13

1.7K 145 11
                                    

Jeongguk tengah sibuk berkutat dengan ponsel ditangannya. Sesekali suara decakan kesal terdengar dari celah mulutnya. Sudah kesekian kalinya, Jeongguk mengubungi seseorang tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Mengirim pesan pun tidak ada balasan. Jeongguk kesal dan berakhir membanting ponselnya ke sofa. "Sialan! Dia mencoba bermain dengan kesabaranku?! Kau perlu aku beri pelajaran nanti, Kim Taehyung!" Ujar Jeongguk marah sambil mengusak rambutnya frustasi.

Jeongguk melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil beberapa kaleng minuman dingin dengan kadar alkohol rendah. Semenjak kejadian hari itu, Jimin jarang main di apartemennya. Namun, Jeongguk sedikit bersyukur untuk itu. Setidaknya, Jeongguk tidak akan mengotori tangannya untuk menghajar wajah Jimin dengan brutal. Suara tutup kaleng terdengar begitu keras. Jeongguk meminumnya dengan perasaan kesal luar biasa. Nama Taehyung terlalu sensitif bagi kesabarannya.

Tapi kenapa sering kali, pemuda manis itu selalu bisa menguras habis kesabarannya. Jeongguk memijat pangkal hidungnya. Tidak habis pikir.

Suara ponsel Jeongguk tiba-tiba berdering memecah keheningan. Jeongguk berjalan mengambil ponselnya dengan segera.

Incoming call
Hoseok

Jeongguk sedikit heran namun mengangkatnya segera. "Ada apa? tumben sekali kau menghubungiku"

"Ah, iya kau benar. Sudah lama sekali. Padahal kita satu sekolah"

"Benar. Lalu ada perlu apa?" Jeongguk bertanya kemudian meminum minumannya sebelum suara Hoseok di sambungan terdengar ragu.

"Kau.. kau sedang bersama Taehyung?"

Jeongguk mengerutkan keningnya, tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Tanya Jeongguk dingin. Jeongguk tidak pernah berkata apapun tentang hubungannya dengan Taehyung maupun perselisihannya dengan Jimin kepada siapapun. Namun, Hoseok tiba-tiba saja bertanya tentang Taehyung padanya, cukup membuat Jeongguk terkejut. 'Pasti ada sesuatu yang tidak beres' pikir Jeongguk.

"Hoseok, ada apa? jelaskan padaku!" Jeongguk menahan amarahnya sebisa mungkin agar terkendali. Suara gumaman Hoseok terdengar cukup kacau ditelinga Jeongguk.

"Kau datang segera kemari. Akan aku jelaskan detailnya. Jangan lupa, hubungi Yoongi"

"Untuk apa memanggil Yoongi. Dia tidak ada sangkut pautnya untuk hal ini, Hoseok!" Jeongguk sedikit menaikkan nada suaranya. Astaga, kepalanya jadi pening.

"Kalau begitu, kau datang saja kerumahku secepatnya" kemudian Hoseok langsung memutuskan sambungan itu sepihak. Jeongguk menggeram marah. Ada apa dengan Taehyung dan Hoseok? Kenapa Hoseok menanyakan kekasihnya -Taehyung- ada bersama dirinya atau tidak. Jeongguk segera mengambil jaket dan kunci motornya untuk segera pergi kerumah Hoseok. Pada pukul satu dini hari.

'Aku yakin. Ada sesuatu hal yang benar-benar tidak beres pada Taehyung'

××××××

Sakit. Seluruh badan Taehyung merasa sakit luar biasa. Tangannya merasa lecet karena kembali bergesekan dengan rantai yang melingkar di pergelangan tangannya. Kepalanya pening. Setelah kejadian tadi, dimana Taehyung dengan perasaan hancur melayani keinginan Jimin. Ia ingin sekali pergi jauh dan tidak ingin kembali ke bumi. Taehyung merasa kotor. Taehyung merasa jijik dengan dirinya sendiri. Kenapa harus hal seperti ini yang terjadi pada dirinya.

Taehyung masih merasakan kuat bau sperma di tubuhnya. Taehyung menangis melihat keadaanya yang sekarang. Menyedihkan dan hina. Menjijikan.

'Namjoon hyung, aku minta maaf. Jeongguk walaupun kau brengsek padaku, kau tidak akan melakukan ini, kan? Aku merasa hina jika bertemu denganmu. Kau bahkan tidak pernah memperlakukanku seperti ini' batin Taehyung nelangsa.

"Sudah bangun?" Ujar Jimin dengan nada mengejek dihadapan Taehyung yang terlihat menyedihkan. Taehyung memalingkan wajahnya dari Jimin. Jimin hanya tersenyum remeh. "Aku pikir, dengan membawamu kesini, Jeongguk akan mencarimu. Tapi, nyatanya kekasih payahmu itu tidak datang, ya?" Ucap Jimin sambil tertawa sinis kearah Taehyung.

"Kasian sekali, mainan Jeongguk yang ini.." Jimin mendekatkan dirinya pada Taehyung yang masih terbaring diatas ranjang dengan tangan terikat dan mulut yang di sumpal kain. "... Sudah menjijikan." Kemudian tawa keras dari Jimin mengudara. Bagi Taehyung, suara tawa Jimin adalah alunan neraka baginya.

"Dengar!" Jimin mencengkram rahang Taehyung cukup keras. Hingga netra Taehyung bertatapan langsung dengan netra Jimin. Dan, menatap pemuda ringkih ini dengan nyalang. "Aku sudah tidak ingin bermain dengan barang menjijikan sepertimu. Jadi, aku sudah tidak butuh kau!" Kemudian Jimin menyentak cengkramannya dengan keras. Sakit. Taehyung merasa dirinya sudah hancur kesekian kalinya.

"Penjaga! Bawa keluar orang menjijikan ini. Buang dia dijalanan!" Jimin berteriak memanggil para penjaganya.

"Baik tuan!"

Para penjaga Jimin pun membawa tubuh Taehyung yang masih terikat. Taehyung sedikit berontak tapi percuma saja. Badannya masih merasakan nyeri yang tidak tertahankan. Dan, hal yang Taehyung ingat setelah itu adalah ucapan 'selamat tinggal' dari Jimin dan kegelapan yang merenggutnya.


- T B C -

Aku gatahan nyiksa Taeby lama-lama. Gategaㅠㅠ
Jeongguk udah nongol nih. Maafkan kalo kalian emosi dengan jimin, ya... /laugh

Jangan lupa dukungannya^^

× Arigatouuuu ×

•FEEL THE FIRE• [KOOKV FT. MINV]Where stories live. Discover now