15

1.4K 144 16
                                    

Namjoon berlari dilorong rumah sakit dengan panik. Bagaimana tidak, Hoseok menghubunginya pada pagi hari saat matanya masih terpejam setengah sadar dan berkata bahwa Taehyung berada di rumah sakit. Pikiran Namjoon kacau. Apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya hingga ia bisa terbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Hoseok!"

"Ah, Namjoon ssaem" Hoseok memberi salam kepada Namjoon sebagai rasa hormat terhadap gurunya. Namjoon meraih pelan pundak Hoseok dan menggeleng pelan, "tidak. Panggil aku dengan Hyung jika diluar jam sekolah. Selain itu tidak"

Hoseok hanya mengangguk paham. "Bagaimana keadaan Taehyung?" Namjoon bertanya to the point.

"Dokter masih memeriksa kondisi Taehyung yang sempat drop. Jadi, aku belum tahu keadaan Taehyung sampai kau datang, Hyung" Hoseok menjelaskan dengan raut khawatir yang kentara. Namjoon menghela nafasnya berat. Kepala Namjoon pening. Apa yang sudah terjadi pada adik kecilnya. Omomg-omong dimana Jeongguk? Jeongguk sedang pergi untuk menemui seseorang dan dia menitipkan Taehyung pada Hoseok sepenuhnya.

'Aku akan pergi menemui seseorang. Jika Taehyung sudah sadar, kau harus cepat menghubungiku. Jangan bilang aku bersama denganmu jika Namjoon datang. Jangan sekali pun' itu adalah isi pesan Jeongguk yang dikirimkan pada Hoseok.

"Hoseok, kau menemukan Taehyung dimana? Setelah menghubungi teman sekelasnya, mereka tidak tahu sama sekali keberadaan Taehyung. Lalu, kau, bagaimana bisa?" Namjoon bertanya lalu mengambil posisi untuk duduk di bangku yang berada di depan kamar inap Taehyung.

Hoseok terdiam sejenak. Memutarkan otaknya agar bisa mendapat jawaban yang tepat dan tanpa dicurigai. Mana mungkin bukan, Hoseok mengatakan bahwa Taehyung ditemukan di tumpukan sampah dan dibawa oleh Jeongguk kemari? Duh, Jeongguk mungkin akan menghajarnya.

"T-taehyung.. aku melihatnya di.."

"Keluarga Taehyung.." tiba-tiba perawat keluar dan memanggil keluarga Taehyung dan Namjoon pun berdiri menghampiri perawat untuk ikut masuk kedalam ruang rawat inap Taehyung. Sedangkan Hoseok, menghembuskan nafas lega atas pertanyaan Namjoon yang membuatnya harus memutar otak. 'Selamat, perawat itu datang pada waktu yang tepat!'

××××××

Jeongguk membawa mobil Hoseok menuju suatu tempat. Jeongguk kemudian memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah mewah. Tanpa basa-basi, dirinya turun dari mobil dan berjalan untuk memasuki rumah tersebut. Para pelayan langsung membungkuk hormat ketika Jeongguk melintas. Tidak, bukan. Ini bukan rumah Jeongguk. Tapi, penghuni rumah ini sangat tahu dengan Jeongguk.

"Wah, aku kedatangan tamu tak diundang pagi ini. Selamat pagi, Jeon" cara berbicaranya saja, sudah membuat Jeongguk muak.

"Tutup mulut sampahmu itu. Park Jimin!" Jeongguk menghampiri Jimin yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Jeongguk menarik kerah baju Jimin dan pemuda dihadapan Jeongguk pun hanya tertawa sinis.

"Pecundang kecil ini" sinis Jimin.

"Kemana perginya otakmu, Jimin?! Permainan ini diluar kesepakatan bedebah. Kau benar-benar seorang bajingan. Tidak seperti ini cara membuatmu menjadi seorang pemenang. Kau hanya membuat dirimu menjadi sampah. Bahkan sampahpun, masih bernilai. Kau lebih rendah dari sampah, brengsek!"

BUGH!

Pukulan itu bukan milik Jeongguk, tetapi milik Jimin. Pukulan keras mendarat dengan lancang di wajah Jeongguk sehingga tubuh Jeongguk kehilangan keseimbangannya dan hampir saja tubuhnya membentur kursi. Sudut bibirnya robek dan Jeongguk mendesis marah. Jimin menatap Jeongguk dengan pandangan nyalang, mengejek dan merendahkan.

"Lihat, siapa yang berbicara omong kosong disini? Yang lebih dulu memulai taruhan ini siapa, bangsat?! Jaga ucapanmu dan lihat dirimu, Jeon Jeongguk. Kau berkata aku sampah, lalu kau itu apa, sialan?! Kau tidak jauh beda denganku, you bastard!"

Jeongguk diam. Perkataan Jimin memang benar adanya. Dirinyalah yang memulai semua permainan ini. Tapi, alurnya tidak seperti yang diinginkan. Jeongguk mengaku salah untuk semua ini, tapi pikirkan kembali apa yang bedebah Jimin perbuat pada Taehyung. Pada kekasihnya. Dirinya akui bahwa sikapnya pada Taehyung memang brengsek dan barbar. Tapi, untuk yang satu ini, kelewatan.

"Mau mengelak apalagi kau?"

Jeongguk tertawa keras dan mengabaikan luka padan sudut bibirnya yang terlihat menyakitkan. "Kau benar. Aku manusia rendah. Tapi, aku tidak sebajingan dirimu. Aku memang yang memulai taruhan ini" Jeongguk mencoba berdiri dan menghadap di depan Jimin dengan tatapan yang menusuk tajam.

"Tapi kau harus paham jika ..."

BUGH!

"AKU BISA MEBATALKAN TARUHAN INI JIKA AKU MAU. DAN SEKARANG, PERMAINAN SELESAI. JIKA KAU BERANI MENYENTUH TAEHYUNG SEJENGKALPUN. KAU AKAN TAHU AKIBATNYA!" Jeongguk berjalan menjauh meninggalkan Jimin yang jatuh tersungkur dengan sudut bibir yang sobek. Tanpa Jeongguk tahu, Jimin mengulas seringai dibibirnya.

'Selesai? Tidak. Ini masih berlanjut, tunggu saja'

[ T B C ]

Fireeeeee~~~

Ini jadi gimana, gimana jadi ini.. jk ama jimin kenapa sih heran /lol

Jangan lupa vommentnya... arigatouu^^

 arigatouu^^

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.
•FEEL THE FIRE• [KOOKV FT. MINV]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu