mereka sering kali latihan menembak untuk persiapan segala sesuatu. Selain itu, latihan tembak juga diperuntukkan untuk menjaga fokus dan performa.

"Anjir lo." Hanya ucapan itu yang bisa diucapkan Esa. Gayatri adalah gadis dengan ambisi besar untuk mencoba sesuatu dan berjuang untuk mimpinya.

Kembali Gayatri menembak dan tepat sasaran. Bunyi desing peluru masih terdengar karena hari ini memang ada jadwal latihan tembak di kesatuannya.

"Gue masih penasaran sama senjata yang dijual ilegal itu. Pasti punya ketepatan sasaran yang tinggi dan ringan tentunya." Ucap Gayatri dengan mata yang masih fokus menatap bidikan.

Esa di sampingnya tersenyum kecil, "gue juga."

Satu tembakan Gayatri kembali mengenai sasaran. Lalu Gayatri melepas kacamata menembak dan juga peredam suara tembakan. Gadis itu lalu duduk di tempat di mana mereka biasa meletakkan barang dan meminum air mineralnya.

Gayatri mengecek gawainya. Pesan dari Lesmana membuat dirinya cepat-cepat membukanya.

'Hari ini sidang pembacaan dakwaan dan Latika mengajukan eksepsi. Ayah udah nunjuk kuasa hukum.'

DersikWhere stories live. Discover now